Bentuk kepedulian itu bermacam-macam, termasuk kepedulian sebuah perusahaan akan sesuatu. Hal yang paling sering kita baca atau temukan adalah bentuk kepedulian sosial atau bahkan sering disebut sebagai tanggung jawab sosial. Dalam sebuah kesempatan, saya mengunjungi pabrik Pocari Sweat di Kejayan Pasuruan Jawa Timur. Minuman ini sejak tahun 80an terkenal sebagai minuman pengganti ion tubuh yang hilang. Ini menarik karena sebelumnya kita tidak pernah terbayang bahwa ion tubuh kita ternyata dapat hilang dan Pocari Sweat peduli akan kehilangan tersebut. Lantas apa korelasinya?
Dalam kunjungan ini saya tidak serta-merta hanyak diajak melihat ke pabrik, karena pada intinya pabrik ya hanyalah pabrik. Walaupun yang saya lihat pabrik ini bersih karena mengusung konsep "Clean and Modern"persis sama seperti pabrik dan kantor mereka di Sukabumi Jawa Barat. PT. Amerta Indah Otsuka (perusahaan pembuat Pocari Sweat, Ionessence, dan SoyJoy) Â juga membuat kantornya menjadi semacam pusat informasi publik yang begitu menarik, komunikatif, dan kreatif sekali. Misalnya dengan mempersonifikasi produk Pocari Sweat sebagai tokoh atau karakter komik / kartun.
Kembali ke narasi tentang kepedulian atas hilangnya ion di dalam tubuh, PT. Amerta Indah Otsuka ini ternyata juga gencar memberikan kepeduliannya pada hilangnya hal lain. Misalnya - Kota Malang sedang giat melakukan pembangunan. Saat saya berkeliling ada banyak sekali pembangunan jalan dan bangunan.Â
Tentu hal tersebut merupakan pertumbuhan yang baik bagi Kota Malang. Yang paling menjadi tantangan dalam situasi barusan adalah ancaman pembangunan yang merembet ke lahan kosong dan lahan hijau di tengah kota. Jika tidak ada kepedulian baik dari masyarakat, pemerintah, dan pihak swasta terhadap lahan tersebut, maka bisa jadi dalam waktu singkat saja lahan tersebut akan hilang, diubah peruntukannya menjadi bangunan yang lebih punya nilai komersil. Faktanya, dalam setiap pembangunan kota tidak sepenuhnya melulu tentang nilai ekonomisnya bukan?Â
Oh iya, Selain di Kota Malang, dalam perjalanannya, kami pun sempat singgah di Alun-Alun Bangil di Pasuruan Jawa Timur. Keberadaan alun-alun ini mirip dengan Hutan Kota Malabar tadi yaitu sudah ada sejak jaman kolonial Belanda. Warga Bangil sudah begitu akrab dengan "lapangan terbuka" ini. Seperti halnya alun-alun di tempat lain, di alun-alun sini pun bersebelahan dengan mesjid agung dan kantor pos yang usianya cukup lawas. Masyarakat Bangil begitu optimal menggunakan fungsi lapangan ini selama bertahun-tahun. Perbaikan demi perbaikan pun dilakukan. Mulai dari perbaikan pagar, paving blok, fasilitas taman bermain anak, hingga pintu gapura yang megah hasil desain langsung Bupati Pasuruan sendiri yaitu Bapak M. Irsyad Yusuf.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI