Mohon tunggu...
Monika Ekowati
Monika Ekowati Mohon Tunggu... Guru - Seorang biarawati Tarekat SND--> ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Betapa indahnya hidup ini, betapa saya mencintai hidup ini, namun hanya DIA yang paling indah dalam Surga-Nya dan dalam hidupku ini, saya akan mencintai dan mengabdi DIA dalam hidupku ini ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Selanjutnya

Tutup

Diary

Peziarahan Hidup

1 Mei 2021   07:54 Diperbarui: 1 Mei 2021   07:59 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Biarlah seperti lilin dalam Peziarahan Hidup (dok pri)

Diary,

salam  jumpa, saya  mau  menggoreskan kisah  ini  dalam  dirimu  agar menjadi  tugu  peringatan  bagiku  dalam  mengarungi  kehidupan.

Semoga  salalu   SADAR   bahwa  " Bahagia Sukacita,duka silih berganti itulah Kehidupan yang  harus  dijalani.

Pagi i 29 April ,2021 kami berempat bersama Sopir menuju ke daerah Puri untuk Swab Antigen, karena kami akan mengadakan perjalanan ke Salatiga untuk menghadiri Profesi Pertama dua suster kami yang baru kembali dari masa pembinaan di Formation house ,Balanga,Bataan Philippines.

Belum selesai Swab,kami baru di daftar,tetiba ada tilpon yang mengabarkan Sr Maria Aloysia,suster kami yang tinggal di Wisma Hana ( Rumah untuk para Suster Lansia) menghadap Tuhan pada pkl 08.00.

Hasil tes   Swab Antigen, ( SA ) kami terima kira-kira 30 menit. Yach saat ini dimasa Pandemi,kalau mau pergi ke luar kota sangat ribet,tambah ongkos untuk SA,membuat surat keterangan untuk RT dan RW yang akan dituju dan menunjukkan bukti bahwa kami sudah di vaksin dan dinyatakan negatif bebas Covid.Semua itu harus diikuti.

Tepat pkl 09.00 kami berangkat tujuanpun diubah ke Pekalongan dulu menginap semalam untuk Misa Requem yang akan dilaksanakan pukul 10.00,dilanjutkan Pemakaman di Makam komplek Susteran Rumah Induk SND di Pekalongan setelah itu kami melaju lagi ke Salatiga.

Dalam perjalanan saya hanya bisa merenung,mencoba menyimak pesan dari alam,dari situasi,dari Tuhan lewat semesta dan keadaan sehari hari. Apa kiranya yang DIA kehendaki?

Kejadian seperti hampir selalu terjadi disaat  kami  bersukacita  tetiba  terdengar  berita  duka.  Semisal .sewaktu saya ke Philippines tepatnya di pulau Guimaras untuk hadir dalam Kaul kekalnya Suster kami yang pertama asli Philippines tetiba kami mendapat khabar bahwa Sr. M.Tadea menghadap Tuhan.

Di  bulan  Maret  yang  lalu, kami baru saja selesai menyanyi lagu Ulang Tahun eee, ada khabar bahwa ayah dari Suster kami dipanggil Tuhan,selang 4 hari,saya berulang Tahun,hari itu adik salah satu Suster  yang tinggal satu komunitas, adiknya dipanggil Tuhan.

Didalam  hatiku  terbersit  kalimat :" Tuhan masih minta lagi dan selalu minta lagi,ya  selalu  minta  pengorbanan  dan  kesediaan  hamba-hamba-Nya " Disaat kami bersukacita,saat itu pula mesti siap untuk berduka cita melepaskan orang orang yang kami cintai suster kami,saudaranya,kenalan dekat,sahabat, terlebih  dimasa  pandemic  ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun