Tahun 2012 saat pertama kali ke Yerusalem, rombongan tur sempat makan di restoran Indonesia. Wah, saya sempat mikir aduh... ini pasti restoran Indonesia dengan selera Timur Tengah yang rasanya ngga banget. Ternyata saya salah lho. Restoran Dewi Cinta menyajikan masakan Indonesia yang cocok dengan lidah saya dan yang terutama rendangnya enak banget.
Rupanya rendang super empuk itu disebabkan cara potong daging sapi yang kosher atau halal Yahudi yang cuma membolehkan dua urat nadi yang disembelih sehingga si sapi ngga stres dan dagingnya ngga alot. Tahun 2012 itu untuk rombongan kami dihidangkan pula kerupuk udang khas Indonesia, ayam goreng dan capcay.
Sebenarnya Dewi Cinta khusus untuk rombongan tur Indonesia saja namun Jack berbaik hati menyediakan makanan untuk santap siang saya, teman saya dan Maher Canawati, pengusaha cendera mata asal Bethlehem yang hari itu khusus datang dari Bethlehem untuk ketemu kami. Dalam satu piring "Lunch Meal" itu ada daging, ikan, ayam dan sayur. Untuk harga, Jack minta saya untuk tidak menuliskannya harga menu tersebut. Kali ini saya ditraktir Jack sehingga kami ngga bayar.
Ayam potong di Yerusalem sekitar 9$, di Bethlehem 3$. Daging 14$/ kg, di Bethlehem cuma 2$/kg. Di Yerusalem, pemeriksaan restoran sangat ketat, terutama demi memenuhi syarat halal Yahudi (kosher), sedangkan di Bethlehem ngga ada pemeriksaan. Jack harus impor sejumlah bahan masakan seperti kecap, terasi dan sambal botolan dari Belanda.
Seperti biasa, pasti muncul komentar soal perempuan-perempuan Indonesia yang menurutnya ramah, baik dan cantik-cantik. Selain restoran dan toko sovenir, keluarga Jack juga punya toko koin kuno Israel di Jewish Quarter. Dengan bangga Jack promosi koin kuno era 135 Masehi. Ah, luar biasa.
Koin kuno tahun 135 Masehi ini bukankah membuktikan Israel sudah ada di Tanah Israel jauuuuh sebelum 1948? Tentu saja buat arkeolog, koin kuno ini penting namun bagi mereka yang ngga suka pada Israel pasti ngga menganggap penting sebuah koin kuno tahun 135 Masehi. Namun setuju atau tidak soal Israel bukan masalah karena soal politik selalu ada dua suara pro dan kontra. Namun soal masakan Indonesia di Yerusalem, kita satu suara mendukung agar Dewi Cinta bisa menyedot perhatian dan membuat orang Israel ketagihan rendang Indonesia. []
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H