KONTRAKTOR adalah pihak yang memiliki keahlian dalam membangun dan mewujudkan project tersebut dari awal sampai selesai terbangun. Mereka mengatur 3 hal: material, tenaga kerja, dan waktu pembangunan. Contoh Kontraktor di Indonesia misalnya Total, Wijaya Karya, Hutama Karya, Tata, Rekin (Rekayasa Industri), dan sebagainya.
Lain di konsultan, lain pula dengan arsitek yang pernah bekerja di kontraktor. Arsitek yang memiliki pengalaman kerja di kontraktor memiliki pengetahuan lapangan, pengetahuan material, network supplier, dan penghitungan biaya yang sangat terasah. Sebab porsi desain dan porsi lapangan lebih seimbang, bahkan mungkin saja porsi pengalaman di lapangan yang lebih besar.Â
Mengawasi dan mengelola tukang, mandor, dan sub kontraktor menjadi pekerjaan sehari-hari dan hal-hal detail menjadi penting untuk dikuasai. Teknik mengecor, teknik pembesian, cara membedakan pasir yang bagus dan jelek, teknik mengelot agar acian tetap tegak lurus dan rapih, teknik membuat siku tanpa penggaris derajat, komposisi semen acian plesteran dan cor-coran, penggunaan theodolit, teknik pemasangan keramik agar tidak menggelembung saat kering, teknik pemasangan wallpaper, dan lain sebagainya dapat dengan mudah didapat.Â
Arsitek kontraktor biasanya sangat menguasai RAB dan material knowledge. Bahkan seringkali mereka merangkap sebagai arsitek sekaligus yang membangun.Â
LAND OWNER/DEVELOPER
Di dunia Properti, Â owner suatu proyek biasa disebut Developer. Merekalah pemilik lahan, konsesi atau proyek tersebut sekaligus pengatur sumber dana. Mereka yang memiliki kepentingan utama atas proyek.Â
Baik itu untuk digunakan sendiri, dikelola, disewakan, atau dijual lagi. Contoh developer misalnya: Agung Podomoro, Ciputra Development, Sinar Mas, Alam Sutera, Paramount Serpong, Megapolitan Group, Â Summarecon, dan sebagainya. Dalam dunia konstruksi jembatan, rumah susun atau dam, biasanya pemerintah dan pemda adalah owner atau developernya.Â
Bagi arsitek yang pernah bekerja di Developer, ia tidak hanya dituntut memiliki sense of design yang tinggi, tetapi juga pengetahuan lapangan serta product knowledge terupdate.Â
Sebab arsitek Developer perumahan bertemu langsung dengan market terbesar dunia arsitektur, yaitu perumahan. Persaingan antar bisnis yang ketat, tempo pembangunan yang terbatas, line sistem produksi dari mulai perencanaan sampai unit terbangun yang pendek menuntut seorang arsitek bekerja dan belajar lebih cepat dan tepat.Â
Salah garis dalam gambar kerja dan perencanaan efeknya berakibat sangat fatal terkait biaya dan penambahan waktu kerja di lapangan, yang akhirnya memperlambat proses pembangunan secara keseluruhan dan merugikan perusahaan. Seringkali Developer perumahan adalah juga konsultan perencanaan, sekaligus kontraktor yang membangun perumahan tersebut untuk menjaga tingkat keuntungan.Â
Sehingga, arsitek yang bekerja di Developer selain memiliki keuntungan Sense of Design yang tinggi seperti Arsitek Konsultan, ia juga memiliki Technical dan Material Knowledge yang tinggi seperti Arsitek Kontraktor.Â