Persiapan Membangun Keluarga
Setiap orang hanya hidup dalam satu periode kehidupan. Namun demikian, setiap hidup bermakna dan memiliki misi yang unik, lebih-lebih untuk anak-anak yang dititipkan Pencipta kepada suami dan istri yang telah memulai kisah kasih sayang itu dalam bahtera perkawinan.
Setiap orang tua, hendaknya  merasakan betapa pentingnya menjaga keutuhan sebuah hidup keluarga. Keutuhan hidup keluarga adalah sebuah surga bagi anak-anak yang  lahir yang, diasuh, dididik  dan  dibesar di dalamnya.
Abad  ini ditandai dengan kemajuan dalam berbagai bidang, ilmu pengetahuan dan teknologi yang  sangat  pesat. Sepuluh tahun yang lalu penggunaan laptop, HP, e-mail, website, blog, Tweeter, Facebook belum dapat kita bayangkan seperti sekarang ini.
Saat  ini  ditambah  kehadiran  Whats  App, Telegram, Instagram  yang  bisa  menyodorkan  apa  saja, mempercepat  komunikasi, yang  jauh  terasa  dekat, namun  yang  dekat  terasa  jauh  karena  masing-masing  sibuk  dengan  HPnya  sendiri.
Kemajuan teknologi ini membawa perubahan mendasar dalam hubungan antar pribadi. Gaya hidup dan tuntutan masyarakat modern juga membuat waktu kebersamaan  dalam  keluarga  makin  sedikit, atau menjadi sangat sulit. Ayah dan Ibu bekerja dari pagi hingga malam untuk mencari uang demi bisa mengikuti gaya hidup modern.
Anak-anak merasa terasing dalam keluarganya sendiri dan mencari kelompok-kelompok sebaya di mana mereka merasa diterima, nyaman dan dipahami. Akibat berbagai kesibukan-kesibukan ini, suami istri menjadi sulit berkomunikasi dari hati ke hati.
Waktu banyak dihabiskan di jalan menuju ke tempat kerja atau dalam menunaikan tugas-tugas yang tak terhindarkan. Anak-anak juga jarang bisa berkomunikasi dari hati ke hati dengan orang tuanya. Jadinya gaya hidup dan tuntutan masyarakat abad  ini telah membuat banyak keluarga dalam posisi yang lemah, rapuh dan mudah retak.
Keharmonisan  perlu  dibangun bersama
Citra Keluarga (ICFMakati.org)
Fenomena keretakkan keluarga itu makin hari makin mudah terjadi. Ternyata hubungan  pribadi antara suami dan istri sekalipun, ketika kedua-duanya menjadi sangat sibuk, akhirnya sering dirasakan oleh kedua belah pihak sebagai makin kering dan membosankan.
Tambah lagi timbul kesalah-fahaman antar keduanya, saling menyalahkan dan mungkin juga saling mendiamkan. Artinya komunikasi dari hati ke hati menjadi sulit dilakukan oleh pasangan, dan masing-masing lebih merasa tidak dipahami oleh satu sama lain.
Tentu sebagai manusia membutuhkan kasih sayang dari seseorang yang dianggap lebih memahami dirinya, dan tak jarang kebutuhan dasar ini membawa kepada masalah yang lebih berat lagi, hingga retaknya sebuah keutuhan keluarga. Perceraian.