Desa Kuripansari memiliki letak geografis di Kecamatan Pacet, Kota Mojokerto,nJawa Timur. Desa ini berada di daerah pegunungan dan dihuni oleh 926 kartu keluarga yang memiliki jumlah penduduk kurang lebih 2.714 jiwa dan tersebar di enam dusun
yaitu Dusun Kuripan, Dusun Warubinatur, Dusun Sumber Gayam, Dusun Panjunan, Dusun Kandangan, dan Dusun Kedung Peluk (Website Resmi Desa Kuripansari, 2022). Ekonomi Desa Kuripansari sebagian besar didukung oleh sektor pertanian. Tanaman
utama yang dibudidayakan antara lain padi, jagung, sayuran, dan buah-buahan. Selainitu, ada juga peternakan sapi, kambing, dan unggas. Terdapat pula peninggalan sejarah yang berada di kawasan Kuripansari yaitu Goa Gembyang. Goa ini sebagai salah satu
situs sejarah, memiliki nilai arkeologis yang signifikan dan menjadi saksi bisu perjalanan peradaban yang pernah ada di Desa Kuripansari
Sebagai desa yang tergolong maju, Desa Kuripansari juga memiliki beberapa aspek yang perlu ditingkatkan di dalamnya. Pendidikan merupakan peran penting dalam perkembangan sumber daya manusia di sebuah kelompok masyarakat. DesaKuripansari sendiri telah memiliki dua jenis lembaga pendidikan formal pada tingkat taman kanak-kanak dan sekolah dasar. Tim BBK 4 Universitas Airlangga yang ditugaskan di Desa Kuripansari menemukan beberapa hal hal harus dibenahi, termasuk kesadaran masyarakat akan pembentukan jiwa sadar pendidikan formal maupun moral. Proses pembelajaran yang terjadi pada lingkup formal masih membutuhkan perhatian penuh dari pemerintah, terutama terkait dengan infrastruktur---gedung dan fasilitas belajar termasuk tenaga dalam dunia pendidikan yang masih memerlukanpengembangan lebih merupakan salah satu pondasi utama keberhasilan proses belajar mengajar. Hal tersebut pula mendukung bagaimana para murid yang berada di Desa Kuripansari mengimplementasikan pendidikan moralnya. Peran para orang tua yang termasuk peran dari pemerintah dalam pendidikan moral dinilai sudah cukup bagus dalam mengajarkan bahasa yang halus dan sopan ketika berbicara dengan orang tua maupun orang yang tidak dikenal. Namun, perlu diperhatikan kembali dalam moral dan adab ketika para siswa bergaul dengan teman sebayanya, karena dalam era digitalisasi yang berkembang pesat sekarang ini, anak-anak sudah mulai mengenal dan
menggunakan media sosial.
Melihat permasalahan yang timbul diatas, kami berkesempatan untuk terjunlangsung kepada anak anak tingkat sekolah dasar untuk memantau dan memberikanilmu dalam program kerja kami yang bernama "Sahabat Belajar".  Sahabat Belajar sendiri diadakan pada hari Jumat setiap minggunya di balai desa dengan mata pelajaran utama yaitu matematika dan bahasa inggris. Pada saat berjalannya kegiatan, kami membagi anak anak dalam kategori kelas agar mudah dalam mengajar dan memberikan soal. Kami memilih pengajaran yang interaktif dengan memberikan games dan hadiah yang menarik agar para anak anak di  desa mau mengikuti program kerja kami dengan semangat. Selain memberikan games yang interaktif, kami juga memberikan pembelajaran yang intensif kepada anak anak yang membutuhkan bantuan untuk mengerjakan pekerjaan rumah maupun ingin bertanya tentang hal yang tidak diajarkan di dalam sekolah.
Dalam berjalannya program kerja ini, kami disambut secara antusias dan semangat oleh anak anak yang ada bahkan pada akhir masa KKN, kami melakukan kegiatan Sahabat Belajar secara mandiri dengan jam dan tempat yang fleksibel. Para orang tua dan pemerintah juga menyambut kami dengan baik sehingga tim BBK 4 dapat bekerjasama dengan maksimal. Pada minggu pertama, kami mendapati anak anak yang mengikuti Sahabat Belajar merasa puas dan dapat menerima dengan baikmateri yang telah diajarkan, minggu--minggu selanjutnya, partisipan Sahabat Belajar semakin bertambah dikarenakan informasi terkait dengan program kerja ini sudah mulai menyebar ke beberapa anak anak yang masih belum mengetahui terkait dengan program ini. Saran dan dukungan dari semua perangkat desa dengan meminjamkan fasilitas balai desa juga menjadi bagian terpenting dalam program kegiatan kami. Tim
BBK 4 juga mendapatkan saran dari para partisipan untuk membuka jadwal tambahan diluar jam kegiatan yang telah dirancang karena antusiasme yang tinggi dan telah kami laksanakan pada malam hari ketika tim BBK 4 tidak ada kegiatan.
Para anak anak di Desa Kuripansari merasa terbantu juga dengan hadirnya Sahabat Belajar sebagai media pembelajaran di luar jam sekolah karena keterbatasan informasi dan ilmu ketika mereka tidak berada di lingkup sekolah. Anak anak juga merasa senang karena mereka dapat bertukar ilmu dan cerita bersama kami, sehingga tingkat kepuasan dalam program kerja tim BBK 4 Universitas Airlangga dianggap berhasil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H