Apakah memberi Reward pada diri sendiri itu perlu?, Apakah mengapresiasi diri itu berguna? Bagiku amat sangat penting, perlu dan harus dilakukan. Kalau bukan diri sendiri yang memberi appresiasi, lalu siapa? Nunggu orang lain? Nanti mah dikiranya cari pujian?
Secara psikologis seseorang perlu mengapresiasi diri sendiri, memberi Reward atau hadiah, supaya kita punya semangat yang seimbang, kehidupan jiwa, mental, spiritual dan daya kerja dan daya juang kita tetap seimbang dan bergairah, bersemangat.
Bahkan dalam Retret Penyadaran diri hal ini penting dilakukan. Bukan untuk berbangga diri yang menghasilkan kesombongan, bukan, tapi untuk menumbuhkan kesadaran bahwa kita dicintai Tuhan, lalu tumbuh rasa bahwa kita pantas dicintai dan mencintai orang lain, mampu melakukan kebaikan, mampu berbagi berkat, mampu terus bersyukur, apapun situasi kita.
Dulu pernah dalam suatu artikel saya tulis, untuk menumbuhkan KESADARAN diri, setiap bangun pagi saya selalu biasakan bercermin dan mengatakan kepada diri sendiri : "Saya.... Maria Monika, kamu dicintai Tuhan tanpa syarat " Nah itu sudah merupakan Reward yang sederhana namun hasilnya luar biasa.
Kalau saya dicintai Tuhan, apa yang saya pikirkan, katakan, perbuat adalah hal yang berkenan pada-Nya kan? Seperti kalau kita SADAR mengalami Cinta kasih dari orangtua kita, tidak mungkin kita akan melakukan sesuatu yang membuat orang tua kita malu, mencemarkan nama baik mereka.
Demikian juga saya sebagai biarawati, kalau saya SADAR mencintai Tarekat /kongregasiku, maka saya akan melakukan yang terbaik dan berguna untuk Tarekat/ Kongregasi, untuk para susterku. Meskipun mungkin saya tidak mendapat apresiasi, saya akan tetap melakukan yang terbaik, karena saya Sadar, Tuhan memberkati saya dengan limpah ruah, dan sebagai tanda rasa syukur itu sayapun berbagi berkat.
Reward --Hadiah dengan hal-hal sederhana

Saya selalu memberi hadiah pada diri sendiri dengan berjalan-jalan keliling kebun, sambil menyanyi lagu kesukaan mulai dari lagu Rohani sampai lagunya Ebied G Ade, Bimbo, Chrisye, Titik Puspa, bahkan Josh Groban atau Il Divo, lengkap sudah. Tidak mengganggu orang lain, kalau mereka mendengar dan tertawa yang terserah ha..ha..ha, bikin diri sendiri dan orang lain bahagia kan ?
Kalau saya sedang keliling ke komunitas-komunitas, apalagi dimasa pandemic ini naik mobil sendiri lebih bisa membawa macam-macam untuk dibagikan. Saya biasa bawa polybag nah kalau ada tanaman yang bagus, berguna, maka saya minta dari komunitas itu kutanam dan bisa untuk ajang berkebun. Hal itu merupakan hadiah yang menyehatkan bagi diriku.
Atau saat sebelum pandemic, ada Susterku paling suka tanaman dan tangannya memang dingin, kubelikan bebungaan yang murah meriah, hasilnya kebun di Rumah Khalwat jadi indah.
Seperti bulan lalu saya sempat tinggal di komunitas Notre Dame Bekasi banyak hal yang dapat kulakukan untuk memberi Reward pada diri sendiri dan Komunitas mau tahu apa hadiahnya? Pergi ke danau Ciberem, makan siang disana, perjalanan hanya 10 menit dari biara. Keliling daerah sekitar, ada sayuran, kedelai, rambutan, trus beli dan dimakan bersama.
Mentraktir susterku bubur ayam seharga Rp 5000,- dan Mie Ayam di minggu berikutnya seharga Rp 10.000, wuiiidih mereka sudah berbinar-binar wajahnya. Apalagi libur untuk tidak memasak, pokoknya hari itu dibuat santai.
Kali lain saat cuaca cerah kami berjalan jalan di kebun, petik sayuran,petik buah kedondong, Srikaya, Kersen, memberi makan kambing, bergaya berfoto ria, untuk buat Video.

Biasanya kalau kita rilex, justru bisa lebih produktif baik dalam kerja maupun berkreasi. Malam harinya sambil nonton TV, ada yang membuat bunga dari Tas plastik bekas, ada yang mempersiapkan untuk masakan besok, ada yang ngedit buat persiapan mengajar, sambil nonton Radha dan Krisna dan ngobrol sesukanya lalu tertawa, itulah cara kami menghadiahi diri sendiri, murah, meriah, dan membuat lebih bergairah.
Ada Susterku yang kena Covid, dalam masa isolasi dia membuat gantungan kunci dari manik-manik, membuat hiasan dari benik dan jadi bagus sekali, tanpa kutanya dia bilang :" Ini hadiah untuk diriku sendiri, memperingati Ulang tahun yang ke 36 prasetyaku dalam hidup membiara. "Woou bagus sekali", jawabku, lalu kutanya Lha Suster mau hadiah apa dari saya?
Sederhana permintaannya , Sr punya kacang hijau ? Buatkan saya taoge, dan jamu ya, he..he..he. Saya memang senang buat Taoge, hasilnya Ok, dimakan dewe he..he..he. Yah karena Pandemi kami tidak pernah pergi,apa yang bisa kami olah dari kebun sendiri kami olah.
Setiap kali saya ke suatu tempat saya biasa beli empon-empon ( Jahe, kunyit, kencur ) sereh dari Grand Wisata Bekasi punya banyk sekali nah nantinya direbus dan diminum bersama untuk menjaga stamina tubuh.
Hasil Reward dan Menghadiahi Diri sendiri
Orang yang selalu memberi Reward pada diri sendiri, biasanya selalu semangat, daya juang tinggi, dan gembira, suka menolong dengan tulus. Saya banyak menjumpai orang yang demikian dan setelah kutanya, dan kusimak, kuamati biasanya mereka selalu memberi Reward pada Diri sendiri. Mereka punya mimpi yang pasti, punya tujuan yang jelas yang mau dicapai, punya peduli dan tak berhenti untuk bersyukur, karena merasa diri dicintai.
Nah tunggu apa lagi? Tidak ada kata terlambat, kalau kita mau berbahagia dan selalu semangat, Yuk beri Reward pada diri sendiri:' Katakan pada diri sendiri :" Dirimu manis dan baik sih, saya beri kamu hadiah ya" Dan rasakan akibatnya, diri kita akan semakin manis dan bersemangat dalam hidup. Yuk Selamat mencoba ***
Oleh Sr. Maria Monika SND
6 Maret 2021
Artikel ke : 284
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI