Trump menerapkan perang dagang untuk mengatasi permasalahan hak cipta terutama dengan produk Tiongkok, trade defisit yang membesar, dan budget defisit yang membesar. Trade defisit disebabkan karena Amerika kalah bersaing dengan produk Tiongkok dan produk dari beberapa negara eropah terutama Jerman.Â
Menurut Jack Ma, bahwa Amerika sudah banyak mengeluarkan dananya untuk perang di berbagai penjuru dunia, sehingga meningkatkan budget defisitnya. Pertumbuhan ekonomi Amerika yang baik diharapkan dapat memperbaiki trade defisit dan budget defisit tersebut.Â
Disamping itu, Trump memang senang dengan perang dagang karena memberikan banyak profit terhadap Amerika. Namun hal yang berbeda dialami oleh perekonomian Tiongkok dan negara berkembang lainnya yang mengalami penurunan, yaitu terhambatnya arus perdagangan, uang, konsumsi, dan produksi. Â Â
Virus Corona (2019-nCov, novel coronavirus) memiliki sifat yang cepat menular namun risikonya kecil. Akibat dari wabah virus Corona tersebut menimbulkan pemasalahan ekonomi yang terjadi pada pasar keuangan, bisnis pariwisata, maupun perdagangan dengan ditutupnya beberapa kawasan industri dan pelabuhan di Tiongkok.Â
Di pasar keuangan setelah liburan Imlek, pasar modal Tiongkok dan kawasan lainnya mengalami penurunan yang tajam dan terjadi juga adanya aliran dana untuk memilih investasi save heavan. Untuk mengatasi dampak buruk virus Corona terhadap perekonomian, bank sentral Tiongkok mengambil kebijakan stimulus untuk membangkitkan kondisi pasar yang sedang lesu. Â
Perang dagang Amerika dan Tiongkok diperkirakan akan berlangsung hingga Januari 2025, atau di akhir masa pemerintahan Trump yang kedua. Trump akan terpilih lagi sebagai presiden Amerika di periode kedua, di akhir tahun 2020. Pemerintahan Trump sudah berhasil mencapai perekonomian yang lebih baik dibandingkan pendahulunya, misalkan keberhasilan dalam peningkatan tenaga kerja (maximum employment, a strong job market), inflasi mendekati 2% (price stability, symmetric 2 percent goal), pertumbuhan ekonomi, dan indeks pasar modal yang meningkat.Â
Disamping faktor ekonomi tadi, Trump juga mendapatkan dukungan mayoritas di legislatif. Sentimen positif terjadi di pasar terhadap akan ditemukannya vaksin dari virus Corona dalam jangka pendek.Â
Selain ancaman perang dagang dan wabah virus Corona, ada juga ancaman dari ketidakpastian arah kebijakan Inggris sampai akhir tahun 2020 setelah memilih Brexit, dan geopolitik di laut Tiongkok Selatan maupun timur tengah yaitu pertikaian antara Amerika dan Iran yang berdampak kepada fluktuasi harga minyak. Â
Walaupun dampak buruk wabah virus Corona diperkirakan dalam jangka pendek, namun dampak buruk perang dagang akan berlangsung dalam jangka menengah.Â
Oleh karena itu, ada baiknya bahwa perekonomian Indonesia selama 2020 sd 2024 lebih memiliki program-program yang memprioritaskan pasar domestik dari pada pasar global (eksport), substitusi import, meningkatkan produksi pertambangan, pertanian, perikanan dan produk olahannya, meneruskan dan memperbaiki program Nawacita 1 (khususnya infrastruktur) pada Nawacita 2 (khususnya human capital), serta memperbaiki sisi supply (terutama meningkatkan indeks manufaktur) maupun indeks kenyakinan konsumen.Â
Membangun kawasan industri seperti di Jawa Tengah dan Morowali. Membangun sinergitas antara industri dan UMKM. Mengimplementasikan regulasi (omnibus law) yang seimbang dan kondusif antara pemerintah, dunia bisnis (investasi), dan pekerja maupun masyarakat (cipta lapangan kerja). Meningkatkan energi, cadangan minyak Pertamina yang diprediksi hanya bertahan 9 tahun lagi, jika tidak dilakukan eksplorasi.Â