Mohon tunggu...
Motulz Anto
Motulz Anto Mohon Tunggu... Freelancer - Creative advisor

Pemerhati Kebijakan | Wacana Sosial | Pengamat dan Penikmat Kreativitas, Pelaku Kreatif | Ekonomi Kreatif | motulz.com | geospotter.org | motulz@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Menanti Perubahan Industri Indonesia Menuju Digitalisasi

17 April 2017   12:49 Diperbarui: 17 April 2017   22:03 1030
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia sudah lama dikenal sebagai salah satu negara dengan pengguna digital yang cukup tinggi. Hampir banyak lini kehidupan sudah memasuki babak digital, data, dan jejaring (network). Pertumbuhan pengguna internet data dan digital di Indonesia yang terkoneksi dengan jejaring kian meluas jangkauannya. Pertumbuhan pesat ini bisa mudah terlihat di sektor industri komunikasi dan perbankan. Namun bagaimana dengan industri berat (heavy industries) di Indonesia? Sudahkah mereka masuk ke babak data dan digital?

Indonesia sedang dalam pertumbuhan pembangunan infrastruktur yang cukup serius. Pembangunan yang bisa terlihat antaranya mulai dari pembangunan pembangkit listrik, dermaga, industri perikanan, hingga jaringan perkeretaapian dan jalan tol. Semua dilakukan begitu signifikan dengan melibatkan banyak pihak mulai dari lembaga pemerintahan, swasta, dan bantuan pinjaman asing. Di sini sangat terlihat bagaimana perencanaan, kecepatan dan ketepatan kerja menjadi penting. Di sinilah fungsi dan peran teknologi data dan digital menjadi begitu penting. Bagaimana bisa membangun sebuah kaitan terpadu antara industri berat (heavy industries) dengan data digital? Inilah yang menjadi pembahasan di sebuah acara Digital Industrial Forum 2017 di Fairmont Hotel beberapa waktu lalu.

Beruntung sekali saya bisa hadir di situ karena konon undangan pendaftaran begitu diminati namun karena tempat yang terbatas maka hanya dapat menampung beberapa undangan saja. Ketertarikan saya adalah karena beberapa pembicara yang menjadi narsum di forum ini cukup langka dan layak dijadikan rujukan. Terlebih bagi mereka yang tertarik mengamati perkembangan dan pertumbuhan teknologi dan inovasi. Dua pembicara yang saya tunggu-tunggu adalah Jeff Immelt yang mana dia adalah CEO GE (General Electric) dan Bapak Prof. B.J. Habibie.

Prof. B.J.Habibie
Prof. B.J.Habibie
Jeff Immelt (CEO GE)
Jeff Immelt (CEO GE)
Dari keduanya saya semacam mendapatkan sebuah wawasan yang bagus dan menarik sekali, baik dalam konteks pembangunan industri Indonesia secara khusus maupun dalam konteks kemajuan teknologi secara umum. Presentasi mereka saya rasakan bagai sebuah kuliah umum dan presentasi yang saling melengkapi. Jika Jeff Immelt bercerita tentang perkembangan teknologi saat ini, maka Pak Habibie bercerita tentang peran manusianya dibalik teknologi kekinian.

Digital Industrial atau digitalisasi industri, adalah sebuah kesadaran utuh dari GE yang selama ratusan tahun bergerak di dunia industri (berat) yang kemudian menyadari pentingnya perkembangan teknologi data dan digital yang berkembang begitu pesat dan diluar dugaan. Jeff memaparkan bagaimana strategi GE yang kini serius memasuki babak baru digital dan sungguh-sungguh untuk terlibat di ranah teknologi digital (data, network, realtime). Strategi nyata yang diambil GE dipaparkan Jeff Immelt sebagai upaya menggabungkan "heavy industries" dengan "big data". Tak heran kalau akhirnya GE berani mengambil terobosan dengan melakukan investasi yang tidak kecil di sektor digital dan starts up. 

Bagan digitalisasi Industri GE
Bagan digitalisasi Industri GE
Handry Santriago (CEO GE Indonesia)
Handry Santriago (CEO GE Indonesia)
Hal menarik kedua - siapa yang menyangka jika Indonesia kini telah menjadi bagian penting dalam kancah dunia digital dan starts up, maka GE Indonesia (yang ternyata sudah berusia 70 tahun lebih ini) akan ikut ambil bagian dalam menyikapi perkembangan digital secara umum dan digital dalam industri secara khusus. Keterlibatan GE dalam pembangunan di Indonesia cukup signifikan, memang bukan dalam konteks barang-barang konsumen seperti alat listrik, mesin cuci dan sejenisnya. Melainkan sebagai penyedia sarana penunjang teknologi dalam industri berat, seperti misalnya teknologi pada alat-alat di rumah sakit, mesin pembangkit pada PLTA, mesin-mesin pada lokomotif kereta api, hingga mesin jet pada pesawat terbang yang hilir-mudik di langit Indonesia.

Begitulah kepedulian GE, yang sudah berusia 125 tahun di dunia Industri, termasuk 75 tahun keberadaannya di Indonesia menaruh harapan atas perkembangan teknologi data dan digitalisasi ini akan menjadi hal penting bagi kebanyakan industri di Indonesia. Termasuk kepeduliannya pada industri-industri lain yang belum concern atas pentingnya data dan digitalisasi industri. Semoga inisiatif GE Indonesia ini menjadi awal dan gerbang perubahan arah industri berat di Indonesia.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun