Mohon tunggu...
James Monput
James Monput Mohon Tunggu... -

Kembara belantara

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Saya Beri Judul: Curhat Peserta Indonesian Idol Ke Jokowi

23 Mei 2014   21:15 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:11 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ibu, dan semua orang tahu betapa aku cukup berambisi. Aku sadar ketika meniti karir sebagai penyanyi solo, kontrakku dengan produser dan label masih panjang. Tapi aku rela melanggarnya karena aku ingin menyanyi bergenre khusus, ya khusus ibukota.

Bersyukur, akhirnya aku pun bisa menyebrang ke genre yang biasa dinyanyikan bang beni ini. Namun, itu semua tak memupus ambisiku untuk memenangkan indonesian idol. Lagi-lagi aku langgar saja kontrakku dengan produser genre khusus itu.

Aku tahu sebenarnya kemampuan bernyanyiku pas-pasan. Bahkan, fals sana-sini. Tapi pentas ini harus aku menangkan. Biar gak terlihat ambisius, aku pun memilih lagu melow, ketimbang ngerock, yang sebenarnya musik favoritku. Biar para penonton iba, dan banyak mengirim SMS kemenanganku.

Meski demikian, aku merasa itu saja tidak cukup, perlu ada tameng. Ya betul: tameng. Kenapa tameng? Karena pasti banyak yang akan menyerangku, menggugat, dan mencemoohku. Untuk itu aku ciptakan tameng bernama: akurapopo.

Ketika para juri indonesia idol mengkritikku, aku keluarkan tameng itu, aku bilang saja: akurapopo. Begitu seterusnya, setiap ada serangan, "akurapopo" selalu aku kumandangkan. Karena memang tidak ada hal lain yang bisa aku sampaikan dan nyanyikan.

Tameng itu bukan sekadar tameng loh. Ini rahasia yang akan aku ungkapkan khusus buatmu para FB-ers. Tameng itu juga berkekuatan magis pelet tingkat tinggi. Ya... magis yang membuat orang jadi iba kepadaku, yang membuat aku seoalah-olah teraniaya. Dan... mereka mengirimkan SMS dukungan. Semoga aku memenangkan indonesian idol.

*)copy-paste dari teman di FB

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun