[caption id="attachment_341172" align="alignleft" width="300" caption="Perayaan Natal di salah satu Gereja di hong Kong dengan atraksi sinterklas (dok.pri)"][/caption]
Judul "para PENCURI Tuhan" ini terinspirasi dari judul lain, 'Para Pencari Tuhan". Saya tidak tahu siapa yang pertama kali menulis judul "para pencari Tuhan" seperti halnya saya tidak tahu apakah itu judul novel, film, sintron atau apa. Saya pernah mendengar judul tersebut (just heard, just know). Tentu saja, lepas dari apa isi kisahnya, apakah nyata atau fiksi belaka, saya sangat kagum dengan para pencari Tuhan tersebut. Kekaguman itu membuat saya geram ketika mendapati banyaknya pencuri Tuhan.
Saya bukan pembela Tuhan. Karena terang saja, Tuhan tidak perlu dibela. Apalagi kalau bentuk pembelaan itu dengan cara melukai sesama. Seperti yang dilakukan para pembela Tuhan di lapak sebelah. Atau dengan menuduh secara membabi buta orang yang nggak sepaham sebagai kapir, tidak bertuhan, de el el. Saya tidak akan bersikap seperti mereka. Namun bersikap diam rasanya juga kurang bijaksana.
Saya akan memfokuskan bahasan pada PENCURI Tuhan pada masa NATAL. Terlebih para PENCURI Tuhan pada masa NATAL di HONG KONG. Karena saya tinggal di sini, maka di sini pulalah yang saya tahu.
Sedikit ilustrasi.
Sudah sejak pertengahan bulan November, kota Hong Kong berhias dengan aneka pernik yang menarik. Toko-toko menghiasi galeri mereka dengan aksesori semacam pohon cemara. Ada yang terbuat dari boneka, misalnya di daerah Tsim Sha Tsui. Ada yang terbuat dari kotak-kotak kado, misalnya seperti yang terpampang di beberapa toko di Central. Ada juga yang menghiasi halaman toko atau hotelnya dengan banyak pohon cemara, tentu dengan lampu kerlap kerlip dan lilin elektronik yang tinggi besar, misalnya yang berada di depan Star Fery - Hotel 1881. Semua berhias. Semua berbenah. Semua atas nama NATAL.
HAKIKAT NATAL
Suka atau tidak suka, harus kita terima bahwa perayaan Natal itu berkaitan dengan perayaan kelahiran Yesus Kristus, atau Nabi Isa. Jika tidak ada peristiwa berkaitan dengan kelahiran YESUS KRISTUS, maka tidak ada perayaan NATAL. Tidak ada Christmas Party, Christmas holiday, de el el. Semua keriuhan yang berkaitan dengan Natal ini bersumber dari kelahiran Yesus.
Banyak perdebatan mengenai kebenaran historis peristiwa Natal. Apakah Yesus benar-benar dilahirkan pada tanggal 25 Desember. Kemudian, apakah kaitan antara pohon cemara dan salju-saljunya dengan peristiwa kelahiran Yesus. Apakah sudah sejak awal mula ada perayaan Natal. Apa hubungan perayaan Natal dengan pesta dewa matahari dalam masyarakat Romawi kuno, dan masih banyak lagi.
Saya tidak akan menjawab semua pertanyaan tersebut, karena saya hanya akan memfokuskan diri kepada para pencuri Tuhan. Mereka yang mencuri perayaan kelahiran Yesus, dan mengklaim sebagai miliknya. Sebuah pencurian yang dilakukan dengan seksama, hati-hati dan halus sekali. Sehingga membuat banyak orang tidak menyadarinya. Semua terlena, dan merasa bahwa mereka telah melakukan dengan benar.
DATA-DATA PENCURIAN