Sebagai destinasi tematik yang berfokus pada minyak atsiri, Rumah Atsiri Indonesia menghadirkan pengalaman edu-rekreasi yang kaya, diwarnai dengan pemandangan Gunung Lawu yang menakjubkan dan keramahan masyarakat Desa Plumbon, Tawangmangu.
Untuk masuk ke Rumah Atsiri, cukup merogoh kocek kita Rp 50.000 yang berupa Voucer nantinya bisa untuk masuk ke tempat tertentu atau untuk membeli sesuatu di Toko Aromatik atau tempat lainnya, jika kurang bisa dibayar chas lho.
Disertai Mas Raka sebagai tour guide, kami mulai mengelilingi dan melihat Rumah Atsiri yang mempunyai luas 5 ha, namun tidak semuanya kami jelajahi, maklum waktunya tidak mencukupi. Rumah ini sebelumnya menjadi pabrik Sereh wangi, oleh Presiden Soekarno yang bekerjasama dengan pemeritah Bulgaria, memugarnya menjadi tempat penyulingan minyat Atsri.
Apa yang ada dan terjadi di Rumah Atsiri
Kata " ATSIRI " berarti mudah menguap. Tak heran kalau ditempat ini kita bisa banyak belajar tentang pembuatan minyak asli yang merupakan kebanggaan Indonesia. Disini ada banyak tempat yang bisa dikunjungi dan dipelajari. Bagus untuk edukasi siswa dan masyarakat tentang tetumbuhan herbal yang menghasilkan minyak dan banyak kegunaannya. Dikelilingi alam pegunungan yang indah berhawa sejuk, tempat ini menjadi tempat belajar yang mengasyikkan.

Sebuah kompleks yang terintegrasi dan terdiri dari museum, glamping, laboratorium dan pusat riset serta pengembangan, taman aromatic, toko, kelas untuk belajar membuat bibit minyak, restoran, ruang tempat membuat kokedama. Semua terbuka bagi para pengunjung dalam dan luar negeri sejak tahun 2018.
Begitu masuk lobby utama,kita disambut ramah oleh para petugas dan siswa siswi yang sedang magang. Di pintu masuk kita dapat menyaksikan museum mini yang memajang alat-alat yang digunakan untuk penyulingan dan lainnya
Bermula sebagai pabrik Sereh Indonesia-Bulgaria yang dipugar dari tahun 1963, Rumah Atsiri Indonesia merangkul komunitas lokal, lingkungan, dan pemberdayaan desa Plumbon untuk menawarkan pilihan asli, bertanggung jawab, dan otentik untuk mengalami tujuan ini, jelas Mas Raka yang dengan wasihnya menjelaskan kepada kami.
Pabrik penyulingan ini menjadi yang terbesar di Asia saat itu disebut 'Pabrik Sereh', saksi bisu kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Bulgaria (karena Bulgaria memiliki keahlian dalam minyak esensial mawar dan memasok sekitar 80% minyak esensial mawar di Dunia). Desa Plumbon dipilih sebagai lokasi karena potensi alamnya yang sesuai dengan penanaman bahan minyak atsiri; seperti serai, dan aneka tanaman herbal lainnya.

Pabrik tersebut melalui serangkaian pertukaran kepemilikan, hingga PT. Rumah Atsiri Indonesia memutuskan untuk secara resmi mengambil alih pendirian pada tahun 2015; dan menghidupkannya kembali menjadi kompleks edu-rekreasi yang juga mencakup fasilitas MICE, Meeting, Incentive, Convention, Exhibition.