Mohon tunggu...
nessa morena
nessa morena Mohon Tunggu... -

paling suka jalan-jalan, makan-makan, nonton, diskusi dan hunting poto

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jenderal Semut

21 Maret 2013   15:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:26 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ditengah seabrek kerjaan yang siap untuk dituntaskan segera, seekor semut dengan jumawa melenggak lenggok diantara file yang berantakan dimeja, yang untuk beberapa saat, mampu menarik perhatian saya. bukan karna dia lebih keren dari saya. Atau jalan sambil nari "hula-hula" yang membuat saya tertegun lama. tapi mendadak saja, saya jadi teringat cerita teman lama tentang "semut".

oke biar gak kepikiran sama semut yang jalan sambil nari hula-hula, saya akan ceritaiin dimari..:-D

jadi begini ceritanya,

"suatu hari seekor jendral semut tengah sibuk mengatur prajuritnya untuk membawa sejumlah makanan hasil dari beberapa tepat, setelah mereka menjelajah. Dengan tertib dan teratur sang prajurit pun menuruti perintah Sang Jendral. hap hap hap....semua bahan makanan dimasukan ke sarang untuk persediaan kala musim hujan. Saat semua bahan makanan dan prajurit terakhir masuk ke dalam, tiba tiba sang Jendral Semut terkejut setengah idup, karna hampir terinjak oleh seorang manusia yang berdiri tidak jauh dari sarangnya.

Sang Jendral yang nyaris hampir mati, tanpa pikir panjang berniat membalas dendam. Dengan gagah berani, ia berjalan menaiki ranting pohon, melewati daun-daun, dan menjatuhkan diri tepat di tubuh manusia tadi. Dengan pendaratan tepat di tangan kanan manusia, sang Jendral langsung mencari "posisi wenak" menyiksa manusia yang membuatnya murka. tanpa tunggu waktu lama, sang jendral semut pun menggigit manusia dengan ganas, tanpa ampun. Arrrrgghhtt!! Gragas!!Kreek!!

manusia pun merasa nyeri, panas, gatal. Dan sama seperti respon semua manusia lainnya, mencari rasa nyeri dan berusaha menyingkirkannya. tanpa pikir panjang pula, sekali kibas, sang jendral semut langsung terpental. tapi Allah masih menyelamatkan sang Jendral semut yang terpental jauh dari sarangnya.

Dendam telah terbalas. Sang Jendral merasa puas dan penuh kemenangan pulang ke sarang. Tapi ketika ia hampir sampai ke sarangnya, ia melihat lagi manusia tadi membawa sesuatu di tangan kanannya. Sang Jendral heran karna manusia tadi berdiri agak lama di depan sarangnya. botol yang dari tadi dibawanya di angkat tepat di atas sarangnya, dan kreeess... cairan berbau asing masuk ke dalam sarang dan beberapa tercecer di sekitar sarang semut. Kotak kecil yang sedari tadi ada ditangan manusia, digerakkan. Dan dari kejauhan Sang Jendral masih tak mengerti dan tertegun lama memperhatikan aktivitas si Manusia.

CETEKKK!! seper sekian detik api pun berkobar membakar sarang semut. ribuan batalion semut lari pontang panting kepanas. tak sedikit yanng bergelimpang, mati mengenaskan. hampir semua prajurit, bayi dan ratu, semua tewas mengenaskan. bahan makanan yang hampir tiga bulan di kumpulkan, musnah dilalap si jago merah.

Sang Jendral berlari berteriak mencoba menghentikan kejadian, tapi apa daya, nasi sudah menjadi lontong. Kecewa, perasaan bersalah menghantam pertahanan iman Sang Jendral Semut.

Sesal mulai menghinggapi ulu hati sang jenderal, rasa bersalah mulai menggoyangkan kaki-kakinya. andai ia lebih sabar. andai ia lebih mampu menahan amarah. andai ia bisa berpikir panjang. andai ia menyelesaikan masalahnya dengan kepala dingin. andai ia melihat masalah dari berbagai sisi. andai ia tidak menuruti egonya. mungkin koloninya masih ada. mungkin untuk sekian tahun kedepan, kelangsungan populasinya masih bertahan ditanah ini. yang menyediakan begitu banyak berkah makanan.

andai, andai andai dan andai. ahh, begitulah penyelesan, selalu datang belakangan..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun