Mohon tunggu...
Monika Yulando Putri
Monika Yulando Putri Mohon Tunggu... Akuntan - Analis. Blogger. Traveler

Pecinta buku, pengamat media sosial dan penghobi jalan-jalan. Bisa juga dikunjungi di www.monilando.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Indonesia Sehat, Indonesia Bebas Stunting

8 Agustus 2019   17:14 Diperbarui: 8 Agustus 2019   17:23 1307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebanyak 70% dari penurunan stunting berasal dari intervensi gizi sensitif. Apakah itu? Intervensi gizi sensitif merupakan upaya Pemerintah untuk menurunkan tingkat prevalensi stunting nasional melalui kegiatan pembangunan di luar sektor kesehatan. Misalnya, Pemerintah menyediakan akses masyarakat atas air bersih, sanitasi yang layak, dan layanan kesehatan yang baik. 

Intinya adalah sarana dan prasarana yang mendukung kesehatan.

Selain itu, dalam upaya mempercepat penanganan stunting, Pemerintah mencanangkan prioritas penanganan stunting pada tahun 2017 dan 2018 terhadap 100 kabupaten/kota dengan tingkat stunting tertinggi di Indonesia.

Seberapa efektif upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah?

Upaya penurunan stunting yang dilakukan dari tahun 2012 tersebut mulai menumbuhkan hasil. Berdasarkan hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) 2017 oleh Kementerian Kesehatan, tingkat prevalensi Indonesia menurun dari 37,2% di tahun 2013 menjadi 29,6% di tahun 2016. Artinya, terdapat indikator positif terhadap upaya penurunan stunting. Namun demikian, angka 29,6% tersebut masih di atas standar maksimal yang ditetapkan oleh WHO sebesar 20%.

Optimis ke depan akan semakin baik, ya!

Jadi, apa kesimpulannya?

Upaya pencegahan stunting agar tingkat prevalensi stunting di Indonesia lebih rendah dari standar maksimal yang ditetapkan oleh WHO atau bahkan kelak hilang sama sekali merupakan tugas bersama antara banyak pihak. Misalnya, Pemerintah yang terdiri dari berbagai unsur kementerian menggandeng lembaga wali amanat seperti MCA, lembaga internasional seperti Unicef, dan tentunya masyarakat.

Pemerintah menyediakan sarana kesehatan dan memenuhi gizi rakyat, lembaga melakukan upaya-upaya guna membantu Pemerintah, para perempuan menjaga asupan gizinya dengan baik selama mengandung dan menyusui, suami bertanggung jawab memenuhi kebutuhan gizi keluarga, dan sebagainya.

Salah satu fakta menarik tentang stunting adalah bahwa gizi buruk tak hanya terjadi pada balita dari keluarga yang kurang mampu saja. Kondisi stunting juga dialami oleh keluarga yang tidak miskin (berada di atas 40% tingkat kesejahteraan sosial dan ekonomi) karena itu semua orang harus menyadari tentang pentingnya menjaga pola makan, pola asuh serta sanitasi.

Jadi, sudah menjadi tugas kita bersama untuk melakukan upaya pencegahan stunting demi Indonesia Sehat, bukan?

Indonesia sehat, Indonesia yang bebas dari stunting

Semoga? Segera

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun