Tempat yang luas dengan kebun di mana-mana terawat apik, menghijau penuh dengan sayuran, buah-buahan dan bebungaan, membantuku untuk akrab dengan alam serta mensyukurinya, bahkan dalam hening waktu doaku bisa mencermati keadaan yang ada, aneka binatang yang ada di kebun, baik binatang piaraan maupun binatang liar yang tak dipelihara, beberapa kali kulihat biawak yang besar pun kecil merayap atau berenang dengan tenang di kolam tanpa gangguan, aneka burung dengan belunya yang berbeda, cantic ceria berterbangan dari pojon ke pohon, juga musang dan tupai di saat tenang sering muncul dari persembunyiaannya, biarlah mereka mengalami kemerdekaannya.
Kreatifitas Tercipta
Sebelum hari kemerdekaan tiba, para suster telah berlatih menyanyikan lagu " Padamu Negeri " yang dibuat Video, dengan aneka ragam instrument, tepat pada tanggal 17 Agustus, Sr Maria Robertin selaku Pimpinan Komunitas mendaulat saya untuk menjadi Pembina upacara, tentu saya terima, inilah saat untuk mengungkapkan rasa syukur atas segala jasa para pahlawan, serta syukur untuk Indonesia tercinta, negara nan indah subur dan makmur.
Upacara dimulai 15 menit sebelum detik-detik Proklamasi, sehingga pada pukul 10.00 kami menghormati bendera serta membunyikan lonceng kapela yang menggema. Syahdu rasanya bahwa kami bisa melakukan upacara bersama para karyawan, karyawati serta penghuni Panti Werda marganingsih.


Upacara berjalan dengan lancar, seusai upacara bendera kami mengadakan lomba peragaan busana, adat, profesi yang diikuti oleh para karyawan Yayasan dan lapangan, suasana sangat meriah mereka memperagakan busana, belenggang lenggok bukan di catwalk melainkan di taman, sambil bergaya yang lucu-lucu, bahkan ada yang menari ala Timor, yang ditarikan oleh ke dua guru yang tinggal di tempat kami di Rumah hijau, merekalah yang menggodol juara pertama , disusul oleh penampilan Akuntan meraih juara ke 2, serta pemain bulu tangkis sebagai juara ke 3.



Bagi yang mau menyanyi bebas juga diberi kesempatan, acara yang sederhana namun meriah dan mengikat persaudaraan diantara kami , semua peserta lomba mendapatkan hadiah yang telah disiapkan panitia, berupa bahan batik sebagai simbol Kota Pekalongan. Acara ini ditutup dengan makan bersama. Meskipun kami berkumpul namun tetap melaksanakan "protocol kesehatan" dengan gembira kita semakin bahagia, terjalin keakraban, Kita tangguh, Indonesia tumbuh. Salam Proklamasi, di hati ini nyala merdeka itu senantiasa menyala, meski pandemic tetap berkreasi ***