Dan berterima kasih bahwa anaknya berubah. Pada kesempatan pertemuan orang tua murid, saya berpesan supaya anak-anak jangan dimarahi tapi, di mototivasi dan dibangunkan KESADARAN --nya
Memang untuk urusan pelajaran Sex education, Etika, Rekoleksi & Pengenalan diri serta Bahaya Human Traffiking yang diberikan pada siswa kelas 4 SD dan kelas 2 SMP.


Dan anak-anak biasanya sangat senang, lucu-lucu pertanyaannya, suasananya gembira, rilex dan mereka patuh dan memperhatikannya serta terkesan. Hal itu diungkapkan dalam WA atau setelah mereka dan betemu saya. Atau saat menyekolahkan anak-anak bahkan cucunya di sekolah kami.
Apa kata Mereka
Nah jika kedisiplinan dan membangun KESADARAN itu diterapkan dengan baik akan mendarah daging, atau bisa disebut menjadi Habitus yang akan mereka terapkan kelak jika melanjutkan sekolah entah itu di SMA bahkan di Perguruan tinggi.
Banyak diantara mereka yang kini belajar di Luar Negeri ada yang di England, Australia, Jerman, Holland, USA dan mereka sering ber WA ria, berterima kasih telah diajar utuk " Belajar seumur hidup " dan bagaimana cara mempersiapkan diri utuk selalu berani memulai belajar hal yang baru di dunia nyata.

Mendengar kalimat seperti itu tentunya suatu kebahagiaan yang luar biasa bagi saya yang seorang guru. Jiwa seorang guru akan berbunga bahagia jika melihat anak didiknya berkembang dalam kepribadiannya dan sukses dalam hidupnya.
Semoga kita semua mempunyai semangat untuk selalu berani dan mempersiapkan diri melakukan belajar seumur hidup kita dengan optimis, gembira dan bahagia.****
Oleh Sr. Maria Monika SND
Tanggal 3 januari 2021
Artikel ke : 219
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI