Mohon tunggu...
Monika Kumala Dewi
Monika Kumala Dewi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa asal Semarang

Mahasiswa UNDIP Program Studi Farmasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mahasiswa Undip Keliling Kampung Ajari Warga Cara Membuat Hand Sanitizer

9 Agustus 2021   14:02 Diperbarui: 9 Agustus 2021   14:56 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baru-baru ini angka kasus positif COVID-19 meningkat drastis akibat munculnya varian baru Delta. Tercatat hingga 5 Juli 2021 terdapat penambahan 56.757 kasus terkonfirmasi positif COVID-19 berdasarkan data dari Kemenkes RI. Angka tersebut merupakan rekor tertinggi penambahan kasus positif COVID-19 selama 1 tahun terakhir. DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Barata menjadi 3 provinsi penyumbang penambahan kasus positif COVID-19 terbanyak di Indonesia.

Semarang sebagai salah satu kota di Jawa Tengah tidak luput dalam menyumbang tinggi angka penambahan kasus positif COVID tersebut. Angka kasus pasien COVID-19 terkonfirmasi (dirawat) di kota Semarang hingga 19 Juni 2021 mencapai 1166 menurut data Dinas Kesehatan Kota Semarang, terus meningkat semenjak 2 minggu terakhir.

Berbagai upaya giat dilakukan masyarakat untuk meningkatkan kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat. Salah satunya adalah dengan sering mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun. Namun, keberadaan air dan sabun tidak semerta-merta dapat ditemukan dimana saja, apalagi ketika berada dalam kendaraan yang bergerak. 

Sehingga, untuk mengganti air dan sabun, kita dapat menggunakan hand sanitizer sebagai alternatifnya. Namun, tidak sembarang hand sanitizer yang dapat digunakan. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dan World Health Organization (WHO) merekomendasikan penggunaan hand sanitizer berbasis alkohol yang mengandung setidaknya 60% etanol pada durasi pakai yang baik berkisar dari 20-30 detik.

Sayangnya dengan adanya pemberlakuan PPKM mengakibatkan terbatasnya mobilisasi masyarakat untuk membeli hand sanitizer sewaktu-waktu. Ditambah, organisasi Food and Drug Administration (FDA) sampai sekarang masih menemui produk hand sanitizer berbasis metanol. 

Metanol adalah zat toksis yang apabila terserap kulit atau tertelan maka dapat menimbulkan masalah efek samping seperti kebutaan, tindakan rawat inap, dan bahkan kematian. Berdasarkan hal-hal tersebut, mahasiswa UNDIP bernama Monika Kumala Dewi dari jurusan Farmasi, sebagai salah satu program KKN Tim II UNDIP TA 2020/2021, merasa perlu akan pentingya edukasi pembuatan hand sanitizer yang aman dan dapat memudahkan permasalahan sebagian besar masyarakat yang terdampak agar dapat membuatnya sewaktu-waktu.

Program yang diberi nama "Pelatihan Pembuatan Hand Sanitizer warga RT 11 RW 09 Kelurahan Kembangarum" disajikan melalui video menarik yang disebarkan secara luas melalui media sosial instagram juga melalui pesan whatsapp. Hasil dari hand sanitizer yang dibuat sendiri oleh Monika, di bagikan kepada seluruh warga RT 11 RW 09 Kelurahan Kembangarum Semarang secara mandiri dari rumah ke rumah warga. 

Tak lupa di berikan pula brosur cetak mengenai cara pembuatan hand sanitizer dengan standar WHO agar warga yang tidak memiliki keuntungan mengakses social media dengan mudah, dapat tetap berkesempatan memiliki pengetahuan tambahan ini.

Antusias warga sangat nampak ketika Monika berkesempatan untuk berinteraksi secara langsung ketika dilakukan pembagian hand sanitizer dan brosur di tiap-tiap rumah. Rasa ingin tahu warga sangat tinggi akan cara pembuatan hand sanitizer dilihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan. Bahkan beberapa warga sempat mencoba membuat hand sanitizer sendiri beberapa hari setelah program dilaksanakan.

Dengan pengetahuan yang dibagikan ini, Monika berharap, hand sanitizer dapat menjadi salah satu simbol pergerakan hidup masyarakat yang dimulai dari RT 11 RW 09 Kelurahan Kembangarum Semarang, untuk selalu hidup bersih dan sehat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun