Mohon tunggu...
Mory Yana Gultom
Mory Yana Gultom Mohon Tunggu... Administrasi - Not an expert

servant

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Selamat Natal, Bu

22 Desember 2014   23:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:41 29
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hai, Bu
Adakah kau menungguku menjenguk gubukmu?
Adakah kau bersegera melongok tatkala anjing menggonggong di depan pintu?

Maaf Bu,
Telah kutimbang-timbang
Natal tahun ini putrimu tak pulang
Ampun Bu,
jangan kira aku hilang
Hanya, dunia tampaknya terlalu keras melarang
Membentangkan jarak yang ..
hanya dapat ditaklukkan dengan segepok uang

***

Seperti natal-natal yang lalu
Natal tahun ini masih sama, Bu
Tak ada kado dari putri semata wayangmu
Walau barang sepotong baju
Atau sepatu yang kau idamkan itu
Seperti kebanyakan orang pada ibunya berlaku

Ah, usah padamu kuceritai, Bu
Nasib putrimu sejak beranjak pergi
Mengadu mimpi dalam ego dan ambisi
Memunggungimu di tengah kesenjaan yang merangkak menghampiri
Telah kubisiki pada embun yang kau kunjungi saban pagi

Usah cemburui teman-temanmu, Bu
Pakai saja kebayamu tahun lalu
Itupun masih tampak baru, bukan?
Lagi, kau tetap anggun dalam balutan kain apapun
Walau tak terlihat mataku
Namun teramat jelas dalam batinku
***

Bu,
Bersukacitalah di dalam Tuhan
Sekali lagi kukatakan: bersukacitalah!
Bukankah itu kado paling sempurna?

Selamat Natal, Bu
Doa tulusku menyertaimu
Walau tak semurni doamu untukku
Untuk anak-anakmu, hidupmu

Jakarta, Desember 2014

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun