Skenario  pertama  gagal setelah diadakan  Optopsi  kedua dan  diketemukan  bukti  semakin  menguak  kejanggalan  pembunuhan  berencana  ini. Sejak  semua  kuasa  hukum keluarga  Brigadir  Joshua ( Kamarudin  Simanjutak  )  yang  telah  mengumpulkan  bukti tindakan  penyiksaan dan  pembunuhan berencana, maka  peristiwa  berkabut  kematian  Brigadir  J  terkuak satu  persatu.
Jaman  modern  ini  apa  sih  yang  tidak  dapat dipelajari dan  diusut? Penampilan  Irjen  Ferdy  Sambo didepan  publik yang mengucapkan belasungkawa  pada keluarga korban, ternyata  bisa  diselidiki dengan  melihat  mimik  wajah  yang  tertutup  masker, serta  suara  yang  tegang, mengungkap bahwa  dia  terlibat  dan  Barada E  bukanlah  satu-satunya  orang  yang  menembak Brigadir  J.
Ternyata  Barada  E mengaku  bahwa dia  melakukannya  karena dibawah  tekanan, jika  dia  tidak  menembak maka  dialah  yang  akan  ditembak. Nah  seperti  makan  buah  simalakama, dengan  terpaksa  dia  menembak  teman  yang  selama  ini hubungannya  baik.  Kemunculan Ibu  Putri Candrawathi yang jauh  dari penampilan  glamor sebagaimana biasa, bahkan sangat lesu, layu dan berwajah  suram dan  lembam  sempat  diwawancari  ketika  akan  mengunjungi  suaminya di Markro  Brimob di  kawal oleh  kuasa  hukum dan  salah  seorang  putrinya, dalam  isak  tangis  berkata : " Saya Putri  bersama  anak-anak,  saya  mempercayai  dan  tulus  mencintai  suami  saya, saya  mohon  doa  agar  kami sekeluaraga dapat  menjalani  masa  yang sulit  ini  dan  saya  ikhlas  memaafkan yang  kami  dan  keluarga  alami"  Peristiwa  inipun  bisa  ditelisik  untuk  mencari  bukti motif dibalik  peristiwa  ini.
Setelah Ferdy  Sambo di  non  aktifkan  dari  jabatannya  dan  ditahan  di  Marko  Brimob, jalan semakin  mulus. Bharada  Eliezer menuliskan  seluruh  kesaksiaannya  dan  menceritakan  hal  yang  sebenarnya  terjadi  kepada  Kuasa  hukumnya ( Deolipa Yumara dan Mohammad Baharudin) yang  banyak  berkisah  tentang  kedekatan  Bharada  E dengan  Almarhum  Brigadir J  yang  dipanggilnya  " Bang  Yos", juga  hubungan  baik bak  keluarga dengan bapak  dan  ibu  almarhum  dan kakak  adiknya. Ini  menjadi  bukti  bahwa  Bharada  E  tidak  mungkin  dengan  keinginannya  sendiri  melakukan penembakan kepada  Brigadir  J.
Entah  mengapa  pada  tanggal  10 Agustus 2022 ada  khabar  Bharada  E , mengganti  kuasa  hukumnya  dan  menunjuk Ronny Talapessi menjadi  kuasa  hukum baru untuk  mendampinginya hingga  persidangan  nanti. Pergantian  ini  sempat  diragukan oleh  kuasa  hukum  yang  lama Deolipa  Yumara, yang  menerima  berita  itu  melalui  Whats App.  Rasanya  tidak  mungkin  bahwa  Bharada  E  menuliskannya  pergantian kuasa  hukum dengan  mesin  ketik, padahal  dia  dalam  pengawasan  ketat, bahkan  makanannyapun  sangat  dijaga  serta  AC  dikamarpun  diperiksa  jangan  sampai diracuni, karena  dia  merupakan  saksi kunci  dari  tragedy pembunuhan  ini. Dilain  kesempatan dalam  wawancara  TV Kuasa  Hukum  Bharada  E,Ronny Talapessi menjelaskan  bahwa  dia  diminta oleh  keluarga  Bharada  E untuk  mendampinginya  hingga  proses  pengadilan  nanti, tegasnya, karena  dia  sudah  dikenal dan  dekat  dengan  keluarga  Bharada  E.
Pembunuhan  Berencana
Kasus  pembunuhan  berencana  telah  terjadi  dimasa  lalu, dijaman  kejayaan  Raja  Daud. Bermula di waktu petang, ketika Daud berjalan-jalan di atas sotoh istana,matanya  dipesonakan oleh  kemolekkan seorang perempuan yang sedang mandi; perempuan itu sangat elok rupanya. Daud mencari  tahu  siapakah  perempuan  itu, informasi  itu  didapat bahwa  perempuan  yang  menambat  hatinya itu  adalah  Batsyeba binti Eliam, isteri Uria orang Het.
Ada  istilah  dari mata  turun  keranjang alias  "mata keranjang", Daud yang  berkuasa  sebagai  raja  itu menyuruh orang mengambil dia. Batsyeba  sebagai  bawahan tidak  bisa  menolak, dia  datang ke istana, lalu Daud tidur dengan dia.
Adegan  belanjut mengandunglah perempuan itu dan disuruhnya orang memberitahukan kepada Daud, demikian: "Aku mengandung.". Daud mulai bingung dan mengatur  siasat menyuruh orang kepada Yoab hambanya  untuk  memanggil Uria (  suami  Batsyeba ), datang menghadap Daud. Ketika Uria menghadap dia,di istana  tuannya, bertanyalah Daud tentang keadaan Yoab serta rekan tentara di  medan perang.
Sang  raja  mulai  membuat  sekenario, dan bersabda kepada Uria: "Pergilah ke rumahmu dan basuhlah kakimu." Ketika Uria keluar dari istana, sungguh  Sang  Raja  bersikap  manis  kepada  bawahannya, tidak  hanya  itu dia  menyuruh orang  untuk menyusul dia dengan membawa hadiah raja. Namun Uria membaringkan diri di depan pintu istana bersama-sama hamba tuannya dan tidak pergi ke rumahnya.
Akal  Daud menyuruh  Uria. untuk meniduri  istrinya  tidak  berhasil, Daud  putar  otak  buat  sekenario  lagi , dipanggilah  Uria untuk  menghadapnya  dan berkatalah Daud kepada Uria: "Bukankah engkau baru pulang dari perjalanan? Mengapa engkau tidak pergi ke rumahmu? Dengan  kerendahan  hati dan  ketulusan seorang hamba, Uria berkata kepada Daud: "Tabut serta orang Israel dan orang Yehuda diam dalam pondok, juga tuanku Yoab dan hamba-hamba tuanku sendiri berkemah di padang, masakan aku pulang ke rumahku untuk makan minum dan tidur dengan isteriku? Demi hidupmu dan demi nyawamu, aku takkan melakukan hal itu!"