Selain itu, pemerintah Indonesia juga harus ekstra hati-hati terkait dengan kepentingan negara-negara besar tersebut di ASEAN. Untuk isu energy misalnya, Â Amerika, Cina, Jepang dan negara-negara raksasa lainnya memiliki kepentingan yang nyata atas akses energy dari Asia Tenggara. Demikian pula dengan masalah ketersediaan bahan mentah sebagai pendorong proses industrialiasi.
Negara-negara ASEAN terutama Indonesia merupakan pemasok bahan bakar dan bahan mentah yang cukup strategis dan penting. Pasokan batubara Indonesia misalnya, merupakan komoditas yang menjadi incaran Cina, Jepang, serta Korea. Demikian pula dengan kekayaan gas alamnya. Sehingga dalam memperhitungkan peran strategis Indonesia di ASEAN penting bagi pemerintah untuk mengamankan hal tersebut.
Menghubungkan Kepentingan Nasional dan Kepentingan Regional
ASEAN untuk Indonesia atau Indonesia untuk ASEAN?
Pertanyaan tersebut menjadi rasional untuk ditanyakan dalam mengkritisi peran Indonesia di ASEAN. Penting bagi pemerintah Indonesia untuk menyadari bahwa konstituen ASEAN adalah 200 juta rakyat Indonesia. Sebelum kepentingan regional dibicarakan, Indonesia terlebih dahulu berbicara mengenai kepentingan 200 juta masyarakat Indonesia.
Belajar dari proses regionalisasi di kawasan lain, sikap suatu negara akan cenderung ditentukan oleh defenisi kepentingan negara. India misalnya, tidak terlalu tertarik dalam proses integrasi dan regionalisasi di Asia Selatan karena memang tidak ada kalkulasi kepentingan ekonomi yang terlalu strategis di sana.
Kondisi yang berbeda dilihat dalam antusiasme Jerman dalam mengupayakan regionalisasi di kawasan Eropa. Jerman dengan indutri teknologinya membutuhkan Uni Eropa sebagai pangsa pasar utama. Sama halnya dengan proses regionalisasi dan integrasi Amerika Utara yang didukung oleh Amerika Serikat terkait dengan kepentingan eknomi mereka di sana. Sehingga tidak heran jika kedua negara tersebut menjadi sangat antusias dalam mengupayakan proses integrasi.
Pertanyaannya seberapa besarkah kepentingan Indonesia di ASEAN?
Kalkulasi ekonomis jelas tidak menjadikan ASEAN sebagai pasar yang strategis untuk Indonesia. Pertama karena kapasitas pendapatan negara-negara ASEAN berada jauh dibawah Indonesia. Kedua karena angka perdagangan intra ASEAN sendiri amatlah kecil.
Bagaimana tidak? Sebagian besar negara-negara ASEAN memiliki sifat dasar untuk menghasilkan produk yang sama. Kesamaan tersebut dapat dilihat pada produk pertanian dan tekstil yang dihasilkan oleh negara-negara ASEAN. Demikian pula dengan produk usaha kecil menengah yang telah menjadi pondasi penyerapan tenaga kerja di Indonesia serta sebagian besar produk UKM yang dihasilkan oleh negara-negara ASEAN.
Upaya untuk membuka pasar seluas-luasnya akan menimbulkan kontestasi produk yang sifatnya tidak efisien. Berbeda dengan Thailand dan Singapura yang akan mendapatkan keuntungan yang sangat besar dari dibukanya pasar intra ASEAN.