Tulisan saya ini untuk menanggapi tulisan Zuhairi Misrawi, intelektual muda Nahdlatul Ulama, analis pemikiran dan politik Timur-Tengah di The Middle East Institute di detik.com pada tanggal 30 Agustus yang lalu dengan judul "Jemaah Haji dari Israel". Lihat di sini.
Pertama adalah pernyataan Zuhairi, "Meski Israel sudah resmi berdiri dan diakui sebagai negara oleh PBB sejak 1948, tetapi kehadiran Israel di bumi Palestina masih menjadi "petaka" (nakba), karena Israel lebih tepat dianggap sebagai "penjajah".Â
Saya tergelitik ingin menanyakan kapan tepatnya Israel "menjajah" Palestina sebab sejauh ini dalam sejarah eksistensi Israel justru Israel mengalami penjajahan berulang-ulang oleh berbagai bangsa jadul seperti Mesir, Babilonia, Persia, Romawi hingga era moderen seperti Ottoman yang menjajah sejak 1517 hingga 1917 dan Inggris yang berhasil menaklukkan Ottoman dan membagi dua tanah Israel menjadi Arab Palestina dan Yahudi Palestina.
Nama Palestina yang melekat pada kedua entitas tersebut adalah nama yang diberikan oleh Kerajaan Romawi pada tahun 132 Masehi untuk wilayah Yudea.
Pada masa itu orang Yahudi memberontak terhadap Romawi sehingga untuk mengintimidasi orang Yahudi maka Romawi menamakan wilayah Yudea dengan nama musuh bebuyutan Israel yakni Filistin atau Palestine.Â
Di masa Ottoman nama Palestina dipakai merujuk wilayah Suriah Selatan, sedangkan wilayah Israel dimasukkan dalam wilayah administrasi Damaskus dengan pusat pemerintahan berada di Istanbul.
Pada masa Ottoman, orang Yahudi hidup di Yerusalem, Nablus, Hebron, Gaza, Safed dan Galilea serta Jaffa. Pasca Romawi, nama pemberian Romawi itu terus terbawa hingga sekarang bahkan digunakan oleh Palestina sebagai nama meski huruf Arab tidak mengenal huruf P.
Yahudi Palestina menerima jatah tanah dari Inggris dan mendeklarasikan kemerdekaan Yahudi Palestina (Israel) namun Arab Palestina menolak sehingga pada tahun 1948 terjadi perang antara Arab Palestina melawan Israel.
Arab Palestina dalam hal ini terdiri dari Mesir, Yordania, Suriah, Lebanon dan Irak tanpa Palestina (sebagaimana yang eksis saat ini).Â
Mengacu pada sejarah Palestina yang dipublikasikan dalam situs negara Palestina di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang bisa diakses di sini: palestineun.org, Palestina tidak memasukkan sejarah Perang Arab-Israel tahun 1948 sebagai bagian sejarah kemerdekaan mereka.
Justru, yang disebut sebagai bagian sejarah perlawanan melawan Israel adalah Intifada I dan II.