Reuni Ceria di Istana Baginda Raja.
"Kapan suster cuti ? sudah kami tunggu untuk reuni lho" demikian WA yang saya baca di Group keluarga. Waktu itu saya bertugas di Philippines. Bagi kami biarawati SND yang bertugas di Luar Negeri atau Luar Jawa akan cuti setiap 3 tahun sekali selama 2 minggu di Rumah. Namun bagi yang tugas di Jawa waktu cutinya 1 tahun sekali, 1 minggu berada di Rumah.
Waktu cuti memang yang selalu dinanti keluargaku agar kami bisa berkumpul bersama. Setelah bapak dan ibu tiada, acara rileksasi keluarga selalu di gagas oleh adik -- adiku, saya sebagai kakak tersulung apalagi seorang biarawati tinggal manut alias menurut saja pilihan mereka he..he..he, pokoknya menikmati saja apa yag telah direncanakan.
Nah sepulang saya dari Philippines kami pergi ke Bukittinggi, di sana satu-satunya adik lelaki saya tinggal. Dulu Bapak ku pernah berucap :" Untung saya punya anak yang tinggal di Bukittinggi sehingga saya bisa melihat keindahan kota kelahiran Pak Hatta " ( tokoh yang dikagumi bapakku karena kejujuran dan kederhanaannya)Yah Bukittinggi menjadi pilihan karena daerahnya sejuk, dan objek wisatanya banyak.
Sambil menyelam minum air demikian kata pepatah, atau mungkin juga bisa diibaratkan setali tiga uang. Sambil berkunjung ke saudara, kita piknik juga. Kami memang berniat untuk rilex sekeluarga. Adik dan para keponakan sudah merencanakan destinasi yang kami tuju, yaitu Pertama ke kelok 9, lalu ke Payakumbuh, ke HARAU makan di rumah makan terkenal Pongek Situjuah, terakhir ke istana Pagaruyung kota Batu Sangkar.
Yang kuangkat dalam cerita ini adalah keindahan Istana Pagaruyung, di mana kami bergaya ria, juilah...berfoto ria....
Istana Pagaruyung yang memukau keindahannya
Dari jauh istana yang unik, antik artistik ini sudah menawan mata. Berjalan menuju istana ( Rumah Utama yang bertingkat) dengan gaya bangunan yang menawan suatu destinasi yang wajib dikunjungi turis. Yah kita dapat melihatnya jika mengunjugi TMII ( Taman Mini Indonesia Indah) tapi jika melihat ditempat aslinya tentu lebih menawan. Rumah yang penuh ukiran warna warni, merupakan karya seni ukir yang luar biasa.
Istana ini disebut Basa Pagaruyung, merupakan tonggak sejarah Minangkabau. Salah satu dari sekian banyak kekayaan Rumah adat yang ada di Indonesia. Indonesia memang negeri yang menyimpan surga budaya. Sejak dulu kala nenek moyang kita yang kreatif, menampilkan keindahan Nusantara yang hingga kini menarik minat berbagai bangsa dari belahan dunia manapun, bangga kan sebagai orang Indonesia!
Buktinya banyak turis asing dan domestik yang datang pada hari itu. Adik saya menunjuk ruang dibawah gedung istana yang banyak sekali dipenuhi orang, ternyata disini tempat sewa baju adat Minangkabau. Kami bergegas memilih baju sesuai selera, setelah kami kenakan, waduh sungguh memukau bak putra putri raja ha..ha..ha.. tentunya kami mencari spot yang bagus untuk bergaya dan berfoto ria.

"Selagi bergaya tidak membayar bergayalah", tutur adikku disambut tawa. Kebudayaan Minangkabau merupakan salah satu pesona budaya yang tak boleh dilewatkan untuk dinikmati dan diabadikan.Dengan busana seperti ini bukti bahwa kita sudah berkunjung di destinasi wisata yang terkenal di Sumatera Barat. Ditanggung tidak kalah seru, seperti kalu kita mengenakan pakaian adat pun nasional milik negara lain. Indonesia itu maha kaya, mari kita mempromosikannya.
Istana Pagaruyung memiliki hamparan halaman yang begitu luas yang dihiasi rmah adat yang lebih kecil dan ditanami tanaman membuat asri dan indahnya suasana. Istana ini terletak di Kecamatan Tanjung Emas termasuk wilayah kota Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat. Konon Istana ini pernah terbakar tapi di renovasi lagi, demikian tutur juru foto yang mengabadikan gaya-gaya kami. Meskipun sudah ada HP untuk memotret, namun perlu juga membuat foto dengan kamera yag bagus gitu lo, dan memberi rejeki pada saudara setanah air, he..he..he.

Istano Basa menyimpan jejak sejarah Meskipun yang kami kunjungi saat ini merupakanreplika dari istana yang asli, tapi tidak mengurangi keindahan dan keasliannya. Konon istana yang asli dulu terletak di atas bukit Batu Patah. Tragisnya, Istana Pagaruyung terbakar habis pada tahun 1804 pada jaman pemerintahan Belanda dalam kerusuhan berdarah. Istana tersebut kemudian didirikan kembali namun kembali terbakar pada tahun 1966.
Bangunan baru ini tidak didirikan di lokasi istana yang asli, tetapi di lokasi baru di sebelah selatannya. Pada 27 Desember 1976 oleh Gubernur Sumatera Barat, Harun Zain yang saat itu menjabat., meletakkan batu pertama pada kontruksi Istana Basa, yang biasa disebut peletakan tunggak tuo (tiang utama)
Istana Pagaruyung jika dilihat dari luar, maka akan tampak bangunan yang memanjang dengan bagian yang lebih tinggi diujung kanan dan kirinya. Istana ini terdiri dari tiga lantai. Lantai pertama berupa ruangan luas yang memajang berbagai benda dalam etalase, kamar-kamar, dan sebuah singgasana dibagian tengah.

Pada bagian tengah terdapat 7 kamar tidur untuk anak raja yang sudah menikah. Anak yang paling tua menempati kamar yang paling kanan, begitu seterusnya sampai anak yang termuda menempati kamar yang berada paling kiri. Tepat ditengah ruangan, persis di depan pintu masuk terdapat sebuah singgasana yang disebut sebagai Bundo Kanduang ( Ibu Kandung ) karena yang duduk di sana memang ibunda raja. Sangat menarik untuk diketahui dan dipelajari
Kami masuk dalam ruangan atas, di sini ada pelbagai spot yang menggmbarkan tempat-tempat penting dalam tradisi Minangkabau, ada kamar pribadi, tempat pengantin dan ruang lainnya yang tak kalah menarik. Para pengunjung diijinkan untuk menggunakan sarana yang ada untuk membuat foto kenangan, luar biasa kan?

Jika kita memasukki pintu masuk ada bagian yang disebut "Anjuang" yah semacam teras, dan keberadaan ajuang menjadi ciri khas Rumah di Minangkabau, sering disebut Koto Pilliang. Ada yang disebut Anjuang Rajo Babandigan dan ada yang dinamakan anjuang Perak yang fungsinya sebagai tempat kehormatan bagi keluarga kerajaan.

Konon jika kerajaan menerima tamu. Sang raja akan duduk di sana sehari-hari untuk mengawasi setiap tamu yang dating. Jika mengadakan perjamuan atau rapat maka ibunda raja yang akan memastikan setiap orang duduk pada tempatnya yang benar, hidangan disajikan tepat waktu dan mengawasi apapun keperluan dalam ruangan sedangkan raja berada di anjuang Rajo Babandiang.
Sedangkan lantai dua tempat kamar anak perempuan raja yang belum menikah yang dinamai anjuang Paranginan. Ada lagi tempat Raja 3 selo merupakan tempat institusi tertinggi dalam hirarki kerajaan Pagaruyung, berasal dari keturunan yang sama dan masing-masing bertugas untuk memutuskan perkara-perkara yang berhubungan dengan alam, adat dan ibadat. Lantai 3adalah ruang penyimpanan harta pusaka raja sekaligus tempat rapat khusus rajaTiga selo, merupakan tempat yang tertinggi.
Istana Basa Pagaruyung, dilengkapi lapangan yang luas, nampak banyak orang menunggang kuda, ada yang disertai para pemandu kuda, ada yag mengendari sendiri. Rupanya tempat ini juga menjadi tepat yang asyyik bagi mereka yang hobi berkuda. Nggak rugi pokoknya datang kesini, mau ngobrol ria membentang tikar dan santai duduk-duduk saja , bergaya befoto ria, ngunjungi anjungan yang ada, atau berkuda, pokoknya lengkap deh.

Setelah kami puas menikmati keindahan istana Pagaruyung dan mempelajari sejarahnya, apalagi sudah memiliki foto lengkap dari si tukang foto, maka kami meneruskan perjalanan ke Bukittinggi, maklum hari sudah sore, matahari temaram memancarkan kedamaian dan kebahagiaan tersendiri dihati kami. Kami ingat pesan dari bapak ibu," Rukunlah selalu dan sediakan waktu untuk berkumpul diantara kalian, anak-anakmu bahkan cucu-cumu, supaya mereka semakin erat satu sama lain. Nasihat ini kami lakukan dengan penuh kerinduan.
Oleh Sr. Maria Monika SND
25 September, 2022, Artikel 483
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI