[caption caption="(Foto milik @motulz)"][/caption]
Saya pengendara mobil, bukan penumpang reguler TransJakarta. Walau demikian saya sadar kemanjuran angkutan ini di saat jam macet atau 3in1. Caranya, parkir mobil di gedung pertokoan yang lokasinya dekat dengan terminal busway. Lalu berangkat ke lokasi meeting dengan busway. Sayangnya pertaruhan saya berikutnya adalah: waktu!
Sore tadi saya harus pergi ke daerah Rawamangun dari Blok M, karena sudah sore dan tahu akan kena 3in1 maka saya pergi dengan taksi lalu akan kembali malamnya dengan busway tujuan Blok M. Saya membayangkan santainya naik TransJakarta menembus kemacetan jalan Pramuka, Matraman, dan Sudirman.
Saya naik dari halte Sunan Giri, Jl. Pemuda. Saya berlari karena saya melihat si bus sedang menunggu, saya percepat lari saya dan busway masih sabar menunggu saya. Alhasil sesampainya saya di halte, busway tetap menunggu - ternyata mogok! Kata petugas saya harus naik busway ke arah berlawanan, yaitu halte Veledrome. Nanti saya naik dari sana dan si busway akan menyalip busway yang mogok tadi.
Busway arah berlawanan tiba, saat saya mau naik penumpang penuh sesak dan lampu di dalam bus padam. Di dalam saya membayangkan berada di dalam bus PPD yang mobilnya masih Dodge. Dingin AC yang sudah tidak stabil bercampur dengan bau knalpot dan keringat penumpang, rasanya tidak terbayang jika para penumpang di situ harus mengalami hal semacam ini berhari-hari.
Setibanya di Halte Veledrome, saya menunggu TransJakarta no.4 (Pulo Gadung - Duku Atas), lama sekali hampir 15 menit tidak kunjung datang. Hopeless.. karena saya mengejar waktu harus ke daerah Senayan, maka saya urung naik TransJakarta dan langsung panggil taksi. Dalam perjalanan, taksi pun kena macet dan di sebelah saya jalur busway pun macet karena penuh sesak dengan mobil dan motor yang menerobos masuk jalur TransJakarta. Akhirnya beberapa bus TransJakarta terpaksa harus antri dan ikut kena imbas kemacetan.
Saat kami melintasi halte TransJakarta, saya melihat sejumlah penumpang yang nampaknya baru pulang kerja dengan wajah lesu dan tatapan kosong. Beberapa orang menatap smartphone-nya, sisanya ada yang tidur di kursi tunggu. Seolah sudah tidak ada lagi energi untuk marah dan komplain.. "mana nih busway-nya?". Tidak jauh dari situ, kami pun melewati sebuah bus TransJakarta yang terjepit macet akibat kendaraan-kendaraan yang menerobos juga. Saya melihat ke dalam bus, penumpang yang berdiri menatap keluar bus dengan wajah lesu dan berharap segera sampai di lokasi tujuan.
Mari sama-sama kita bayangkan, berapa lama waktu yang ia habiskan untuk mengantri bus TransJakarta? Lalu, saat sudah mendapatkan bus, ia pun harus terkena macet, belum lagi jika ia harus berganti rute bus? Antri lagi, lama lagi, lalu kena macet lagi? Sepanjang perjalanan tadi, saya kena macet kurang lebih hampir dua jam. Saat itu saya yakin sekali jika saya tadi naik bus TransJakarta dari Halte Veledrome ke Duku Atas lalu ke Blok M.. bisa jadi butuh waktu hingga 3 jam atau lebih.Â
Akibat kejadian itu, saya akhirnya jadi mikir betapa kendaraan yang masuk jalur busway itu adalah orang-orang yang sangat egois. Mereka telah mencuri waktu para penumpang TransJakarta. Semua kendaraan yang nekad masuk jalur busway, alasannya pasti sama yaitu ingin cepat. Padahal di saat mereka melakukan itu mereka pun sudah mencuri hak "ingin cepatnya" para penumpang TransJakarta bukan? Terlebih lagi jika dalam proses mengambil haknya tersebut, para penumpang harus menunggu dengan waktu yang cukup lama. Saya pikir.. terlalu jahat jika kita-kita melakukan itu. Semua orang butuh waktu, semua orang ingin cepat. Tapi dengan cara mencuri hak orang lain? saya pikir itu perbuatan yang sangat jahat.
Semoga ini jadi pembelajaran saya, untuk tidak egois kepada penumpang TransJakarta. Ini bukan surat terbuka, ini sekedar pengingat saya saja. Sekaligus saya ingin meminta maaf jika beberapa kali saya sudah mencuri hak kalian sebagai penumpang TransJakarta.
Â