Mohon tunggu...
Dr. Moses Simanjuntak
Dr. Moses Simanjuntak Mohon Tunggu... Konsultan - An Economist and A Statistician

Manage +/- inside me, always try to do the best, don't forget to take time to refresh (watching movies, listening to music, always making jokes as well)

Selanjutnya

Tutup

Money

Penanganan Kemiskinan dan Kesehatan Masyarakat dalam Situasi Pandemi

1 Oktober 2020   15:45 Diperbarui: 1 Oktober 2020   15:58 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Oleh Dr. Moses Simanjuntak dan Ir. Ramles Manampang Silalahi, D.Min.

Perekonomian Indonesia sebelum pandemi covid-19 telah mengalami empat permasalahan, yakni kemiskinan, ketidakmerataan, kerentanan terhadap penyakit, dan malnutrisi.  Setelah memasuki priode pandemi ini tentu keadaanya tidak membaik, terlebih dengan pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Kemiskinan dan kesehatan memiliki hubungan yang sangat kuat, dengan gizi memainkan peran penting baik sebagai faktor aktif maupun sebagai faktor perantara. Meningkatkan kesehatan di lain pihak akan memberikan kontribusi penting untuk mengurangi kemiskinan dan secara otomatis pencapaian pemerataan pembangunan lebih baik. Meningkatkan nutrisi masyarakat merupakan strategi yang sangat diperlukan untuk kesehatan yang lebih baik.  

Untuk mengurangi permasalahan tersebut, dibutuhkan tiga faktor pendukung, yakni: “Pertama, inklusi produktif dari penerima manfaat yang miskin dan rentan. Kedua, meningkatkan ketahanan penerima manfaat terhadap suatu guncangan yang moderat. Ketiga, hasil jangka menengah  (hasil antara) dari peningkatan diversifikasi mata pencaharian, konsumsi yang meningkat dan inklusi sosial yang meningkat” (World Bank, Agustus 2020). Hasil jangka menengah ini ditopang oleh pendapatan yang layak, memperkuat hubungan dan rujukan penerima manfaat ke program manfaat dan layanan pelengkap, dan peningkatan akses ke keuangan dan kegiatan yang menghasilkan pendapatan dan pengembangan ketrampilan. 

Enam program aktivitas

Menurut World Bank, untuk mewujudkan langsung dibutuhkan enam program aktivitas di masyarakat, yaitu: “Pertama, program kategorikal untuk kelompok demografis. Kedua, program untuk kelompok miskin atau rentan. Ketiga, program manfaat dan layanan bagi penyandang disabilitas. Keempat, program manfaat dan layanan untuk para pekerja. Kelima, program layanan sosial untuk individu maupun keluarga. Keenam, program pendekatan yang terintegrasi pada manfaat dan layanan.”

Pertama, program kategorial untuk kelompok demografis yang memiliki sistem kesehatan harus dirancang agar dapat menyeimbangkan kriteria ekonomi dan nilai sosial yang berbasis komunitas atau keluarga, dan harus menarik sektor lain untuk bekerjasama. Sistem tersebut harus tanggap terhadap kebutuhan orang miskin termasuk pekerjaan dan pendidikan, membangun solidaritas antara kelompok sosial yang berbeda, dan berfungsi sebagai perspektif hak asasi manusia daripada motivasi ekonomi. Program yang diberikan adalah untuk korban pemutusan hubungan kerja (PHK), pemberian subsidi gaji kepada tenaga kerja yang bekerja di UMKM yang bermasalah atau hampir bangkrut, pelatihan dan pendidikan digitalisasi untuk UMKM dan market place, serta membantu masyarakat atau komunitas untuk memiliki akses ke perbankan dan jaringan internet. 

Kedua, program untuk kelompok miskin atau rentan membutuhkan ketersediaan tenaga kerja, pensiun, jaring pengaman sosial, dan dana sosial. Untuk ini dibutuhkan kebijakan yang mencegah kelompok rentan jatuh ke dalam kemiskinan dan membantu mereka mengatasinya dari akibat guncangan, misalkan adanya penyakit dalam keluarga hingga efek bencana alam. Selain itu dibutuhkan juga analisis dan studi independen tentang risiko spesifik, meningkatkan pengumpulan data yang relevan, dan mengembangkan kebijakan dari hasil analisis yang dilakukan. Program yang diberikan adalah bantuan langsung tunai untuk membeli sembako, subsidi tarif listrik, jaminan kesehatan untuk keluarga tidak mampu, serta membantu masyarakat atau komunitas untuk memiliki akses ke perbankan dan jaringan internet. 

Ketiga, program manfaat dan layanan bagi penyandang disabilitas dibutuhkan karena disabilitas dapat mengalami pengucilan dari pekerjaan, pendidikan dan perawatan kesehatan, serta perawatan kesehatan yang tinggi dan biaya lainnya, sehingga kondisi ini memperburuk kemiskinan. Pada umumnya bukti empiris pada kelompok masyarakat yang berpenghasilan rendah dan menengah, penyandang disabilitas memiliki korelasi yang signifikan dengan kemiskinan. Hal ini terjadi karena banyak perusahaan merasa enggan menerima pekerja penyandang disabilitas. Kurangnya akses ke perawatan kesehatan, air dan sanitasi yang tidak memadai, kekurangan gizi dan kondisi hidup yang buruk, semuanya meningkatkan risiko disabilitas. Ketidaksetaraan sosial dan kemiskinan relatif dapat menyebabkan ketegangan dan pengucilan sosial, sehingga memperburuk kesehatan pada fungsi mental maupun fisik. Untuk ini program yang diberikan adalah pelatihan dan pendidikan digitalisasi sehingga nantinya bisa disalurkan sebagai tenaga kerja kerja dari rumah (work from home), pemberian bantuan langsung tunai untuk membeli sembako, jaminan kesehatan, serta membantu masyarakat atau komunitas untuk memiliki akses ke perbankan dan jaringan internet.

Keempat, program manfaat dan layanan untuk para pekerja terutama yang tergolong miskin dibutuhkan untuk mengurangi risiko lingkungan yang buruk (sanitasi, makanan tidak sehat, kekerasan, dan bencana alam). Telah lama diketahui bahwa kemiskinan tidak dapat didefinisikan hanya dalam istilah pendapatan. Seseorang, keluarga, atau bangsa, tidak dianggap miskin hanya karena berpenghasilan rendah. Sedikit atau tidak ada akses ke layanan kesehatan, sedikit atau tidak ada akses ke air bersih, buta huruf atau tingkat pendidikan yang rendah dan persepsi yang menyimpang tentang hak dan kebutuhan juga di antara komponen penting pada kondisi kemiskinan. Program yang diberikan adalah pemberian subsidi gaji, jaminan kesehatan, serta membantu masyarakat atau komunitasnya untuk memiliki akses ke perbankan dan jaringan internet.

Kelima, program layanan sosial untuk individu maupun keluarga dibutuhkan untuk mencegah terjadinya kemiskinan absolut yang ditandai dengan kekurangan kebutuhan dasar manusia yang parah, termasuk makanan, air minum yang aman, fasilitas sanitasi, kesehatan, tempat tinggal, pendidikan dan informasi. Kemiskinan absolut tidak hanya bergantung pada pendapatan tetapi juga pada akses ke layanan sosial. Kemiskinan perkotaan meningkat pesat seiring dengan urbanisasi secara keseluruhan. Ini adalah fenomena yang berkembang di semua negara dan wilayah, dan seringkali menimbulkan masalah khusus, seperti kepadatan berlebih, air yang terkontaminasi dan sanitasi yang buruk, tempat tinggal yang tidak aman, kejahatan dan masalah sosial tambahan. Program yang diberikan pada bagian ini adalah pemberian bantuan langsung tunai untuk membeli sembako, jaminan kesehatan, serta membantu masyarakat atau komunitas untuk memiliki akses ke perbankan dan jaringan internet.

Keenam, program pendekatan yang terintegrasi pada manfaat dan layanan dibutuhkan untuk mengatasi kerentanan ekonomi dan gizi berbeda di sepanjang berbagai fase kehidupan dan bahwa malnutrisi serta kemiskinan dan pengucilan sosial memiliki karakter &turun-temurun”, yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Program dimulai dari perspektif gizi, 1.000 hari pertama dalam kehidupan seorang anak (dari konsepsi hingga ulang tahun kedua) sangat penting, karena status nutrisinya selama waktu ini akan sangat menentukan apakah ia akan berkembang sepenuhnya hingga dewasa. Intervensi perlindungan sosial biasanya mengikuti pendekatan terintegrasi yang menangani kerentanan di berbagai fase kehidupan, termasuk selama masa bayi dan masa kanak-kanak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun