Mohon tunggu...
MUHAMMAD NASIR SEMBIRING
MUHAMMAD NASIR SEMBIRING Mohon Tunggu... Lainnya - ENVIRONMENTALIST

MENULIS ARTIKEL TERKAIT SEJARAH SUATU WILAYAH/DESA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sejarah Desa Halaban Besitang dan Taman Nasional Gunung Leuser II

4 April 2024   12:07 Diperbarui: 4 April 2024   12:11 660
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar Sukirman Halaban

2.SEJARAH AWAL DESA HALABAN

Sejarah awal desa halaban bermula dari kecamatan besitang yang berada di sekundur (hulu sungai besitang) yang merupakan pusat kerajaan aru, yang dipimpin oleh seorang sultan yang bernama sultan abdullah hot, yaitu dari wilayah tamiang (hulu dan hilir) sampai ke perbatasan kesultanan siak.kemudian sekitar tahun 1680 kesultanan aru dihapuskan oleh kesultanan aceh yang bernama sultan muhammad rughayatsah menjadi kesultanan besitang.

Kemudian tahun 1750 kesultanan besitang dihapus menjadi kedatukan yang tunduk pada kesultanan aceh tahun 1830 sampai dengan tahun 1946, kedatukan besitang melepaskan diri dari kesultanan aceh dan menjadi kesultanan langkat yang meliputi :

  • Kampung besitang
  • Kampung Bukit Mas
  • Kampung Halaban
  • Kampung Salahaji
  • Kampung Serang Jaya

Adapun datuk yang pernah memimpin kedatukan besitang antara lain :

  • Datuk Ibrahim Jafar
  • Datuk Malim
  • Datuk Maharaja
  • Datuk Johan Pahlawan
  • Datuk Indralama
  • Datuk Abdul Rahman
  • Datuk H.Muhammad Cholid

Kemudian pada tahun 1947 terjadi agresi belanda yang mengakibatkan diterapkannya sistem pemerintahan belanda yang disebut Ambtenar Bestuur Anggelebenleiden hingga tahun 1950.

Setelah berakhirnya negara republik indonesia serikat atau sampai batas penyerahan kedaulatan pada tahun 1950, maka istilah dalam pemerintahan berubah kembali dengan kewedanaan dan sistem wedana, di kecamatan besitang merupakan pusat pemerintahan setingkat asisten wedana.adapun yang pernah menjadi asisten wedana di besitang adalah sebagai berikut :

  • Hasan Makmi                    (1950-1954)
  • Murad El Fuad                   (1954-1957)
  • H.Mahmud                          (1957-1958)
  • T.Ali                                        (1958-1959)
  • T.Hasbullah                         (1959-1960)
  • M.Nurdin Sulan                 (1960-1963)
  • Andrianus Sitompul        (1963-          )
  • Abu Bakar Syarif               (1963-          )
  • Muchtar Alang                   (1964-         )
  • Serani Bangun                   (1964-1965)
  • Mana perangin-angin   (1965-          )
  • Rijali Lubis                          (1964-1974)

Selanjutnya dapat ditambahkan pada masa asisten wedana Rajali Lubis sebutan asisten wedana berubah menjadi camat sampai sekarang.

Asal kata halaban (alaban) diambil dari sejenis pohon/kayu yang dipakai orang pada zaman dahulu untuk pembuatan perahu/sampan, dikarenakan jenis kayu tersebut mempunyai serat yang rapat dan juga ringan.pada masa sekarang ini, jenis kayu tersebut sudah susah ditemukan di desa halaban dan hanya sedikit yang di budidayakan oleh masyarakat setempat.

Pada waktu iti di desa halaban sangat banyak pohon halaban dan pohon jati yang menjadi cikal bakal terbentuknya dusun halaban jati.pada masa awal terbentuknya desa halaban banyak didominasi suku pendatang dari aceh dan juga banten, dikarenakan pada masa pemerintahan kolonial belanda desa halaban mempunyai stasiun kereta api/lokomotif yang membawa penumpang dari banda aceh menuju pangkalan susu.adapun stasiun kereta api yang terdapat di desa halaban antara lain ada di sinar mas, halaban blok lalu ke sei sirah, ke simpang lima dan berakhir di besitang.

Pada tahun 1970 an, kereta api tersebut berhenti beroperasi dikarenakan cost yang besar dan juga kemajuan zaman yang lebih memilih kendaraan roda 4 yang lebih hemat dan juga lebih efisien.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun