Natal tidak penting bagaimana teologi natal itu? Mereka tidak peduli apa dasar biblis perayaaannya. Yang dipedulikan adalah natal dirayakan dalam kemeriahan. Natal dirayakan dalam kemewahan. Tak Jarang sebelum natal yang dilakukan adalah membeli baju baru, perhiasan baru bahkan mengubah cat rumah menjadi semakin kinclong.Â
Umat Kristiani yang merayakanGereja Katolik menyediakan waktu khusus bagi umat katolik untuk menyiapkan diri menyongsong kelahiran Kristus. Masa itu disebut masa adven. Masa adven bisa juga disebut masa penantian. Masa adven ini dilaksanakan selama 4 (empat) pekan. Setiap pekan memiliki refleksi tersendiri yang berusaha agar umat siap secara batiniah kehadiran Tuhan yang akan lahir pada hari raya natal.Â
Kandang natal adalah simbol kesederhanaan yang diterangkan pada saat natal. Yesus lahir di kandang yang sederhana bukan di rumah sakit mewah apalagi di atas tempat tidur yang mewah dan mahal. Kesederhanaan itulah yang ditonjolkan dalam natal. Akan tetapi pemaknaan natal jauh dari simbol tersebut. Perayaan natal kadang menghabiskan uang yang banyak serta memperlihatkan kemewahan yang berlebihan. Bukanlah natal namanya jika tanpa kue yang enak dan mahal. Bukanlah natal jika tanpa minuman yang bergengsi enah produk dalam negeri maupun luar negeri. Akan tetapi di balik itu semua ada hati yang mau bersyukur atas pemberian Tuhan.Â
Siapa yang tidak bahagia dengan peristiwa kelahiran? Aspek inilah yang kadang dijadikan pijakan bagi uamt katolik yang merayakan natal secara glamour. Kelahiran harus dirayakan. Itupu interpretasi kita. Tuhan belum tentu ingin dirayakan seperti itu. Bisa saja kehadiran Tuhan dirayakan dan kesunyian, kesederhanaan dan dalam bentuk doa tanpa hingar bingar suara musik  yang memekikan telinga.
Natal merupakan sebuah misteri. Kita merayakan misteri kehadiran Tuhan yang agung dalam bentuk bayi mungil yaitu Yesus. Tuhan mau menjadi manusia untuk menyelamatkan manusia itu sendiri. Tuhan harus mengambil jalan seperti ini. Dosa kitalah yang ditanggungnya dan akrena dosa itulah Dia datang mengisi hidup kita. Natal hendaknya memiliki semangat pembaharuan hidup. Perayaan natal mengubah cara padnang kita tentang diri sendiri, sesama dan dunia. Kita menjadi semakin  lebih baik dengan rumusan yang Tuhan kerjakan sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H