Mohon tunggu...
Monika Ekowati
Monika Ekowati Mohon Tunggu... Guru - Seorang biarawati Tarekat SND--> ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Betapa indahnya hidup ini, betapa saya mencintai hidup ini, namun hanya DIA yang paling indah dalam Surga-Nya dan dalam hidupku ini, saya akan mencintai dan mengabdi DIA dalam hidupku ini ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dapatkah Kita Membebaskan Indonesia Menjadi Zero Human Trafficking?

7 Februari 2021   14:45 Diperbarui: 7 Februari 2021   15:08 712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Human  Trafficking  atau  Perdagangan manusia  telah  terjadi  sejak  dulu. Banyak  Korban  telah terluka  baik  secara  badani  maupun  secara  psikologis, bahkan  mati tak  berdaya seperti  binatang.

Martabat  manusia  tidak  dihormati, dihargai  bahkan  dilecehkan. Padahal  Manusia  adalah  Citra  Allah  yang  mesti  kita  hormati  dan kita  selamatkan  jika  mereka  dalam  penindasan.

Apakah  masih  ada  di sekitarku bentuk  perdangan  atau  pelecehan martabat  manusia? Apa  yang  akan  kulakukan? Itulah  pertanyaan  yang  mesti  mengusik kita  untuk  membela  hak-hak  saudara-saudari  kita  yang tak  berdaya  karena diperdagangkan.

Tanggal 8 Februari adalah  Peringatan  Santa  Bakhita Pelindung  korban  Human  Trafficking,oleh  Bapa  Suci  dissahkan  menjadi  'Hari  Doa  Internasional ' dan  merupakan  hari  AHT =  Against Human  Trafficking (  Menentang  Perdagangan  Manusia ).

Maka  kami  IBSI (  Ikatan  Biarawati Seluruh  Indonesia )  bergandeng tangan  dengan  para  Pemuka  Agama  yang  ada  di  Indonesia  untuk  mengadakan  Doa  Serentak  yang  akan  didoakan  oleh  anak-anak  di  sekolah  dan  masyarakat  luas  untuk menentang  Perdagangan  Manusia.

IBSI  akan  mendistribusikan  panduan  doa kepada  para  pemuka  Agama besar  yang  ada  di  Indonesia, juga  kepada  KOPTARI ( Konferensi  Pemimpin Tinggi Tarekat  Religius  Indonesia) 

IBSI  sendiri  mempunyai Komisi  untuk  bergerak  menangani  Human Trafficking, dulu  namanya  CWTC = Counter Women Traficking Commision, namun sejak  Agustus 2019  namanya  berubah  menjadi  Thalitakum Indonesia untuk  menyesuaikan  dengan  Thalitakum ( Komisi yang  bergerak melawan  Human  Traffiking )  yang  di  negara  lain .

Thalitakum dibentuk  oleh USIG = Union International Superior General yaitu  Persatuan  Para  Pemimpin  Tinggi  Tarekat  Religius  Wanita/Biarawati seluruh  dunia  yang  berpusat  di  Roma.

Sejak tahun 2006 memberi perhatian yang lebih serius akan masalah Human Trafficking, khususnya yang dialami oleh perempuan dan anak-anak

Hal ini ditambah adanya  fakta bahwa perempuan dan anak menjadi korban perdagangan manusia, yang disejajarkan dengan perdagangan senjata dan narkoba.

Menanggapi  kenyataan  itu  maka  UISG mengundang IBSI, untuk menghadiri seminar anti perdagangan manusia UISG di Manila.PadaTanggal  27 Nov -- 3 Des  2006 .Pelatihan dari UISG dan IOM ( International  Organization for Migration ) Itali yang  pertama  bagi para biarawati Asia Pasific,  di Manila -- Filipina.

Dalam Rapat Kerja & Pelatihan  ini UISG  membentuk   APWRATH  (Asia Pasific Women Religious Anti Trafficking in Human)  Rapat ini dihadiri oleh para biarawati dari Filipina, Jepang, Korea, Taiwan, Thailand, Singapura, Vietnam, Malaysia, Sabah, Australia dan Indonesia.Para suster di negara-negara tersebut menjadi anggota APWRATH.

AHT ( catholik.com )
AHT ( catholik.com )

Melihat  data  yang  diketemukan  oleh  IOM  Bahwa  banyak korban trafficking asal Indonesia berada di mancanegara, Maka perlu :

  • Penyadaran akan adanya masalah
  •  Mensosialisasikan permasalahannya
  •  Mencegah trafficking di Indonesia
  •  Membantu korban
  •  Kerjasama antar Negara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun