Cuma karena saya suka posting foto-foto pesawat terbang ternyata membuat Naufal - putra dari teman saya terpukau. Sang ayah, Bowo - teman saya, bilang kalau anaknya itu memang penggemar dunia dirgantara. Naufal (13 th) doyan membaca majalah penerbangan. Hal ini membuat saya teringat masa kecil dulu saat ayah suka megajak main ke bandara.
Dunia penerbangan dengan anak-anak rasanya sangat akrab sekali. Rasanya mungkin hampir semua anak-anak akan senang jika diajak melihat pesawat terbang. Rasa kagum anak-anak pada pesawat terbang menurut saya menjadi salah satu bekal dan modal dasar anak-anak untuk menyukai pelajaran sains, desain, dan teknologi. Karena ketiga hal tersebut terkandung di dalam dunia penerbangan.
[caption caption="(Foto milik @motulz)"][/caption]Jika diperhatikan, dunia penerbangan merupakan salah satu bukti atas kejayaan otak dan pemikiran manusia dalam merekayasa ambisi mereka untuk dapat bisa terbang. Selama puluhan tahun manusia memutar otaknya untuk terus memperbaharui kemampuan, kenyamanan, dan keamanan mereka saat terbang. Tidak sedikit nyawa yang hilang akibat ambisi manusia untuk terbang ini. Namun hal tersebut menjadi proses berharga dalam kemajuan dunia penerbangan yang sudah melampaui dari apa yang pernah dicita-citakan oleh para penemu "mesin terbang" jaman dulu bukan?
Bulan April, merupakan salah satu bulan yang banyak kaitannya dengan sejarah manusia dalam penerbangan. Di bulan ini lahir Wilbur Wright, salah satu penemu pesawat terbang bersama saudara kandungnya Orville. Di bulan ini pula manusia berhasil menembus mimpinya untuk terbang tinggi hingga ke luar angkasa dengan pesawat ulang-alik bernama Columbia.
Indonesia pernah mengalami masa dimana anak-anak memiliki mimpi besar atas dunia penerbangan, yaitu saat Pak BJ. Habibie - Menristek saat itu, membangun sebuah pesawat baling-baling asli buatan Indonesia di Bandung. Saya meyakini saat itu semua anak Indonesia cukup dibuat terpana di depan TV. Rasa kagum yang begitu besar saat hidung pesawat CN-235 muncul keluar ditarik dari hangar dan diresmikan oleh presiden Suharto dengan nama Tetuko. Terlepas dari sukses atau tidaknya pesawat itu di pasaran dunia dirgantara internasional, namun kemunculan pesawat terbang buatan Indonesia ini cukup menjadi bukti nyata karya impian anak-anak Indonesia.
Seperti yang kita tahu, anak-anak adalah imitator ulung, ia akan mudah meniru dari apa yang ia lihat di masa kanak-kanaknya. Saat mereka melihat hal bagus tentu ia akan terpacu untuk meniru hal bagus tersebut, begitu pun dengan hal yang membangkan termasuk juga untuk hal yang buruk. Di sinilah para orang tua, guru, bahkan pemerintah mustinya sadar dan harusnya memfasilitasi mimpi mereka dengan hal-hal baik. Sebagai pemerintah bukan tidak mungkin memberikan asupan mimpi mereka lewat pembangunan dan pengembangan ilmu, sains, desain, dan teknologi. Karena dari situlah anak-anak Indonesia akan terpicu dan semoga akan mampu melahirkan para pakar ilmu, sains, desain, dan teknologi di masa depan.
[caption caption="(Foto milik @motulz)"]
[caption caption="Saya dan Naufal"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H