Mungkin kalau ada lomba ngotot award, saya bisa jadi juara, minimal masuk nominasi. Prinsip saya sederhana, paling kalau saya kebablasan, ya diusir, ya tidak apa, diusir pun kan sebuah pengalaman juga, yaitu pengalaman disuruh pergi, wehehe..
Ada sebuah kalimat bijak yang menarik yang membuat saya semakin mantap memilih profesi menjadi motivator :
“Do what you love, love what you do, and you don’t need to work for your whole life, you just need to do your hobby!”
Ngobrol dan tampil itu ternyata saya temukan sebagai passion saya, sesuatu yang antusias saya lakukan. Setelah menjalani profesi ini dalam periode tertentu, pada satu titik saya sadari, bahwa ilmu ini jangan berhenti, energi ini perlu diduplikasi, saya juga dapatnya dari orang lain, saya kumpulkan, maka saya juga harus memulai untuk melanjutkan dan menyalurkan. Tangan dan kaki saya cuma sepasang, Faizal Alfa MBA ya cuma satu, tidak dapat difotokopi, maka saya harus merancang sebuah regenerasi, karena berbagai undangan, permintaan tampil dan mengisi, hobi saya menulis, perlu ruang dan waktu. Tanpa menunggu lama, saya membuka kursus motivator, saya berpikir tentukan syarat khusus yang spesifik, namun saya kemudian sadar, lha saya dulu juga pengin jadi motivator ya berangkat saja, tanpa kebanyakan mikir dan syarat, maka kursus ini terbuka bagi mereka yang mau jadi motivator, karena saya yakin, setiap orang memiliki kemampuan.
“If you want to, go for it, don’t just sit and wait someone get it before you.”
Persepsi itu terbukti, ternyata peminatnya melimpah, dengan beragam latar belakang, berbagai rentang usia, beraneka jenjang pendidikan, karena saya yakin bahwa setiap orang bisa menjadi motivator. Saya yakinkan sekali lagi, motivator bukan sekedar profesi, motivasi adalah spirit. Jangan berpikir menjadi motivator, dalam semalam anda menjadi Mario Teguh atau Tung Desem Waringin, mengingat Andri Wongso saja perlu lebih dari 25 tahun proses berkelanjutan untuk mencapai levelnya saat ini. Motivator pun ada levelnya, kita bisa mulai dari menjadi motivator untuk diri sendiri, selalu berpikir optimis dan menularkan antusiasme, anti mengeluh dan pantang menghujat. Kembangkan level menjadi motivator untuk keluarga dan rekan-rekan sekitarnya, kembangkan juga menjadi motivator dalam forum-forum kecil, hingga pada akhirnya jika itu passion anda, tinggal menentukan size untuk menjadi motivator handal yang memberi inspirasi bagi belasan, puluhan, ratusan, ribuan, atau bahkan jutaan orang. Saya motivator, dan saya yakin anda juga seorang motivator yang tidak kalah hebatnya, karena semua orang bisa jadi motivator, tinggal mau atau tidak.
Ditulis di Kota Malang
Salam Istimewa!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H