Yordania Akan Copot Kewarganegaraan Petinggi Palestina
Sejak Palestina mendeklarasikan kemerdekaannya tahun 1988, Yordania membatalkan kewarganegaraan Yordania yang dimiliki oleh orang Arab Palestina. Secara hukum kewarganegaraan Yordania yang ditetapkan tahun 1954, penduduk Tepi Barat tahun 1949 adalah warga negara Yordania.Â
Tepi Barat atau West Bank merujuk pada Yudea dan Samaria yang termasuk dalam Tanah Perjanjian namun pada perang Arab-Israel tahun 1948, Israel kehilangan Tepi Barat sehingga dimiliki oleh Yordania yang menempati area East Bank atau Tepi Timur dari Sungai Yordan. Namun pada Perang Arab-Israel 1967, Israel kembali mendapatkan Tepi Barat dan warga Arab yang berada di wilyah itu hanya 5%.
Sejak 1949, warga Arab Palestina yang bermukim di Yordania menerima kartu tanpa pengenal untuk membedakan dengan Arab Palestina yang tinggal di kamp pengungsi. Menurut Human Right Watch terdapat 2.700 orang Palestina yang memegang kewarganegaraan Yordania  yang dicopot statusnya selama 2004-2008.Â
Alasan Yordania mencopot kewarganegaraan Yordania untuk Arab Palestina adalah agar identitas Arab Palestina itu jelas, mau jadi Palestina ya Palestina saja, jangan Palestina mau, Yordania juga mau.
Tahun 1988, setelah Intifada Palestina pertama pecah tahun 1987 Raja Yordania, Husein memutuskan hubungan hukum dan administrasi antara Yordania dan Tepi Barat demi menghindari konflik melebar ke Yordania. Intifada Palestina patut dianggap serius oleh Yordania karena Yordania pernah mengalami pembunuhan Raja Yordania Abdullah I oleh militan Arab Palestina dan pada September 1970 hingga Juli 1971, PLO di bawah Yasser Arafat mencoba merebut Yordania.Â
Tahun 2009, Yordania mulai membatalkan kewarganegaraan Yordania yang dimiliki Arab Palestina. Namun pada 2011 diketahui Yordania secara resmi mengakui memberikan Perdana Menteri Palestina Mahmod Abbas dan keluarganya kewarganegaraan Yordania, sama seperti petinggi Fatah Mohammed Dahlan dan juru bicara Abbas Nabil Abu Rudeineh.
Sejauh ini Tepi Barat masih menjadi area sengketa wilayah karena Palestina mengklaim itu wilayahnya sedangkan Israel pun berpendapat Yudea dan Samaria adalah bagian dari Kerajaan Yehuda (makanya namanya Yudea, dari Judah atau Yehuda). Sebelum Intifada, orang Arab Palestina biasanya menganggap mereka adalah orang Yordania juga. Bahkan Yordania adalah 78% adalah bagian dari Arab Palestina merujuk pada Pasal 2 Piagam PLO.
Nah, hari ini diberitakan Kerajaan Yordania akan mencabut kewarganegaraan Yordania terhadap sekitar 30 otoritas Palestina dan pejabat Fatah dan keluarga mereka, termasuk Mahmoud Abbas, Kepala Perundingan Palestina Saeb Erekat dan Ahmed Qurei alias Abu Ala.Â
Kini peraturan baru dikeluarkan yaitu berlaku visa kunjungan sementara bagi para bekas warga negara Yordania. Hal ini tentu memindahkan problem demografi bagi Israel karena banyak orang Arab Palestina di wilayah yang diklaim sebagai wilayah Palestina adalah warga negara Yordania.Â
Saat saya ke Efrat, kota di Tepi Barat dan bertemu dengan warga Arab di sana, ia mengaku memegang paspor Yordania dan kerap bolak-balik ke Yordania karena kebanyakan keluarganya menetap di sana. Begitu pula di Yerusalem timur yang sempat dikuasai Yordania pada 1948-1967, banyak warga Arab di kota ini masih memegang paspor Yordania namun memiliki izin kerja di Yerusalem.Â