Mulailah dari Diri Sendiri
Ada pepatah dalam Bahasa Inggris yang berbunyi:
"Feeling gratitude and not expressing it is like wrapping a present and not giving it." (William Arthur Ward) yang artinya :"Merasa bersyukur dan tidak mengungkapkannya seperti membungkus hadiah dan tidak memberikannya."
Kalau kita mengamini anugerah Tuhan yang telah menganugerahi kita dalam segalanya secara " Gratis ", maka kita mesti mensyukurinya dengan penuh kegembiraan dan kebahagiaan.
Pernahkah kita membuat daftar rasa syukur sebagai alasan kita untuk berbahagia? Misalnya : kita sehat, bisa bernafas, punya tempat tinggal, bisa makan setiap hari dan masih banyak deretan litany yang memacu kita untuk berbahagia.
Coba kalau kita hitung sudah berapa milliard kalau kita harus membeli Oksigen sepanjang hidup kita jika kita selalu sesak nafas ? Jika kita tidak sehat, berapa rupiah yang mesti kita keluarkan untuk biaya Rumah sakit, apalagi kalau masuk ICU ?
Rasa bahagia akan mendorong kita untuk membahagiakan orang lain, untuk siap berbagi dengan sesama kita, terutama yang disekitar kita. Meskipun situasi sangat sulit disaat Pandemi ini, toh Tuhan menunjukkan kuasanya. Contoh yang terjadi di komunitas kami para Suster SND, hasil panen buah mangga bisa berbuah 4 kali lipat dari biasa.

Tidak itu saja komunitas lain yang ada di Jawa tengah juga kebagian yang di Sukorejo, Tawangmangu, Lasem, Rembang, Jakarta, Purbalingga. Jika tidak ada Suster yang berkunjung ke komunitas itu kami mengimkan paketnya via JNE karena cepat dan aman, sehingga bisa dinikmati.
Betapa senangnya yang kebagian hasil panen ini? Sebelumnya kami juga berbagi namun tidak merata. Baru disaat Pandemi panenan berlipat, apakah ini tanda Bumi Pertiwi yang pulih dari lukanya dan menyuburkan diri sendiri?

