Mohon tunggu...
Motulz Anto
Motulz Anto Mohon Tunggu... Freelancer - Creative advisor

Pemerhati Kebijakan | Wacana Sosial | Pengamat dan Penikmat Kreativitas, Pelaku Kreatif | Ekonomi Kreatif | motulz.com | geospotter.org | motulz@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Selain Peduli Hilangnya Ion Dalam Tubuh, Pocari Sweat Juga Peduli Hal Lain Ini

7 Desember 2017   10:24 Diperbarui: 7 Desember 2017   12:04 2067
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bentuk kepedulian itu bermacam-macam, termasuk kepedulian sebuah perusahaan akan sesuatu. Hal yang paling sering kita baca atau temukan adalah bentuk kepedulian sosial atau bahkan sering disebut sebagai tanggung jawab sosial. Dalam sebuah kesempatan, saya mengunjungi pabrik Pocari Sweat di Kejayan Pasuruan Jawa Timur. Minuman ini sejak tahun 80an terkenal sebagai minuman pengganti ion tubuh yang hilang. Ini menarik karena sebelumnya kita tidak pernah terbayang bahwa ion tubuh kita ternyata dapat hilang dan Pocari Sweat peduli akan kehilangan tersebut. Lantas apa korelasinya?

Dalam kunjungan ini saya tidak serta-merta hanyak diajak melihat ke pabrik, karena pada intinya pabrik ya hanyalah pabrik. Walaupun yang saya lihat pabrik ini bersih karena mengusung konsep "Clean and Modern"persis sama seperti pabrik dan kantor mereka di Sukabumi Jawa Barat. PT. Amerta Indah Otsuka (perusahaan pembuat Pocari Sweat, Ionessence, dan SoyJoy)  juga membuat kantornya menjadi semacam pusat informasi publik yang begitu menarik, komunikatif, dan kreatif sekali. Misalnya dengan mempersonifikasi produk Pocari Sweat sebagai tokoh atau karakter komik / kartun.

Kembali ke narasi tentang kepedulian atas hilangnya ion di dalam tubuh, PT. Amerta Indah Otsuka ini ternyata juga gencar memberikan kepeduliannya pada hilangnya hal lain. Misalnya - Kota Malang sedang giat melakukan pembangunan. Saat saya berkeliling ada banyak sekali pembangunan jalan dan bangunan. 

Tentu hal tersebut merupakan pertumbuhan yang baik bagi Kota Malang. Yang paling menjadi tantangan dalam situasi barusan adalah ancaman pembangunan yang merembet ke lahan kosong dan lahan hijau di tengah kota. Jika tidak ada kepedulian baik dari masyarakat, pemerintah, dan pihak swasta terhadap lahan tersebut, maka bisa jadi dalam waktu singkat saja lahan tersebut akan hilang, diubah peruntukannya menjadi bangunan yang lebih punya nilai komersil. Faktanya, dalam setiap pembangunan kota tidak sepenuhnya melulu tentang nilai ekonomisnya bukan? 

Hutan Kota Malabar, Malang
Hutan Kota Malabar, Malang
 Lahan terbuka dikenal berfungsi untuk serapan air, seperti halnya lahan hijau sebagai penyerap polusi udara. Di Kota Malang terdapat sebuah hutan kota yang luasnya kurang lebih 17 hektar. Sejak era kolonial Belanda lahan ini sudah difungsikan sebagai daerah reservoir (penampung air). Nama lahan hijau ini adalah Hutan Kota Malabar, yang diambil dari salah satu nama jalan di situ. Lahan hijau ini terus dijaga, yang mana selain difungsikan sebagai hutan kota, daerah resapan, juga kini difungsikan sebagai tempat wisata edukasi vegetasi (pepohonan dan tanaman), tempat olahraga, bahkan juga terdapat pos pengolahan kompos. Dari semua hal itu, PT. Amerta Indah Otsuka terlihat serius sekali untuk andil dalam menjaga agar hutan kota ini tidak hilang, baik andil dalam revitalisasi juga andil dalam penanaman sekian banyak pohon.

Oh iya, Selain di Kota Malang, dalam perjalanannya, kami pun sempat singgah di Alun-Alun Bangil di Pasuruan Jawa Timur. Keberadaan alun-alun ini mirip dengan Hutan Kota Malabar tadi yaitu sudah ada sejak jaman kolonial Belanda. Warga Bangil sudah begitu akrab dengan "lapangan terbuka" ini. Seperti halnya alun-alun di tempat lain, di alun-alun sini pun bersebelahan dengan mesjid agung dan kantor pos yang usianya cukup lawas. Masyarakat Bangil begitu optimal menggunakan fungsi lapangan ini selama bertahun-tahun. Perbaikan demi perbaikan pun dilakukan. Mulai dari perbaikan pagar, paving blok, fasilitas taman bermain anak, hingga pintu gapura yang megah hasil desain langsung Bupati Pasuruan sendiri yaitu Bapak M. Irsyad Yusuf. 

Gapura Alun-Alun Bangil, Pasuruan
Gapura Alun-Alun Bangil, Pasuruan
Alun-alun ini selain digunakan sebagai lokasi rekreasi warga, juga digunakan untuk acara-acara keagamaan. Maklum saja karena Kecamatan Bangil dan Kabupaten Pasuruan memang terkenal dengan ungkapan kawasan seribu mesjid dan seribu pesantren. Dalam setahun kegiatan keagamaan di lapangan ini bisa dikatakan jadwalnya cukup padat. Mulai dari acara pengajian sampai tabliq akbar yang diadakan baik oleh masyarakat atau organisasi keagamaan. Alun-Alun Bangil yang luasnya kurang lebih 1,2 hektar atau tidak lebih dari setengahnya luas Mesjid Istiqlal sudah juga menjadi tempat bertemu umat muslim Bangil dari berbagai latar belakang.

Yoshihiro Bando - Presdir PT. Amerta Indah Otsuka
Yoshihiro Bando - Presdir PT. Amerta Indah Otsuka
Inisiatif kepedulian sosial dan keagamaan tersebut nampaknya juga sudah menjadi kepedulian perusahaan asal Jepang yang hampir 20 tahun telah berada di Indonesia. Tak heran jika di komplek pabrik Pocari Sweat di Kejayan Pasuruan tadi pun selain dibangun mesjid yang apik sekali terdapat juga Rumah Belajar di sebelahnya . Berada di bagian depan pabrik yang mudah diakses masyarakat saat jam waktu sholat. Letak mesjid tersebut pas bersebelahan dengan Rumah Pintar yang aktif digunakan sebagai tempat pembelajaran ekstrakurikuler siswa SD dan SMP di Pasuruan.

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun