Mohon tunggu...
Aji Maulana
Aji Maulana Mohon Tunggu... -

membaca, menulis, musik, bakso, memancing, pemerhati masalah sosial budaya dan sejarah.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jebakan K-III, di Pemilihan Kapolri

15 Januari 2015   20:36 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:04 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aroma adu urat antara Koalisi Merah Putih (KMP) dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) belakangan kembali tercium menggelitik. Hanya saja kali ini dilakukan dengan cara yang cukup halus. Hal itu setidaknya terlihat saat dilaksanakannya rapat paripurna DPR yang digelar hari ini membahas ; fit and Proper Test Komjen Pol Budi Gunawan sebagai calon tunggal Kapolri, di hadapan Komisi III DPR RI.

Tak heran jika Ketua DPP Partai Demokrat, Ulil Abshar Abdalla mengaku ‘curiga’ melihat fenomena kekompakan Komisi III DPR yang menyetujui Komjen Budi Gunawan (BG) sebagai Kapolri menggantikan Jenderal Sutarman itu.

"Masih heran, sudah dinyatakan tersangka oleh KPK, Jokowi tak mencabut BG. Yang dahsyat lagi, DPR menyetujui," katanya melalui akun Twitter, @ulil. "Kayaknya DPR 'ngerjai' Jokowi ini dengan meloloskan BG." (republika.co.id).

Adapun yang paling menggelitik hati, menurut Ulil mengapa KMP ikut setuju dengan keputusan KIH. Padahal mereka telah sama-sama mengetahui fakta kasus yang tengah bergulir menimpa BG.

Sebagaimana diketahui, dari 10 fraksi yang ada di DPR, 9 diantaranya menyetujui pengangkatan BG menjadi Kapolri, dan hanya Fraksi Partai Demokrat yang menolak.

Memandang pertunjukan itu, seperti melihat peristiwa “sekumpulan orang yang biasa menggoda orang buta, melihat adanya lobang di jalan yang hendak di lalui si buta. Mereka tahu lobang itu dapat menyebabkan si buta terperosok, jatuh atau bahkan binasa jika masuk ke dalam lobang tersebut. Namun sekumpulan orang itu malah menyoraki dan memberi semangat kepada si buta, agar terus melanjutkan jalannya.”

Melihat pemandangan itu, saya menduga, barangkali mereka akan bersuka ria jika si buta terjerembab, baik binasa maupun tidak. Karena setidaknya uang yang dibawa si buta cukuplah banyak, dan itu tentu akan jadi rebutan diantara mereka. Namun jika entah karena sebab apa sehingga si buta dapat selamat terhindar dari lobang itu, apakah mereka tetap berharap akan dapat kesempatan kedua untuk bisa meneriaki si buta kembali, agar benar-benar dapat terjerumus? entahlah!

Kembali menyutit kata Ulil, ‘nampaknya Jokowi melakukan blunder dan salah kalkulasi politik dalam menangani pergantian Kapolri ini.’

Kalau melihat pertunjukan di DPR tadi sih, aku membayangkan seakan; mereka bisik-bisik berkata ‘biarkan Jokowi nyalonin itu, kita dukung saja! entar kalau sudah jadi, rame-rame kita timpuk, karena alasan mengangkat orang raport merah. Padahal raport kuning ada, raport hijau ada, biru juga ada.”

Kalkulasiku, jika jokowi selamat dalam jebakan kasus ini, maka sikap dukungan KMP itu sendiri secara politis akan mereka jadikan sebagai ‘jualjasa” dengan cara memberi dukungan, meskipun hakikatnya dukungan tersebut tidak memberi nilai sama sekali, bahkan cenderung berbahaya. Walau demikian, karena teori politik saat menyumbang dukungan, maka suatu saat berhak minta balasan, maka KMP suatu saat berhak meminta balasan kepada pihak Jokowi atau KIH.

Beruntung jika Jokowi nanti dapat balas “mengerjai” dengan dalih ‘balas budi’ atas dukungan tersebut. Kalau tidak, maka hanya akan menyerahkan keberuntungan untuk membalas dukungan yang sia-sia itu. Sedangkan kalkulasi kedua, jika Jokowi jatuh karena jebakan ‘si buta’ ini, maka KMP akan bersorak suka cita, dan merayakan keberhasilannya bermain politik. Hore…..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun