_Dibawah siluet pohon, mobil melaju dan sinar merkuri satu satunya sepanjang kilometer ini
Kau bangkitkan lagi kenangan
pada hangat peluk, kecupan liat dan harum rambut
yang sesekali singgah diantar semilir angin
_Dingin mendera, kuangkat lagi gelasku
reguk kesepian, kamu di benakku seperti anggur kolesom
Pada aroma yang sama merindui, candui malam malam ku
kamulah anggur kolesom itu
_Malam bergegas, kupandangi di ujung mabukku
sebelum ia menjadi terang
aku kembali pulang, menutup gordin kamar rapat
sebelum akhirnya tersungkur dalam lelap
Diantara itu. . Jangan menelpon, aku tak tahan mendengar suaramu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H