Mohon tunggu...
Liyaswandari
Liyaswandari Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Cinta Seni

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menengok Geulis-nya Ruang Publik Purwakarta

30 September 2015   13:34 Diperbarui: 30 September 2015   18:12 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa yang pernah ke Purwakarta? Kota yang sedang menggeliat berada di Provinsi Jawa Barat ini, sedang menunjukkan hidungnya. Akhir-akhir ini, Purwakarta kian aktif di media dengan berbagai inovasinya. Purwakarta memang wajib kita kunjungi. Saya, termasuk orang yang beruntung pernah tinggal di kota ini.

Awalnya, saya sedikit sekali mengetahui tentang Purwakarta. Ketika SD, yang saya tahu dari Purwakarta hanyalah Waduk Jatiluhur. Karena tempat tinggal saya di Jawa tepatnya di Jogja, terkadang saya terbolak balik mengatakan Purwakarta menjadi Purwokerto. Padahal, dua tempat ini sangatlah berbeda, ya. Tapi, sekarang, sudah tidak terbalik lagi. Purwakarta benar-benar berkesan di hati saya.

Pertama datang ke Purwakarta, pemandangan yang saya dapati hanyalah pabrik-pabrik. Ketika pagi dan sore hari, akan ada macet parah karena padatnya arus lalu lintas keluar masuknya karyawan. Beruntung suami saya bekerja di salah satu provider pelatihan di Waduk Jatiluhur. Jika bosan saya bisa masuk wisata Waduk Jatiluhur dengan gratis. Saya sempat berpikir, bagaimana dengan anak-anak, ya? Kan boros kalau harus masuk wisata Waduk Jatiluhur.

Akhirnya, saya beranikan ke pusat kota Purwakarta. Selain untuk mencari udara segar selain di Waduk, tujuan saya ke kota untuk mencari buku. Ternyata, di sini sangat sedikit toko buku. Saya hanya menemukan dua toko. Setiap minggu saya sisihkan uang untuk beli buku ke kota. Aduh, lama-lama boros juga, ya. Mengapa saya tidak tidak ke perpustakaan saja? Saya bertanya-tanya, pepustakaannya lengkap tidak, ya? Toko buku saja sedikit. Perpustakaan berada tepat di samping Situ Buleud yang kabarnya menjadi landmark-nya Purwakarta. Stategis! Bagaimana dengan isinya, ya?

Perpustakaan

Perpustakaan tidak terlalu besar tetapi bahan bacaannya banyak dan beragam. Tempatnya bersih dan juga petugasnya ramah. Pendaftaran di perpustakaan ini cukup mudah. Untuk pendatang seperti saya, hanya tinggal meminta tanda tangan Pak RT di tempat tinggal saya. Wa, senang sekali hati saya dimanjakan dengan fasilitas perpustakaan. Saya datang lagi Hari Minggu untuk mengajak suami saya. Ternyata, banyak sekali anak-anak yang datang untuk meminjam dan membaca buku di sana. Saya tidak menyangka di kota industri ini, perpustakaannya begitu ramai oleh anak-anak.

Beginilah seharusnya ruang publik, dapat mudah diakses oleh anak-anak dan juga pendatang seperti saya. Tidak terlalu banyak aturan sehingga saya yang pendatang pun tidak sungkan. Tidak ada perbedaan pelayanan antara saya yang pendatang dan juga penduduk asli. Ah, saya makin betah sering-sering datang mengenyangkan hasrat membaca. Apalagi buku di sini sangat beragam. Mulai dari ensiklopedi, novel, bacaan anak, buku kuliah, sampai tabloid untuk ibu-ibu seperti saya juga ada. 

Situ Buleud

Situ Buleud terdapat di pusat kota Purwakarta. Sejak diadakan air mancur setiap malam minggu, Situ Buleud makin ramai didatangi wisatawan dari luar kota, terutama Bandung dan Jakarta. Wah, makin ramai, nih! Ada yang menarik di Situ Buleud. Setiap malam minggu setelah maghrib, kita akan diberikan tontonan gratis dari group dance anak-anak muda. Saya pernah, lho sampai ikut dance dengan musik shuffle dance. Mereka akan menari berkelompok. Lalu yang lain boleh mengikuti. Wah, ternyata pemuda Purwakarta ini berbakat ya.

Tapi sayang, anak-anak dan muda-mudi di sini tanpa pengawasan orang tua. Banyak dari mereka yang sudah menghisap rokok dan sisha. Saya mendapat kabar terbaru dari https://news.detik.com/berita/3029608/pelajar-di-purwakarta-yang-perokok-dan-pengisap-sisha-dibuatkan-kelas-khusus bahwa penghisap sisha dan rokok akan ditangani secara khusus. Semoga benar-benar terealisasi ya. Kan sayang kalau kreativitas mereka tercemari dengan aktivitas lain yang kurang baik.

Ada lagi atraksi yang tidak kalah menariknya yaitu seni air mancur. Semua dapat melihat dengan gratis. Jika sudah mengelilingi Situ Buleud, kita juga akan dimanjakan berbagai macam makanan khas Purwakarta dengan berjalan menuju ke arah Stasiun Purwakarta. Jalan akan ditutup dan semua warga dapat berbelanja kuliner dan juga pakaian.  Seperti sate maranggi, jajanan anak-anak, mie ayam kikil, dan lain sebagainya. Biasanya, di depan Stasiun diberikan panggung dan ada acara live music. Benar-benar menyenangkan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun