Mohon tunggu...
Morentalisa Hutapea
Morentalisa Hutapea Mohon Tunggu... -

Graduated from University of Indonesia, currently working in Institute for Essential Services Reform (IESR)as regional advocacy officer. Passionate in human right issues, regionalism in Southeast Asia, energy, governance and poverty and development. | Please, feel free to visit my blog, www.morentalisa.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Indonesia untuk ASEAN atau ASEAN untuk Indonesia?

1 Maret 2012   10:26 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:41 2019
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, pemerintah Indonesia juga harus ekstra hati-hati terkait dengan kepentingan negara-negara besar tersebut di ASEAN. Untuk isu energy misalnya,  Amerika, Cina, Jepang dan negara-negara raksasa lainnya memiliki kepentingan yang nyata atas akses energy dari Asia Tenggara. Demikian pula dengan masalah ketersediaan bahan mentah sebagai pendorong proses industrialiasi.

Negara-negara ASEAN terutama Indonesia merupakan pemasok bahan bakar dan bahan mentah yang cukup strategis dan penting. Pasokan batubara Indonesia misalnya, merupakan komoditas yang menjadi incaran Cina, Jepang, serta Korea. Demikian pula dengan kekayaan gas alamnya. Sehingga dalam memperhitungkan peran strategis Indonesia di ASEAN penting bagi pemerintah untuk mengamankan hal tersebut.

Menghubungkan Kepentingan Nasional dan Kepentingan Regional

ASEAN untuk Indonesia atau Indonesia untuk ASEAN?

Pertanyaan tersebut menjadi rasional untuk ditanyakan dalam mengkritisi peran Indonesia di ASEAN. Penting bagi pemerintah Indonesia untuk menyadari bahwa konstituen ASEAN adalah 200 juta rakyat Indonesia. Sebelum kepentingan regional dibicarakan, Indonesia terlebih dahulu berbicara mengenai kepentingan 200 juta masyarakat Indonesia.

Belajar dari proses regionalisasi di kawasan lain, sikap suatu negara akan cenderung ditentukan oleh defenisi kepentingan negara. India misalnya, tidak terlalu tertarik dalam proses integrasi dan regionalisasi di Asia Selatan karena memang tidak ada kalkulasi kepentingan ekonomi yang terlalu strategis di sana.

Kondisi yang berbeda dilihat dalam antusiasme Jerman dalam mengupayakan regionalisasi di kawasan Eropa. Jerman dengan indutri teknologinya membutuhkan Uni Eropa sebagai pangsa pasar utama. Sama halnya dengan proses regionalisasi dan integrasi Amerika Utara yang didukung oleh Amerika Serikat terkait dengan kepentingan eknomi mereka di sana.  Sehingga tidak heran jika kedua negara tersebut menjadi sangat antusias dalam mengupayakan proses integrasi.

Pertanyaannya seberapa besarkah kepentingan Indonesia di ASEAN?

Kalkulasi ekonomis jelas tidak menjadikan ASEAN sebagai pasar yang strategis untuk Indonesia. Pertama karena kapasitas pendapatan negara-negara ASEAN berada jauh dibawah Indonesia. Kedua karena  angka perdagangan intra ASEAN sendiri amatlah kecil.

Bagaimana tidak? Sebagian besar negara-negara ASEAN memiliki sifat dasar untuk menghasilkan produk yang sama. Kesamaan tersebut dapat dilihat pada produk pertanian dan tekstil yang dihasilkan oleh negara-negara ASEAN. Demikian pula dengan produk usaha kecil menengah yang telah menjadi pondasi penyerapan tenaga kerja di Indonesia serta sebagian besar produk UKM yang dihasilkan oleh negara-negara ASEAN.

Upaya untuk membuka pasar seluas-luasnya akan menimbulkan kontestasi produk yang sifatnya tidak efisien. Berbeda dengan Thailand dan Singapura yang akan mendapatkan keuntungan yang sangat besar dari dibukanya pasar intra ASEAN.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun