Mohon tunggu...
Monika Ekowati
Monika Ekowati Mohon Tunggu... Guru - Seorang biarawati Tarekat SND--> ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Betapa indahnya hidup ini, betapa saya mencintai hidup ini, namun hanya DIA yang paling indah dalam Surga-Nya dan dalam hidupku ini, saya akan mencintai dan mengabdi DIA dalam hidupku ini ARTIKEL yang kutulis ini khusus untuk KOMPASIANA Jika muncul di SITUS lain berarti telah DIJIPLAK tanpa IJIN PENULIS !

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kasih Ibu Menumbuhkan Imanku

24 November 2020   22:32 Diperbarui: 24 November 2020   22:52 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bunda  Maria  yang  terlunta-lunta  mencari  tempat  untuk  melahirkan  putranya,  kelelahan  karena  cacah  jiwa,  didalam  gua  dia  melahirkan  Putera  Allah  terjanji, memeliharanya, bahkan  memanggku  Puteranya  yang  telah  mati  di  Salib.

Kepedihan  ibuku, juga terlihat  sangat  jelas  ketika  adikku no 4  meninggal, ibuku  tak  tega  melihat  jenazahnya,juga  tidak  pernah  melihat  makamnya. Ibuku  tidak  tahan  tinggal  di rumahnya  sendiri, karena  bapakku tiada, satu  tahun  kemudian  disusul kepergian  adikku.

Ibuku  akhirnya  tinggal  bersama adikku  yang  bungsu  di  kota  lain, sampai meninggalnya  satu  tahun  kemudian setelah  kepergian  adikku, tepatnya  29  Agustus 2004.

Sebelum  kepergiaannya  ibuku  menilponku  begitu  lama, tidak  seperti  biasa. Dia  bercerita  bahagia, bahwa  dagangannya  laku  keras disaat  bazar  17 Agustus --an.

Ketika  kuberpesan :"  Ibu  jaga  kesehatan  ya, jangan  terlalu  lelah" apa  jawabannya? : " Wuk  Cah  Ayu (  sapaannya  yang  khas  untukku)  Ibu  bisa  jaga  diri, yang  penting  kamu  juga  jaga  dirimu, dan  adik-adikmu "

saya dewasa dan ibuku ( dok pri )
saya dewasa dan ibuku ( dok pri )
Rupanya  itu  pesan  terakhir  ibuku, karena  malamnya dia  menghadap  Sang  Khalik, asal  dan  tujuan  kebahagiaan  jiwanya. Semua  anak-anaknya  ternyata  di tilpon  satu  persatu  dan  diberi  isyarat  yang  penuh  kenangan.

Tidak  ada  yang  menyangka bahwa  ibu  akan  cepat  pergi, karena  dalam  keadaan  sehat dan  penuh  semangat. Satu  minggu  sebelumnya  saya  memang  bermimpi kehilangan  "Ibu  jari", sewaktu  saya  cerita  pada  adik bungsuku, katanya  ibu  mengomentari :" Bilang  pada  Mbakyumu, mimpi  itu  bunga  tidur, jangan  terlalu  dipikirkan ", ternyata  itu  suatu  tanda untuk  terakhir  kali.

Kini  ibu  sudah  pergi, doa  kami  putri putranya, semoga  jiwanya  damai dalam  dekapan  KASIH & KERAHIMAN  ILAHI. Bersama  jiwa  Bapak, adikku  dan  para  leluhurku  yang  telah  tiada.

ibu dan bapakku ( dok pri )
ibu dan bapakku ( dok pri )
pesta perak orang tuaku ( dok pri )
pesta perak orang tuaku ( dok pri )
Ibu  adalah  pahlawan  kami  semua  yang  bekerja  tak  mengenal  lelah  untuk  menghidupi  anak-anaknya. Kasihnya  tak  pernah  pudar dihati  kami. Ibu  kini  dikau  telah  pergi, namun  saya  percaya  doa  restumu  menyertai  kami.

Bila  rindu  membuncah, saya  hanya  bisa  menatap  fotomu  yang  kupanjang  di altar  kecil didekat  tempat  tidurku, disitu kita  bertemu, tanpa  batas waktu, kita  bicara, tanpa  mengucap  kata.

Kurasa  cintamu  tetap  membara  Lestari  terpateri  dalam  lubuk  jiwa  ini. Terima  kasih  ibu untuk  segala  cinta  dan  pengorbananmu, yang  menghantar  putera-puterimu, mandiri  sebagai  pribadi yang  mencintai  Tuhan dan  sesamanya, seperti  yang  selalu  kau  ajarkan pada  kami, Amin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun