MEREKA akrab duduk bersila. Sesekali tertawa lepas. Â Bersendau gurau. Sebentar, makanan telah dihidangkan di tikar yang digelar di lantai ruang tamu. Lauknya ikan bakar. Sambal goreng, sayur berkuah santan, dan ikan asin, melengkapinya.
Siang itu, Wakil Ketua DPRD Kota Sibolga Jamil Zeb Tumori kembali menghadiri undangan makan dari seorang abang penarik becak bermotor bernama Yusnan Siregar (46), di rumahnya di Jalan Sisingamangaraja, Gang Kenanga, Kelurahan Aek Parombunan, Kecamatan Sibolga Selatan.
![Suasana makan siang di salah satu rumah warga. (Foto Istimewa)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/09/20/fb-img-1537448883212-5ba3a169677ffb77442018f3.jpg?t=o&v=770)
Juga ada dari keluarga Agus (20), seorang pemuda korban perdagangan manusia yang sempat ditahan di penjara Kajang, Malaysia. Rumahnya di Gang Kenanga, Kelurahan Simaremare, Kecamatan Sibolga Utara.
Kemudian, dari Ibu Merry, salah satu warga Rusunawa Sibolga di Kelurahan Aek Manis, Kecamatan Sibolga Selatan.
Begitu pun dari keluarga Pak Lase warga Kelurahan Pancuran Kerambil, Kecamatan Sibolga Sambas.
Totalnya sudah ada puluhan undangan. Semua tak diduga-duga. Bukan settingan. Mengalir begitu saja. Meski sekedar jamuan biasa ala rumahan, tapi nilai silaturahminya sangat tinggi. Sebab niatnya lahir dari hati rakyat jelata.
Justru awalnya keluarga pengundang itu yang ragu-ragu. Benarkah seorang pimpinan legislatif mau makan di rumah kami?
"Saya ditelepon warga. Katanya dia ingin berterimakasih dengan mengajak saya makan. Ya sudah, biar gak bikin repot, saya yang datang ke rumah bapak atau ibu," kata Jamil Zeb Tumori.
![Suasana makan siang di salah satu rumah warga. (Foto Istimewa)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/09/20/fb-img-1537448772373-5ba3a19eaeebe1498b02e506.jpg?t=o&v=770)
Kenapa warga senang mengundangnya?