Mohon tunggu...
Motulz Anto
Motulz Anto Mohon Tunggu... Freelancer - Creative advisor

Pemerhati Kebijakan | Wacana Sosial | Pengamat dan Penikmat Kreativitas, Pelaku Kreatif | Ekonomi Kreatif | motulz.com | geospotter.org | motulz@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Belajar Agama Islam di Tengah Hutan Kalimantan

30 September 2015   09:41 Diperbarui: 4 April 2017   18:16 3375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mendengar nama daerahnya pun kita belum tentu kenal, yaitu Tabalong. Sebuah kabupaten di Kalimantan Selatan yang di tengah hamparan hutan muncul sebuah komplek Islamic Center dengan gaya arsitektur moderen. Bagaimana bisa di tengah hutan terdapat sebuah komplek Islamic Center?

Saya tahu Tabalong Islamic Center ini dari blog milik teman saya mbak Ainun, yang mana komplek bangunan mesjid ini dibangun oleh perusahaan tambang batu-bara Adaro tahun 2012. Sebagai salah satu program CSR, mesjid ini dibangun dengan rancangan arsitektur yang sangat bagus sekali. Saya tidak tahu darimana Pak Garibaldi Thohir - sebagai pimpinan perusahaan Adaro memiliki ide untuk membangun sebuah komplek islamic center di situ. Selain dekat dengan lokasi pertambangan, bisa jadi memang karena banyak warga muslim di sana. Tapi mungkin ada konsep lain? misalnya semacam ingin membangun kembali kejayaan kisah kerajaan islam di Kalimantan?

Kita tahu bahwa dulu sekali, di wilayah Kalimantan berdiri sebuah kerajaan Islam yang besar bernama Kutai Kertanegara, lokasinya di sebelah Timur Kalimantan yang sebenarnya tidak jauh dengan wilayah Tabalong yang berada di perbatasan Kalimantan Timur dengan Kalimantan Selatan. Saya berfikir bisa jadi dari sinilah gagasan Pak Garibaldi Thohir membangun komplek Islamic Center ini. Bahwa akhirnya kebetulan lokasi tersebut pun merupakan wilayah binaan CSR dari grup Adaro.

Dari banyak foto yang saya lihat komplek Islamic Center ini sangat bagus dan megah. Desain kubah mesjid terbalik yang mirip mangkuk terbuka ini memiliki simbol kedua tangan yang sedang menadah atau memohon - seperti saat kita berdoa. Kaligrafi islam juga menghiasi banyak dinding bangunan. Ornamen bermotif geometris pun jadi elemen yang khas di bangunan-bangunannya. Luas kawasan ini berkisar 2.300 m2 terdiri dari beberapa bangunan besar selain mesjid. Desainnya pun sangat moderen dan keren sekali. Saya pikir Pak Boy - panggilan Pak Garibaldi Thohir memiliki cita rasa seni arsitektur yang tinggi juga. Sungguh makin penasaran saya dengan komplek Islamic Center ini.

“Adaro sadar bahwa estetika juga menjadi nilai penting bagi sebuah tempat ibadah, seperti Tabalong Islamic Center. Sudah sepatutnya Allah SWT yang menjadi prioritas utama kita, memiliki tempat terbaik di Bumi Tabalong ini”, ujar Garibaldi Thohir, Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk. Dari sini saya rasa sungguh Pak Boy ini memiliki cita rasa seni yang baik. Cerminan ini tampak pula pada bangunan yang mereka sebut Plaza Manasik, bentuknya lapangan melingkar dengan lantai bermotifkan lingkaran geometris yang merupakan ciri dari seni rupa Islam. Konon di Plaza Manasik ini sering digunakan sebagai lokasi simulasi manasik haji.

Secara keseluruhan sungguh komplek Islamic Center ini sangat mengagumkan. Pak Garibaldi Thohir nampaknya berhasil meracik penggabungan antara komplek Islamic Center ini dengan spirit warga Tabalong itu sendiri. Nama mesjid di sini adalah Al Abrar yang memiliki makna: kelompok manusia yang gemar melakukan kebajikan untuk lingkungan atas nama Allah SWT. Sebuah makna yang besar dan penuh spirit bagi warga Tabalong.

Kagum, itulah perasaan saya saat tahu akan keberadaan tempat ini. Penasaran, itulah perasaan saya selanjutnya. Ingin rasanya saya berkesempatan main ke komplek Islamic Center di Tabalong ini. Saya ingin sekali melihat langsung dan memahami gagasan-gagasan inovasi Pak Garibaldi Thohir bersama perusahaannya Adaro lewat serangkaian karya arsitektural ini. Semoga saya punya kesempatan itu.. :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun