Seorang bidan pada saat menerima pasien baru, memperkenalkan diri terlebih dahulu, dan pasien merespon dengan memperkenalkan diri, dilanjutkan dengan saling bertukar informasi, dan ini merupakan komunikasi yang interaktif, karna saling memberikan tanggapan antara komunikator dan komunikan, bidan dan pasien sama sama terlibat dalam proses penyampaian atau pengiriman pesan.
Komunikasi proses menyampaikan atau berbagi informasi, pikiran, perasaan, membawa hasil sesuai dengan harapan, serta perilaku dan pemahaman yang berubah menjadi sama antara komunikator dan komunikan. Disini saya melihat suksesnya komunikasi antara bidan dan pasien di pengaruhi oleh beberapa faktor., yaitu :
- Pesan yang disampaikan oleh bidan sebagai komunikator disampaikan sedemikian rupa dan harus memahami karakteristik pasien serta memiliki kemampuan penyampaian pesan yang menarik dan mudah dipahami, sehingga dapat menarik perhatian pasien sebagai komunikan.
- Pesan yang disamapikan menggunakan pengalaman yang sama anatara bidan sebagai komunikator dan pasien sebagai komunikan, sehingga bisa sama sama mengerti anata satu sama lain.
- Pesan yang disampaikan bidan sebagai komunikator harus membangkitkan kebutuhan pasien sebagai komunikan
- Pesan yang disampaikan bidan sebagai komunikator harus menyarankan suatu jalan dan komunikasi itu digerakkan untuk memberikan tanggapan sesuai yang dihendaki, dan Solusi  pemecahan masalah harus dikemukakan untuk membantu pasien sebagai komunikan keluar dari masalahnya.
Dipengamatan ini saya melihat adanya, perasaan menghargai kepada lawan bicara, serta mampu menempatkan diri dan mampu merasakan situasi atau kondisi orang lain. Selama berkomunikasi kita juga harus memperhatikan etika berkomunikasi yang baik.
Bidan juga menerapkan komunikasi terapeutik, membantu pasien memperjelas dan mengurangi beban perasaan  serta pikiran pasien,  memberikan hubungan saling percaya satu sama lain, memberikan sedikit humor disela sela perbincangan agar mengurangi ketegangan dan juga stress.
Dari pengamatan yang saya lihat, bidan juga melakukan komunikasi antar profesi lain, seperti dokter  dan juga apoteker, ini sangat penting untuk memberikan pelayanan kepada pasien, serta setiap profesi harus berkolaborasi serta memahami tanggung jawab nya masing masing, seperti menghadapi kasus yang kompleks, bidan berkonsultasi dengan dokter spesialis untuk mendapatkan pandangan yang lebih luas.
Saya melakukan pengamatan komunikasi ini di Puskesmas Jenggawah, Kec. Jenggawah, Kab. Jember. Dimana puskesmas ini tempat ibu saya bekerja.
Lalu apa hubungan nya dengan pengambangan ilmu baru dalam kebidanan (water birth) melahirkan dalam air ?
Komunikasi itu penting, memahami risiko yang dihadapi ibu dan bayinya adalah hal penting lainnya yang perlu diketahui calon ibu agar benar-benar mempersiapkan diri menghadapi persalinan. Bidan mempunyai tugas mengedukasi ibu hamil agar bayi dapat dilahirkan dengan selamat dan komplikasi kelahiran dapat dihindari. Sebelum menerapkan metode melahirkan yang dipilih seperti waterbirth, seorang calon ibu sebaiknya memahami risiko dan manfaat waterbirth melalui informasi yang disampaikan oleh bidan serta tenaga kesehatan lainnya.
Pengertian dari waterbirth adalah proses melahirkan di bawah air, biasanya di kolam renang atau bak mandi yang berisi air hangat. Cara ini diyakini dapat memberikan pengalaman melahirkan yang lebih nyaman dan alami bagi ibu dan bayi. Pergerakan dan pergantian posisi pada waterbirth lebih mudah dibandingkan dengan bedbirth, sehingga ibu dapat memilih posisi yang nyaman selama proses ini. Duduk atau jongkok dapat membantu mempercepat proses persalinan. Berikut adalah manfaat serta resiko melahirkan menggunkan metode waterbirth.
Manfaat melahirkan dengan metode waterbirth :
- Air putih mempunyai efek menurunkan tekanan darah dan mengurangi kecemasan ibu saat melahirkan.
- Kenyamanan waterbirth menurunkan kadar hormon stres dan meningkatkan produksi endorfin untuk mengurangi rasa sakit.
- Air membantu meningkatkan elastisitas lapisan perineum vagina sehingga mengurangi risiko robeknya vagina ibu.
- Ini menciptakan lingkungan yang mirip dengan cairan ketuban dan membantu bayi yang akan merasa lebih nyaman selama persalinan.
Resiko melahirkan dengan metode waterbirth :
- Robekan perineum bisa terjadi saat waterbirth. Hal ini karena sulit bagi dokter untuk mengontrol bagaimana dan ke mana kepala bayi didorong, tidak seperti persalinan di tempat tidur yang dapat dilakukan penyesuaian untuk meminimalkan laserasi.
- Waterbirth dapat menyulitkan tim medis dalam memantau detak jantung janin saat proses persalinan karena alat yang digunakan untuk memantau detak jantung janin tidak dapat digunakan di dalam air.
- Suhu air panas yang digunakan saat waterbirth berkisar antara 36,5 hingga 37,5 derajat Celcius sehingga dapat mengganggu aliran darah dari ibu ke janin.
- Salah satu risiko yang harus diwaspadai saat melakukan waterbirth adalah bayi baru lahir mungkin menangis atau bernapas dengan cepat di dalam air. Hal ini membuat air berisiko tertelan dan masuk ke paru-paru bayi sehingga dapat menyebabkan aspirasi dan mati lemas, suatu kondisi serius yang membahayakan keselamatan bayi.