Mohon tunggu...
Antonius Waruwu
Antonius Waruwu Mohon Tunggu... -

"fortiter in re suaviter in mado"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cara Hidup Dalam Menghadapi Masalah

15 Agustus 2014   02:13 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:31 1611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

"Hidup itu indah jika kita peduli”

Setiap orang pasti sudah pernah mangalami masalah dalam hidupnya, baik itu masalah kecil maupun besar. Sangat lucu jika orang mengatakan “selama saya hidup saya tidak pernah menemukan masalah.” Bisa saja hal itu terjadi, karena baginya hidup adalah kebahagiaan yang tiada taranya. Orang seperti ini bisa digolongkan dalam kehidupan orang yang kurang waras (mengalami gangguan jiwa). Coba anda perhatikan orang yang setiap harinya hanya terseyum dan tertawa, pasti anda mengatakan orang itu gila. Sekali dua kali anda temukan orang seperti itu mungkin anda menganggapnya hal yang wajar karena anda belum mengenal siapa dirinya, tetapi ketika anda menemukannya setiap hari pasti anda mengetahui siapa dirinya sebenarnya. Pertanyaannya “mengapa dia seperti itu?” Beberapa ahli psikologi mengatakan orang seperti ini pikirannya telah dirasuki dan dirusak oleh kebahagiaannya sendiri. Akibatnya isi semua pikirannya hanya kebahagiaan dan apa yang dia alami dalam hidupnya setiap hari hanya bahagia bagaikan tiada masalah dan beban yang dia hadapi. Baginya masalah adalah kebahagiaan.
Kebiasaan yang sering orang lakukan ketika menghadapi suatu masalah adalah menolak atau menghindar dari masalah itu sendiri, dan ungkapan-ungkapan yang sering muncul misalnya “itu bukan masalah saya, atau bukan saya tetapi dia yang melakukannya.” Ungkapan seperti itu merupakan ungkapan untuk pembelaan atau pertahan diri (self devence mechanism). Sigmund Freud menyebut devence machinism sebagai strategi yang tidak disadari yang digunakan oleh banyak orang untuk mengatasi emosi negatif. Strategi tersebut terfokus hanya pada emosi tidak mengubah situasi stress, mereka semata-mata mengubah cara orang menghayati atau memikirkan situasi. Jadi, semua mekanisme pertahanan melibatkan suatu elemen penipuan diri (self-deception) yang bertujuan pertahanan citra diri.
Sebagai salah satu sifat manusia, mekanisme pembelaan diri dilakukan dalam bentuk pembohongan terhadap realitas yang terjadi untuk mengurangin pikiran yang mencemaskan atau mengurangin kenangan buruk di masa lalu yang muncul akibat tingginya permainan superego tetapi mengancam ego seseorang. Jika timbul dalam hati seseorang perasaan terancam, detang jantung semakin meningkat maka ego akan bermain mengurangin ketegangan. Maka Self Devence Machanesm adalah system penipuan pikiran yang berfungsi untuk meredakan kekhawatiran dan stress secara pengalihan. Salah satu perbedaan mekanisme pertahanan dan strategi mengatasi masalah adalah merupakan proses yang tidak disadari, sedangkan strategi mengatasi masalah seringkali dilakukan secara sadar.
Pada dasarnya kita tidak ingin memilki masalah, tetapi masalah itu selalu ada, mengincar dan mengitai hidup kita. Mengapa demikian? Karena masalah itu ada karena kita ada. Masalah berasal dari diri kita sendiri. Maka, kapan dan dimana saja masalah itu selalu ada.
Selain dari kecenderungan menolak atau mengindar dari masalah, kita juga sering menyembunyikan masalah kita sendiri supaya orang tidak mengetahuinya. Pada hal menyembunyikan masalah berarti menyimpan masalah itu sendiri dan membuat masalah baru, seolah-olah bisa menyelesaikannya sendiri. Mungkin saja bisa, asalkan kita berani dan siap menghadapinya. Tetapi, alangkah lebih mudahnya menyelesaikan masalah dengan bantuan orang lain.
Kecenderungan-kecenderungan tersebut bukan jalan satu-satunya untuk menyelesaikan masalah. Tetapi masalah ada untuk dihadapi. Pertanyaannya “apakah berani dan siap menghadapi masalah?” Mungkin Anda ragu menjawabnya. Pada hal justru keraguaan Anda menggambarkan kelemahan diri Anda sendiri. Jangan membuat diri Anda lemah karena kelemahan itu sendiri yang membuat diri Anda hancur. Kelemahan menggambarkan bahwa diri Anda berenang mengikuti arus masalah akibatnya Anda terhanyut bersamanya dan susah berbalik untuk melawan arus. Dan jangan pula diam dan bertahan pada satu masalah sebab masih banyak masalah lain yang mengintai diri Anda. Dengan demikian apa yang harus kita lakukan untuk menyelesaikan masalah. Ada beberapa hal yang harus kita lakukan dalam menyelesaikan masalah.
1. Sikap Siap dan Berani
Siap dan berani merupakan sikap dasar untuk menghadapi masalah, ini merupakan komitmen awal yang harus ada dalam diri Anda, karena jika Anda tidak mempunyai komitmen seperti ini masalah Anda tidak terselesaikan. Bagaimana Anda menyelesaikan masalah jika Anda tidak siap?
Menyelesaikan masalah harus ada sikap dasar yang merupakan komitmen awal yang berasal dari dalam diri Anda sendiri. Jangan sepat Anda lupa bahwa Anda sendirilah yang berperan di dalamnya, bukan orang lain. Ibarat Anda sebagai salah satu pelakon sebuah film, ketika Anda belum siap untuk melakukan peran Anda jangan coba-coba melakukannya, sebab peran Anda hancur dan menimbulkan masalah besar. Sama halnya menyelesaikan masalah, ketika Anda belum siap jangan coba-coba masuk ke dalam masalah tersebut bagaimana pun itu Anda pasti terhanyut bersama arus masalah itu sendiri.
Banyak orang meremehkan masalah kecil, pada hal sekecil apapun masalah ketika kita tidak siap menyelesaikannya masalah tersebut akan menghancurkan kita. Siap tidak siap kita harus menghadapi masalah tersebut, karena itu adalah masalah kita. Kita adalah pelakon utamanya, orang lain hanya pemeran pembantu yang bisa memberikan saran untuk menyelesikan masalah kita.

2. Bersikap sabar dan santai
Mengapa harus sabar dan santai? Banyak orang ketika mengalami masalah mereka selalu terburu-buru mengambil langkah untuk menyelesaikan masalah, mereka tidak memikirkan terlebih dahulu apa yang seharusnya dilakukan. Mungkin juga hal itu benar, kita jangan diam, kita harus secepatnya menyelesaikan masalah, sebab jika kita melama-lamakannya masalah kita bertambah banyak. Tetapi alangkah lebih baiknya kita harus sabar dan santai terlebih dahulu semelum mengambil langkah.
Sikap sabar membuat kita lebih dewasa dan dengan santai kita bisa berpikir lebih jernih dan teliti. Kedua sikap ini sangat membantu kita dalam menyelesaikan masalah yang kita hadapi. Jangan menganggap bahwa sikap santai sulit menyelesaikan masalah dan jangan pula mengira sikap santai susah berkembang. Anggapan seperti itu menyesatkan diri Anda, sebab dengan santai kita bisa menyadari, menilai dan menghayati setiap langkah yang kita lakukan. Dengan menyadari, menilai dan menghayati kita bisa menikmati dan memaknai hidup kita.
3. Memilih dan memilah
Seringkali kita memgalami kebingungan ketika kita dihadapkan pada beberapa pilihan yang sangat berarti dalam hidup kita. Kebingungan bukan merupakan hal baru dalam diri kita, tetapi ini merupakan kenyataan hidup kita yang menjadi kebiasaan yang sering kita lakukan. Mungkin anda berpikir sikap itu salah atau tidak menghasilkah suatu pilihan yang baik, atau menganggap diri Anda bodoh, seakan-akan komitmen Anda hilang. Anda merasa takut dan tidak berani mengambil resiko. Stop! Pikiran itu menghancurkan Anda. Anda salah menggunakan pikiran Anda. Bingung tidak bersifat negatif tetapi menghasilkan sifat yang positif. Ketika Anda mengalami kebingungan itu artinya Anda membuat suatu pertimbangan-pertimbangan, dan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi. Saat itu Anda mencoba memahami dan mengerti pilihan tersebut.
Langkah kedua dan ketiga ini sangat penting, karena kedua langkah inilah yang menentukan bagaimana cara untuk menyelesaikan masalah. Sikap sabar dan santai sangat membantu kita dalam mengambil suatu keputusan yang baik. Mengapa harus memilah? Ini merupakan pertanyaan yang sangat penting untuk dipahami. Saya sengaja menempatkan bagian ini pada langkah ketiga (memilih dan memilah) dalam menyelesaikan masalah. Ada ungkapan yang mengatakan “beberapa pilihan bukanlah yang terbaik”. Keputusan yang di pilih belum tentu merupakan keputusan yang baik. Maka, perlu memilahnya, supaya keputusan yang terambil merupakan keputusan yang baik. Dengan demikian, sesuatu yang di lakukan benar-benar dipahami dan dapat membuat suatu penilaian terhadap tindakan tersebut, sehingga tidak ada ungkapan penyesalan, yang terjadi adalah suatu kepuasan dalam diri.
4. Melawan Arus Masalah
Banyak orang berpikir bahwa melawan arus masalah sama halnya kita membuat masalah semakin besar sehingga sulit bagi kita untuk menyelesaikannya, hasilnya cuma rasa lelah dan capek yang kita alami. Akan tetapi melawan arus masalah yang saya maksud disini adalah kita mencoba menelusuri masalah yang ada sampai kita menemukan inti dari masalah tersebut. Memang benar, cara ini sangat membuat kita capek dan banyak menguras tenaga dan energi.
Disini saya mengajak kita untuk mencoba berenang melawana arus masalah dalam arti menelusuri setiap masalah yang kita hadapi sehingga kita dapat menemukan inti dari permasalahan. Setelah inti permasalah ditemukan, kita harus cepat bertindak untuk menyelesaikannya.
5. Butuhkah bantuan arang lain?
Kita yang memiliki masalah berarti kitalah pelakon utama dalam masalah tersebut, itu artinya bahwa kita sendirilah yang menyelesaikannya. Masalah terselesaikan dengan kemampuan kita sendiri tanpa bantuan orang lain itu sangat baik. Akan tetapi, ketika kita tidak mampu untuk menyelesaikannya itu tandanya bahwa kita membutuhkan orang lain. Kita jangan bersikap tertutup, tetapi kita harus membuka diri untuk menerima bantuan orang lain. Sebab ada hal-hal yang tidak bisa kita lakukan, tetapi orang lain bisa melakukannya. Apapun masalah yang kita hadapi dan sesulit apapun itu terasa mudah dan gampang menyelesaikannya asal kita terbuka dan mau menerima bantuan orang lain. Tetapi jangan lupa bahwa kitalah pelakon utama dalam masalah kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun