Mohon tunggu...
Juni Triyani
Juni Triyani Mohon Tunggu... Lainnya - -

Berekspresi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Harapan

26 Januari 2024   20:59 Diperbarui: 26 Januari 2024   21:05 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada detik yang terus layu
Menyisakan setiap helai kenangan berguguran
Membentuk angka yang mengguratkan kedewasaan
Yang menuntut diri untuk terus lakukan

Bersama dengan irama rutinitas
Merajut cerita yang kita ringkas
Tuk bersemayam dalam ingatan
Untuk membentuk kita
Membentuk kedewasaan

Banyak harap dan doa yang berhamburan
Disetiap kening yang menyapa bumi
Disetiap tangan  yang menengadah ke langit
Disetiap hati yang mengerti apa yang kita inginkan
Semoga kelak Sang Pemilik Kehidupan berbaik hati menjawabnya.

Detik terus berjalan, menuntut kita untuk terus melangkah
Meski terkadang kaki kita, masih terus ragu pada pijakan yang mana ia akan didaratkan

Tak apa, adalah kata yang terkadang menjadi pelarian
Tuk bersandar dari lelahnya kehidupan
Sejuta kata motivasi yang terus berusaha menguatkan

Tak apa
Sungguh tidak apa!
Entah berapapun angka yang menunjuk usia
Ia adalah anugerah terindah yang diberikan oleh-Nya
Yang mempertemuakan aku, kamu, dan segala cerita

Dan kelak kita akan menjadi apa yang kita harapkan
Semoga demikian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun