Mohon tunggu...
Wilhelmus Sukur
Wilhelmus Sukur Mohon Tunggu... Wiraswasta - My Live My Adventure

Keraguan itu melahirkan pertanyaan dan pertanyaan itu membutuhkan jawaban. Jawaban itu perlu dirangkaikan dalam kata dan tulisan yang sangat indah

Selanjutnya

Tutup

Seni

Sinterklas Bagi Umat Katolik, Mengapa Selalu Ada?

23 Desember 2023   17:56 Diperbarui: 23 Desember 2023   18:01 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seni. Sumber ilustrasi: Unsplash

Setiap kali umat katolik merayakan natal pasti selalu ada simbol lain yang digunakan. Kerapkali umat katolik menggunakan topi sinterklas yang berwarna merah sebagai ciri khasnya. Selain itu dikenal juga patung sinterklas dan biasanya adalah seorang kakek gendut tetapi memberikan hadiah.

Lalu mengapa simbol sinterklas ini ada dalam gereja Katolik dan bagaimana sejarahnya? Sinterklas adalah tokoh fiksi yang terinspirasi dari Santo Nikolas, seorang uskup Katolik pada abad ke-4. Santo Nikolas terkenal karena kebaikannya dalam memberi hadiah kepada orang miskin. Dalam tradisi Gereja Katolik, Sinterklas dianggap sebagai inkarnasi dari Santo Nikolas, pelindung anak-anak. Sinterklas juga diyakini sebagai seorang biarawan bernama St. Nicholas yang berasal dari Myria, Turki, sekitar 280 M. Sinterklas adalah tokoh legendaris yang dikenal sebagai pemberi hadiah bagi anak-anak. Santa Claus merupakan karakter campuran dari Sinterklas, Bapak Natal, dan Santo Nikolas.

Dalam perayaan natal, keberadaan sinterklas ini tidak mutlak ada karena keberadaaanya tidak menyebabkan berkurangnya makna misteri natal bagi umat katolik. Namun seringkali digunakan untuk membaut upacara natal lebih meriah. Apalagi ketika perayaan natal khusus untuk anak-anak sinterklas ini cukup penting disemarakan sehingga melalui simbol ini anak-anak tertarik untuk mengenal dan memaknai natal sebagai perayaan yang penuh kegembiraan dan sukacita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun