Mohon tunggu...
monika krisilvani
monika krisilvani Mohon Tunggu... -

seorang mahasiswi fakultas psikologi universitas Gadjah Mada... seorang gadis yang ingin tumbuh menjadi wanita yang lebih baik...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Fenomena Priok

18 April 2010   13:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:43 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Keramat"

kata itu yang dipegang oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, masyarakat yang masih mengagungkan budaya dan leluhurnya. Banyak tempat di Indonesia yang di"keramat"kan, lihat saja ada pohon keramat, rumah keramat, daerah keramat, dan juga makam keramat.

Makam keramat mbah Priok, daerah yang memang sangat disakralkan bagi rakyat di daerah tanjung Priok kini sedang banyak dijadikan banyak pembicaraan, bagaimana tidak? terjadi pertumpahan darah di sana. sudah beberapa nyawa melayang di sana. Bentrokan yang terjadi antara masyarakat dan polisi (dan Polisi Pamong Praja) menyisakan isak tangis bagi keluarga korban.

setelah dirunut kembali, ternyata hal ini terjadi karena rencana eksekusi lokasi untuk perluasan perusahaan. perusahaan tersebut ingin memperluas lahan untuk tempat peti kemasnya. masyarakat tidak terima dengan hal tersebut, mereka yang terbakar emosi memilih untuk berjibaku dan melawan, dan bisa dilihat kekuatan massa memang luar biasa, bahkan alat berat pun dapat dirusak. Kerugian pun tidak sedikit, nyawa aparat yang hanya melaksanakan perintah atasan pun tercabut.

siapa yang bertanggung jawab dengan nyawa yang melayang ini? nyawa aparat yang hanya berusaha menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya...

di sisi lain ternyata masyarakat pun bahu membahu untuk menolong korban yang terluka di RSU Koja. Tidak ada kata lawan di sana. Baik aparat maupun masyarakat memunculkan sisi kemanusiaannya, mereka sama-sama manusia yang bisa merasakan kesakitan.

lalu petinggi Pemerintah Kota yang mengurusi masalah izin eksekusi dan lain halnya, hanya bisa mengucapkan belasungkawa dan mengirimkan karangan bunga untuk menyampaikan rasa simpatinya pada keluarga polisi pamong praja yang menjadi korban.

berawal dari masyarakat yang tidak ingin makam keramat tersebut terusik, lalu timbullah kekuatan supernatural, kekuatan massa yang menjadi luar biasa untuk melindungi tempat sakral tersebut. kekuatan besar masyarakat yang masih melindungi bagian dari adat dan budaya leluhurnya.

Hal ini seharusnya menjadi pelajaran bahwa Indonesia memiliki kekuatan massa yang besar, yang menggerakkan segala roda, kearoganan wakil rakyat bisa saja tepatahkan oleh rakyat yang kelaparan, rakyat kecil yang marah bisa lebih mengerikan ketimbang tembakan peringatan senjata dari aparat.

Hargai dan ingatlah rakyat kecil yang hanya bisa berteriak minta makan ini... Rakyat jelata yang memang tidak duduk di kursi kehormatan... Namun rakyat inilah pemilik tanah air Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun