Mohon tunggu...
Monika Ekowati
Monika Ekowati Mohon Tunggu... Guru - Seorang biarawati Tarekat SND--> ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Betapa indahnya hidup ini, betapa saya mencintai hidup ini, namun hanya DIA yang paling indah dalam Surga-Nya dan dalam hidupku ini, saya akan mencintai dan mengabdi DIA dalam hidupku ini ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Tak Kuduga Ternyata Mr. Covid-19 Menaksirku

2 Maret 2021   13:54 Diperbarui: 2 Maret 2021   14:09 1066
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi hari Minggu, dengan badan yang kurang enak tapi saya berusaha bangun untuk berdoa, meditasi, doa pagi dan mengikuti Misa. Selesai misa biasa makan pagi bersama, namun tidak ada selera makan sama sekali, tapi ya makan sedikit. Saya memikir demam biasa saja, maka saya maunya istirahat. Ketika ditawari periksa ke dokter oleh Sr. Yanitha saya mengatakan tidak usah, nanti kan baik kalau sudah istirahat.

Saya pulang ke kamar niatnya mau istirahat, tapi demamnya malah terasa sekali, sehingga ya tidak bisa tidur, jadi 2 hari 2 malam saya bisa merasakan panjangnya siang maupun malam.

Hari Selasa Tanggal 12 sesudah makan pagi yang tanpa selera, Sr. Yanitha mengetuk kamar saya, menawarkan untuk menelpon dr. Endang, dan saya mau. Setelah saya menyampaikan keluhan saya, dr Endang menyarankan agar lebih baik saya SWAB di RS terdekat, maka pilihannya RS Siloam di mana hari Minggu kemarin Sr. Reneta sudah SWAB di situ.

Pertama kali saya merasakan PCR

pelayan Medis ( Kompas.com )
pelayan Medis ( Kompas.com )

Syahdan Sr. M. Yanitha dan Sr. M. Herlina mengantar saya ke RS Siloam. Masuk pukul 09.00. langsung ditangani oleh perawat, di tanya apakah sesak, batuk, tidak bisa membau, lemes? Semua pertanyaan kujawab tidak, hanya demam dan tulang-tulang merasa sakit.

Kemudian saya dimasukkan sebuah ruang kecil yang sudah ada 2 pasien yang diinfus. Disitu saya juga diinfus, posisi duduk enggak, tiduran juga enggak mengikuti bentuk kursi lama-lama tidak nyaman juga.

Di ambil darah, diukur tensi, di SWAB (PCR) dengan ditusuk hidung yang terasa geli. Sekitar jam 10.30 saya WA ke Sr. Yanitha kok saya lama, kalau mereka lapar harus cari snak. Setelah 2 jam duduk, sekitar jam 11.00 saya dibawa ke ruang periksa organ dalam, dimasukkan ke dalam alat yang disebut MRI dengan telanjang walau tidak bulat (hahaha), hanya untuk beberapa menit.

Kemudian kembali lagi ke ruang tadi. Duduk lagi dibiarkan meringkuk. sekitar pukul 12.00, salah satu pasien perempuan muda sudah boleh pergi, jadi saya berdua dengan seorang Ibu.

Pukul 13.00 saya WA ke Sr Yanitha saya belum di apa-apakan, mereka mungkin pulang saja dulu untuk makan. Tapi mereka mengatakan nggak apa- apa bisa membeli makan di kantin.

Pukul 13.30 ada WA dari Sr. M. Monika yang memberi tahu sebaiknya saya dan Sr. Reneta dirawat di RS Carolus, dan sudah disiapkan tempat. Saya kaget dan menjawab mengapa pakai acara opname? Sr. Monika memberitahu bahwa menurut dokter RS Siloam kemungkinan besar kami berdua positif Covid 19.

Waduhhhhh,, weladalah ketularan siapa ya, saya merasa tidak pergi ke mana-mana kecuali ke Kapel, ke refter, ke kamar cuci. Meskipun tak percaya, saya pasrah pada Gusti Allah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun