Mohon tunggu...
Muhammad Yusuf
Muhammad Yusuf Mohon Tunggu... -

Belajar itu bisa dimana saja,dari siapa saja... Tidak peduli dengan siapa kita belajar,selama itu dapat memberikan ilmu yang bersifat positif..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mushola Bukan Lagi Sebagai Fasilitas Ibadah

15 Juni 2012   23:35 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:56 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sebagian dari kita khususnya yang beragama muslim mungkin tempat ibadah yang biasa kita sebut Mushola bukanlah hal yang samar . Sebagai tempat atau bangunan yang sengaja di bangun dengan tujuan untuk keperluan rohani atau ibadah para umat islam kini sudah mulai di salah gunakan oleh para pelaku tindak kriminal . Mushola yang kita kenal dulu di gunakan untuk melakukan ibadah seperti halnya sholat kini menjadi sasaran empuk para pelaku kejahatan sebagai ajang cari uang .

Berbagai macam tindak kriminal sering terjadi di mushola-mushola atau bahkan masjid , seperti pencurian , hipnotis dll . Salah satunya pernah saya alami sendiri akhir-akhir ini . Mushola yang berada tepat di dalam wilayah kampus saya ini baru saja menjadi tempat aksi kejahatan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab , dan korbannya adalah saya sendiri . Kala itu ketika adzan dzuhur berkumandang , saya bergegas bersama ketiga rekan saya menuju mushola yang kebetulan berada dalam wilayah kampus . Terdapat disana sebuah peringatan yang menyatakan untuk para pengunjung untuk tidak meninggalkan barang bawaannya jauh dari jangkauan pengawasan . Hal tersebut jelas bukan lagi sesuatu yang baru . Tanpa notice tersebut sudah pasti mereka yang merasa membawa barang-barang berharga inisiatif untuk selalu awas , begitu juga dengan saya . Selang beberapa menit saya dan rekan-rekan saya inisiatif bergantian mengambil wudhu dan sebagian menjaga tas yang kami bawa .

Setelah kami semuanya selesai mengambil wudhu , lekaslah kami mencari shaf barisan di paling depan . Berdirinya kami di barisan depan bukan tanpa tujuan , melainkan untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal buruk dan membuang jauh rasa kekhawatiran kami pada barang bawaan yang mayoritas berisi laptop agar tidak mengganggu kekhusyu` an kami ketika sholat . Pada saat itu sayalah orang terakhir di antara rekan-rekan saya yang datang di barisan paling depan itu . Dengan PeDe-nya saya menyalip barisan itu dan menyenderkan tas bertumpuk dengan tas teman saya di dinding bagian paling depan sejajar dengan dengan barisan imam . Namun ketika saya mundur sedikit kebelakang untuk menyamai barisan shaf sholat, ternyata sudah ada orang yang telah berdiri disana . Kebetulan orang tersebut teman saya sendiri . Karena kami memang akrab jadi tidak ada rasa kekhawatiran sama sekali dalam diri saya dan lagi pula saat itu saya juga sempat memberi amanat padanya untuk sambil memperhatikan tas saya . Dan kemudian saya langsung bergegas mengambil barisan kedua , namun agak kekanan sedikit dari posisi belakang teman saya tersebut .

Rakaat pertama hingga kedua berjalan normal bersamaan dengan ke khusu`an sholat saya . Hingga pada akhirnya pada rakaat ke tiga terdengar suara teriakkan seseorang yang begitu keras bahkan sangat keras dari luar ruangan mushola . Teriakan tersebut sentak membuat konsentrasi sholat saya buyar . Pada saat itu juga ke khusyu`an sholat saya benar-benar memudar hingga rakaat terakhir, bahkan sesekali saya merasakan hal janggal yang membujuk saya untuk melihat tas saya yang berada di barisan paling depan . Namun karena terhalang oleh beberapa orang yang ada di barisan depan , membuat jangkauan saya terbatas .

Tak lama kemudian, sholatpun memasuki bagian atahiyat terakhir . Saat itu saya tidak langsung lekas pergi , namun berdoa sebentar sekitar beberapa menit . Ketika tahap berdoa saya selesai , saya langsung bergegas mengambil tas saya yang dari tadi menjadi kekhawatiran saya ketika sholat berlangsung . Pada saat itu teman saya yang sebelumnya saya amanatkan untuk menjaga tas saya masih ada , namun ia masih dalam posisi duduk dan berdoa . Pada saat itu juga kepanikan saya muncul ketika saya mendapati tas yang saya letakkan tadi sudah raib . Sempat saya mencari di tiap-tiap sudut ruangan dalam mushola , namun tak juga saya temui . Setelah itu saya langsung berinisiatif mencari tas saya keluar ruangan bersama ketiga rekan saya . Dan benar , saya akhirnya menemukan tas saya yang sudah tergeletak tak karuan di lantai dekat tempat pengambilan wudhu . Ketika saya cek tas tersebut , ternyata segala macam barang elektronik yang saya bawa sudah ludas seperti , laptop , hp , dan barang berharga lainnya seperti dompet yang berisi segala jenis kartu identias,SIM,Fotocopy STNK dll .

Tanpa berpikir panjang , saya langsung mencari informasi dari orang-orang sekitar dan membagi tugas kepada rekan saya yang lain untuk mencari informasi di sekitar mushola . Hingga pada akhirnya salah satu dari kami menjumpai seorang mahasiswa yang mengaku berteriak keras pada saat kami sholat berjamaah , Sean Namanya (saksi) . Yang saya dengar dari mulut teman saya yang menceritakan apa yang di katakan oleh si saksi , ia mengaku ketika akan mengambil wudhu sempat sekilas menjumpai seseorang yang sedang menenteng dua buah tas dari dalam masjid . Karena rasa curiga ia semakin dalam , ia memutuskan untuk menghampiri orang tersebut dan membatalkan mengambil wudhu . Ketika mahasiswa tersebut menanyakan “Tas siapa itu?”, si pelaku menjawab dengan tegas “Ini tas teman saya!” sambil memindahkan laptop dari tas saya . Saat itu mahasiswa yang mengaku sebagai “Sean” menghampiri lebih dekat si pelaku . Belum sempat berdiri di samping pelaku , pelaku langsung berlari membawa tasnya dan meninggalkan tas saya . Pada saat itulah si Sean berteriak sangat keras dengan tujuan meminta bantuan kepada orang sekitar . Namun orang sekitar menganggapnya hanya sebuah candaan atau lelucon maka dari itu ia menghentikan teriakannya . Sean sendiri tidak melihat begitu jelas wajah si pelaku karena menunduk . Yang ia tau hanya ciri-ciri seperti berkaos hitam dan berambut cepak .

Sementara itu di tempat lain saya menghampiri pos keamanan dan menanyakan kepada security atau satpam di dalam parkiran kampus tentang kasus ini . Namun jawabannya sangat mengecewakan , satpam tersebut tidak melihat orang yang mencurigakan selama bertugas . Tak langsung pergi saya meluncurkan pertanyaan kepada satpam tersebut , “Pak,bisa saya minta tolong untuk geledah tiap-tiap orang yang hendak keluar dari parkiran?”. Lagi-lagi jawaban yang sangat tidak memuaskan terucap dari mulut satpam tersebut “Wah,saya gak brani mas... takutnya saya di tuntut balik sama orang-orang yang merasa di curigai.. sudahlah mas di ikhlaskan saja”. Mendengar jawaban tersebut jelas membuat saya sangat kecewa bahkan sempat berpikir su`uzon bahwa satpam itu tidak beres , apalagi dari penjelasannya yang menyatakan bahwa kejadian seperti sudah sangat sering terjadi . Sempat berpikir dalam benak saya,”inikah tugas petugas keamanan?,apa gunanya?” . Berbarengan dengan jadwal kuliah yang akan start di jam 13.00 WIB menjadi alasan putus asa-nya saya pada saat itubersamaan dengan pikiran yang tidak karuan memenuhi otak saya .

Sementara itu teman-teman saya yang lain masih mencari informasi sekaligus mencari pelaku yang berciri-ciri seperti yang di katakan si Saksi tadi . Ya,Meski kasus ini sudah saya laporkan kepada pihak yang berwajib, saya mencoba mengikhlaskan barang-barang itu meski didalamnya terdapat ratusan data,program dan dokumen-dokumen pribadi berikut tugas-tugas perkuliahan saya . Setidaknya dari peristiwa ini saya mendapatkan pelajaran yang sangat berharga untuk pengalaman hidup saya ke depan . Dan mengambil hikmahnya beserta sisi positif sekaligus intropeksi diri kepada Allah SWT atas mungkin kehilafan saya selama ini,keangkuhan saya,kurangnya rasa peduli terhadap sesama atau kesalahan-kesalahan yang pernah saya lakukan , baik yang sengaja ataupun tidak .Begitu juga bersamaan dengan ter-postingnya tulisan ini semoga bisa bermanfaat untuk kita semua dan bisa kita jadikan pengalaman bersama sebagai tolak ukur agar hal yang seperti ini tidak terus berlangsung .

wassalam...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun