Nama: Monika Annastasya Tulenan
Nim: 22105022
Kelas: 3C
Mata Kuliah: Teknologi Pendidikan
Dosen Pengampuh: Juliana M. Sumilat, S.Pd, M.Pd
1. TEKNOLOGI PERKEMBANGAN ZAMAN
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN KOMPUTER DARI GENERASI KE GENERASI
Komputer Generasi Pertama (1940-1956)
Perangkat  yang pertama ini ternyata dikembangkan untuk desain peluru kendali dan pesawat. Penggagas komputer generasi pertama adalah Konrad Zuse, seorang insinyur dari Jerman. Komputer ini memanfaatkan tabung hampa udara untuk sirkuit dan drum magnetik sebagai memori. Komputer generasi pertama ini dikenal sangat mahal dan besar, loh! Besarnya hingga bisa menempati seluruh ruangan. Contohnya ENIAC, komputer pertama di dunia yang memiliki tinggi 2,4 meter, panjang 30 meter, dan berat 30 ton. Komputer generasi ini juga mengandalkan machine language, yakni level bahasa pemrograman paling rendah yang dimengerti komputer. Bahasa pemrograman ini hanya dapat menyelesaikan satu perhitungan setiap waktu, dan untuk menyetel perhitungan baru membutuhkan berhari-hari bahkan berminggu-minggu.
Komputer Generasi Ke Dua (1956-1963)
   Di temukannya transistor pada masa ini mengubah tampilan komputer generasi pertama. Perkembangan generasi kedua menjadi awal perkembangan komputer dengan digantinya tabung hampa dengan transistor. Transistor memungkinkan komputer jadi lebih kecil, murah, cepat, dan hemat energi. Selain itu, pada generasi kedua memori inti magnetik juga mengalami perkembangan. Secara umum, komputer generasi ini sudah menggunakan bahasa pemrograman tingkat tinggi, kapasitas memori sudah cukup besar, lebih hemat listrik, dan proses operasinya lebih cepat.
Komputer Generasi Ke Tiga (1964-1971)
   Komputer generasi ketiga ditandai dengan pengembangan integrated circuit. Dalam pemakaiannya, transistor menjadikan komputer cepat panas. Hal ini yang mengakibatkan komputer generasi kedua mulai digantikan. Lalu pada 1958, Jack Billy menciptakan IC atau Integrated circuit chip. IC ini adalah kepingan kecil yang dapat menampung berbagai komponen menjadi satu. Jadi, komputer generasi ketiga memiliki ukuran lebih kecil, cepat, dan murah. Komputer generasi ini juga memungkinkan untuk dipasarkan secara umum.
Komputer Generasi Ke Empat (1971-Sekarang)
    Komputer generasi keempat memiliki terobosan berupa mikroprosesor yang dapat menyatukan ribuan IC ke dalam sebuah keeping silicone. Kalau komputer generasi pertama yang besarnya bisa menempati seluruh ruangan, komputer generasi keempat sudah dapat digenggam manusia. Pada masa ini, mulai muncul juga laptop yang dapat dibawa kemana-mana. Seiring waktu, mereka pun dapat dihubungkan dalam sebuah jaringan, yang kemudian menjadi awal perkembangan internet.
Komputer Generasi Ke Lima (Sekarang-Masa Depan)
    Nah, sekarang yang kita gunakan sekarang ini adalah komputer generasi kelima. Ditandai dengan adanya LSI atau large scale integration dimana ribuan mikroprosesor dapat dipadatkan dalam sebuah mikroprosesor. Komputer ini juga ditandai dengan kemunculan semikonduktor. Penggunaan nano technology dan komputer quantum juga akan merubah penampilan komputer yang kita kenal sebelumnya. Komputer generasi kelima dikembangkan untuk bisa merespon suara bahasa dan mampu belajar secara sadar.
2. METODE PEMBELAJARAN
PERKEMBBANGAN PAPAN TULIS DARI ZAMAN KE ZAMAN
   Papan tulis itu pertama kali diperkenalkan pada tahun 1960-an,, pada saat itu papan tulis mulai muncul di pasar tidak terpikirkan akan ditempatkan pada sebuah ruangan kelas. Papan tulis adalah papan dari kayu dengan permukaan yang bisa ditulis ulang dengan menggunakan kapur tulis. Papan tulis zaman dulu dibuat dari lembaran tipis batu tulis berwarna hitam atau abu-abu.
  Beberapa tahun kemudian papan tulis hitam berganti dengan white board (papan tulis putih) dan boardmarker (spidol).  Pada awal-awal penggunaannya whiteboard sangat laku di pasar, Karena alat tulis ini cenderung mengurangi terjadinya penyakit yang disebabkan oleh debu kapur tulis. Spidol juga mudah di dapatkan di toko alat-alat tulis. Tentu kelemahannya juga ada seperti harus membeli tinta untuk isi ulang spidol dan pengisian tinta ke spidol jika tidak hati-hati akan berakibat sangat kotor karena saya pernah mengalami seragam dinas mengajar saya ketumpahan tinta. Keefektifan dari whiteboard tergantung dari tulisan masing-masing individu. Sebagai guru kita menulis di whiteboard sebaiknya teratur, urut dan rapi agar mudah dipahami siswa.
  Seiring berjalannya waktu, muncul teknologi yang menyesuaikan dengan zaman yaitu proyektor atau bahasa awamnya kita sebut mengajar pakai infocus. Proyektor sering digunakan untuk media presentasi. Siswa tidak perlu dipaksa menatap papan putih saja yang penuh dengan tulisan guru. Guru menayangkan materi yang telah dibuat sedemikian rupa di laptop dan diproyeksikan di layar papan tulis.Hal ini sangat menarik karena tayangan gambar warna dan animasi akan sangat bervariasi.
  Jenis papan tulis terakhir yaitu papan tulis virtual yang digunakan ketika belajar jarak jauh atau belajar online. Ada beberapa aplikasi belajar digital yang berfungsi sebagai papan tulis untuk siswa dan guru, seperti google meet dan zoom. Siswa dapat menggunakan google meet dan zoom dari mana saja.
   Gurupun dapat melibatkan siswa dalam proses pembelajaran baik dalam memberikan materi yang biasanya ditulis di papan tulis kelas, sekarang ditulis secara digital dan diakses oleh siswa dengan undangan link kelas. Menggunakan google meet atau zoom sangat menarik bagi siswa karena mereka bisa menulis apapun tugas mereka dan bisa dibaca oleh teman yang lain.Tidak hanya tulisan, juga bisa menayangkan foto atau voice record. Itulah beberapa papan tulis dari zaman ke zaman. Sebagai guru mau tidak mau kita dituntut untuk bisa menyandingkan diri dengan kemajuan teknogi digital ini. Memang sih benar ucapan ini: "Secanggih apapun teknologi tidak akan pernah menggantikan peran guru" Tetapi ingat :"Guru yang tidak mau belajar teknologi akan tergantikan!"
SEJARAH PERKEMBANGAN PROYEKTOR DARI MASA KE MASA HINGGA SAAT INI
Proyektor merupakan salah satu alat bantu proyeksi objek atau gambar yang hampir digunakan oleh semua orang ketika melakukan persentase kelas. Proyektor bahkan merupakan alat pengadaan yang wajib tersedia di Institusi pendidikan, perusahaan, lembaga, dan beberapa institusi lainnya.
Tidak hanya untuk alat bantu persentase, Proyektor juga umumnya digunakan sebagai alat proyeksi gambar atau video yang berupa tontonan. Dalam hal ini proyektor juga dapat digunakan sebagai media atau alat hiburan. Tentu proyektor masih memiliki banyak kegunaan lainnya berbeda yang tidak kalah penting.
Sejarah Hadirnya Teknologi Proyektor
*Enlarger (Abad ke-16 Hingga 1990an)
    Sebelum kehadiran proyektor LCD dan Digital yang terkenal lebih canggih dan modern seperti di pasaran saat ini. Ada beberapa perangkat proyeksi yang biasanya digunakan oleh orang dahulu. Salah satu yang cukup lawas disebut dengan Enlarger.
 Enlarger merupakan alat proyektor transparansi khusus yang memiliki fungsi serupa dengan Overhead Proyektor. Enlarger juga dikenal sebagai perangkat pendahulu dari OverHead Projector. Enlarger digunakan untuk proyeksi hasil fotografi dari film atau biasanya disebut dengan kertas bening melalui cahaya lampu yang dipancarkan.
 Hanya saja pada perangkat ini, dioperasikan secara manual. Dalam artian bahwa sebagian besar fungsi yang dimiliki oleh alat ini masih mengandalkan tangan langsung dari manusia. Lain halnya pada Overhead projector yang sudah memiliki beberapa fungsi otomatis.
*Magic Lantern (Abad ke-17 Hingga 1940)
     Magic Lantern atau dalam Bahasa Indonesia adalah Lentera Ajaib/Laterna Magica merupakan salah satu jenis perangkat pencetus proyektor gambar. Proyektor Magic Lantern pertama kali ditemukan oleh Jesuit Athanasius Kircher pada tahun 1671 dan mulai dikembangkan pada abad ke-17 dan terus dikembangkan sampai pada masa produksi terakhir di tahun 1940-an.
 Lentera Ajaib ini memanfaatkan fungsi cermin cekung yang berada dibelakang sumber cahaya. Kemudian cahaya ini yang mengarah ke layar/screen melalui selembar kertas bening. Kelebihan dari proyektor lawas ini adalah memungkinkan seseorang untuk menyesuaikan fokus bidang, sehingga proyeksi gambar bisa lebih optimal sesuai jarak proyeksi.
 Pada awal dahulu sumber cahaya yang digunakan untuk alat ini menggunakan cahaya lilin, lampu minyak. Hingga sumber cahaya yang paling umum digunakan saat itu adalah sinar matahari. Pada akhirnya penemuan listrik ditahun 1860an memperbaharui prinsip kerja dari proyektor ini dengan menggunakan lampu sebagai sumber cahaya terbaru.
*Overhead Projector (1950-1990)
    OverHead Projector atau yang biasanya disingkat dengan OHP merupakan perangkat bantu sederhana yang mampu memproyeksikan tulisan atau gambar pada kertas film atau plastik bening transparan. Prinsip kerja dari alat ini serupa dengan dua pendahulunya yakni Enlarger dan Magic Lantern.
 Namun untuk alat yang satu ini terbilang perangkat yang lebih modern dijamannya. Ada beberapa fungsi yang sudah otomatis untuk diggunakan. Namun untuk sebagian besar masih sama yakni memanfaatkan sumber cahaya untuk memproyeksikan gambar atau film dari kertas bening ke layar/screen.
 Alat ini juga terbilang yang paling mudah, sebab tidak memerlukan lagi jepitan ataupun penyangga. Kertas bening yang merupakan media gambar cukup diletakkan diatas landasan perangkat. Cahaya dari sisi bawah perangkat mampu memproyeksikan gambar dari kertas bening secara 90 derajat ke arah layar/screen.
 Perangkat ini juga terbilang yang paling efektif saat itu, sebab teknologi cahaya yang digunakan termasuk yang paling terang dengan sistem optik yang lebih efisien dan optimal. Sehingga alat ini lebih memungkinkan untuk digunakan dioperasikan diruangan normal atau dengan gangguan cahaya alami. Sehingga tidak wajib lagi memanipulasi kegelapan ruangan ketika dioperasikan.
*Slide Projector (1960-2000)
    Proyektor Slide merupakan mekanisme perangkat slide yang dapat menampilkan gambar fotografi secara slide atau bergeser. Alat ini merupakan hasil dari pengembangan proyektor Magic Lantern. Hanya saja pada perangkat ini memiliki format yang lebih besar dengan beberapa fungsi tambahan.
 Perangkat ini pertama kali dikenal luas di dunia pada tahun 1950 hingga tahun 1999 akhir, atau 2000an awal. Dahulu proyektor ini banyak digunakan sebagai bentuk perangkat hiburan dirumah untuk menampilkan beberapa gambar cetak dari foto klise kamera analog di jaman tersebut.
 Meskipun begitu, perangkat Slide projector juga sering digunakan sebagai alat pendukung pendidikan atau kelembagaan sebagai perangkat persentase. Pada alat ini juga sudah tersedia beberapa tombol otomatis yang dapat digunakan untuk memudahkan pengoperasiannya.
*Movie Projector (1879-2000)
    Proyektor film yang pertama kali ditemukan bernama Zoopraxiscope. Jenis proyektor film ini diciptakan oleh seorang fotografer Inggris bernama Eadweard Muybridge pada tahun 1879. Zoopraxiscope memiliki prinsip kerja dengan memproyeksikan gambar dari cakram kaca yang diputar. Sehingga putaran cakram kaca inilah yang membuat gambar seolah-olah sedang bergerak.
Di Era sekarang prinsip kerja proyektor film ini lebih dikenal dengan prinsip Stop-Motion yang biasa kita lihat di video singkat instagram. Dahulu gambar stop-motion menggunakan cat warna atau hitam yang diaplikaskan ke kaca diagram sebagai siluet.
 Jenis proyektor film merupakan jenis proyektor yang memiliki pengembangan paling banyak. Sebab selama penggunaannya yang meluas, juga terlahir beberapa fitur tambahan. Diantaranya adanya fitur Aeroscope genggam yang ditemukan oleh Polandia saat itu.
 Kemudian pada tahun 1888, seorang warga Prancis bernama Louis Le Prince mengeluarkan paten 16 lensa yang mengabungkan gambar bergerak. Sehingga proyeksi gambar gerak lebih realitis. Hingga akhirnya The Lumiere Bersaudara membuat film pertama yang memanfaatkan perangkat proyektor film ini sebagai alat pemutaran film mereka. Film pertama mereka diperkenalkan pada tahun 1894 dengan judul Sortie de l'usine Lumire de Lyon.
*Digital Light Processing Projector (1997-2006/2019)
    Digital Light Processing atau yang biasanya disingkat dengan DLP merupakan salah satu jenis proyektor modern di awal tahun 2000an. Dalam bahasa Indonesia perangkat ini disebut dengan teknologi proyektor Pemprosesan Cahaya Digital.
 Proyektor ini pertama kali dikembangkan oleh Larry Homebeck pada tahun 1987. Basis pertama dari proyektor ini pertama kali diperkenalkan oleh perusahaan Digital Projection Ltd di tahun 1997. Siapa sangka jenis proyektor ini pernah mendapatkan Emmy Awards di tahun 1998.
 Proyektor DLP menghasilkan gambar dari kaca kecil mikroskopis yang disusun dalam sebuah matrix diatas chip semikonduktor. Chip ini dikenal sebagai DMD atau Digital Micromirror Device. Chip ini juga yang menjadi pencetus penjualan massal produk proyektor kala itu dengan lisensi chipset perusahaan mereka.
 Proyektor ini lebih canggih dengan kemampuan yang dapat menghasilkan resolusi gambar komputer yakni 800x600, 1024x768, dan 1280x720. Beberapa diantara produksi proyektor di tahun 2019 ini, masih mengadopsi teknologi dari Digital Light Processing. Meskipun tidak dapat dipungkiri bahwa di pasaran saat ini tersedia pula beberapa jenis projector canggih lainnya.
*Proyektor 3 CRT (2000-2012)
    Proyektor CRT adalah proyektor video yang menggunakan kecerahan tabung sinar katoda sebagai elemen yang menghasilkan gambar. Kemudian hasil elemen gambar ini difokuskan dan diperbesar ke layar menggunakan lensa yang berada di kaca perangkat.
 Proyektor ini familiar dengan desain dan tampilannya yang menggunakan 3 lensa gambar berwarna. Tiga warna lensa yang umumnya digunakan adalah merah, hijau, dan biru. Dengan teknologi elemen warna ini membuat hasil produksi gambar jauh lebih berwarna dan lebih rapi.
 Dahulu sistem crt dari proyektor ini hampir digunakan oleh semua perangkat proyektor. Sebab proyektor ini salah satu perangkat dengan kualitas proyeksi video yang paling baik di jamannya. Namun seiring waktu teknologi CRT mulai merosot ditahun 2012 dan tergantikan oleh teknologi modern seperti DLP dan LCD yang masih banyak digunakan di tahun 2019 ini.
*Proyektor LCD (1968-Sekarang)
    Proyektor LCD pertama kali ditemukan oleh Gene Dolgoff di New York pada tahun 1968. Hadirnya perangkat ini bertujuan untuk memproduksi sebuah video proyektor yang lebih cerah dibanding teknologi 3-CRT Projector.
 Teknologi proyektor LCD pertama kali berkembang pesat di tahun antara 2004 hingga 2005. Dimana pada tahun ini teknologi proyektor LCD memiliki fitur yang jauh lebih lengkap dengan fungsi pengoperasian mudah dan warna yang lebih kontras. Beberapa teknologi LCD ini juga mendukung untuk dihubungkan dengan perangkat digital lainnya seperti TV dengan sambungan HDTV, VGA dan beberapa lainnya sudah menggunakan converter HDMI.
 Ketika Anda ingin membeli proyektor, kemungkinan yang paling umum Anda temui di toko adalah jenis proyektor lcd ini. Sehingga tidak heran proyektor ini adalah yang cukup laris digunakan oleh banyak pengguna diseluruh dunia, termasuk Indonesia.
*Liquid Crystal on Silicon Projector (2005-2013)
    Pada acara Consumer Electronics Show, Intel mengumumkan berniat akan memproduksi skala besar chip LCoS murah untuk digunakan dalam tampilan panel data. Namun pada Desember 2005, Sony merilis produksi proyektor mereka bernama Sony VWPL VW100 atau yang disebut dengan Ruby.
 Proyektor ini menggunakan 3 chip sekaligus dengan teknologi yang mampu menghasilkan resolusi asli 1920x1080 dengan rasio kontras 15.000:1. Teknologi LCoS awalnya disebut-sebut sebagai alat yang memungkinkan untuk menampilkan televisi dengan layar lebar, definisi yang tinggi, serta kualitas gambar yang lebih tinggi dengan biaya produksi yang lebih rendah.
 Berbicara mengenai kualitas, LCoS adalah salah satu yang terbaik, namun pada tahun 2013 perlahan basis teknologi proyektor ini tidak lagi di produksi. Implementasi komersial hanya berada pada sony yang menggunakan SXRD (Silucin X-tal Reflective Display) dan JVC Digital Direct rive Image Light Amplifier (D-ILA).
 Sony dan JVC cenderung memproduksi pasar proyektor menggunakan tiga panel LCoS, sedangkan beberapa produsen lainnya seperti Canon, Intel, Philips, Epson MicroDisplay terlihat jarang lagi menggunakan teknologi ini.
*Prpyektor Digital (2013-Sekarang)
     Proyektor Digital pada dasarnya pertama kali dikenal pada tahun 1950. Bahkan beberapa jenis proyektor terdahulu termasuk sebagai kategori proyektor digital dengan perpaduan analog. Beda halnya pada proyektor digital yang sepenuhnya menerapkan fungsi digital.
 Proyektor digital mulai terkenal di tahun 2013 hingga saat ini. Perangkat ini lebih moderen lagi dari beberapa jenis proyektor sebelum-sebelumnya. Didalam perangkat ini sudah termasuk dari semua teknologi proyektor yang ada.
 Dalam perangkat ini, sudah termasuk penerapan teknlogi digital CRT, LDP, dan LCD. Sehingga untuk kualitas tidak perlu lagi dipertanyakan. Perbedaan pada jenis proyektor ini adalah sepenuhnya menghantar atau mengkonversi data gambar langsung dari komputer ke sistem lensa proyektor.
 Gambar yang ditampilkan oleh system akan dapat diproyeksi secara langsung melalui  ystem lensa digital perangkat ini. Terlebih fitur yang sangat lengkap untuk era saat ini. Sehingga tidak heran, untuk jenis proyektor digital terbilang proyektor dengan konektivitas ganda dan terlaris. Ada banyak jenis konektivitas yang didukung oleh proyektor digital.
SEJARAH PERKEMBANGAN ALAT TULIS
*Kapur Tulis
    Kapur tulis dibuat dari batu gamping. Batu gamping ini berasal dari lumpur di dasar laut. Sifatnya lunak dan mudah dihapus. Pada 1960, kapur dibuat dari gipsum. Kelebihannya yaitu lebih keras dan tidak banyak menghasilkan debu. Kini, hampir semua sekolah sudah meninggalkan papan tulis hitam. Kesehatan menjadi salah satu pertimbangannya sebab debu dari kapur tulis bisa membahayakan pernapasan.
*Alat Peruncing Pensil
     Dahulu, orang meruncingkan pensil menggunakan pisau lipat. Lalu, Bernard Lassimone menciptakan alat peruncing pensil pada 1828. Ciptaannya tidak bertahan lama karena pada 1847, Therry des Estwaux menciptakan alat peruncing pensil manual. Kemudian, pada 23 November 1897 dikenal Love Sharpener. Peruncing ini buatan John Lee Love. Cara meruncingkannya adalah memasukkan pensil ke dalam lubang yang terbuka dan diputar dengan tangan.
*Pena
   Pena muncul seiring kebutuhan menulis di atas papirus. Sekitar 400 SM, bangsa  Mesir menggunakan pena dari batang alang-alang. Pena ini  dicelupkan ke dalam tinta yang terbuat dari getah dan jelaga. Kemudian, diciptakan pena bulu burung (angsa, elang, dan burung hantu) sekitar 700 M. Pena bulu angsa paling mahal di antara pena yang lain. Pena bulu dikenal lebih dari seribu tahun sebagai alattulis.
 Pada 1828, ditemukan pena baja oleh John Mitchell. Pena ini  kurang  disukai karena tidak membuat nyaman pemakai saat harus mencelupkannya ke dalam tinta. Pada 1884, teknologi pena semakin canggih. Lewis Edson Waterman membuat pena berkantung tinta. Jadi, tidak perlu berulang-ulang mencelupkannya ke dalam tinta.
    Sekitar 1960, ditemukan pena berujung lembut. Pena  ini  disebut  spidol. Tidak diketahui pasti siapa yang menemukannya. Mata pena spidol dibuat dari plastik berpori dan terdapat kantung tinta. Kantung  ini mengandung serat sintetis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H