Gang Pendawi dan teman --teman lain juga senang haiking, pergi ke gua-gua, , pokoknya kami ini Cewek petualang dan itu kami lakukan sampai kami masuk SPG ( sekolah Pendidikan Guru).
Saya pribadi, anak yang suka main dengan tetangga sebaya sejak kecil. Bila hujan tiba, saya dan adikku cepat lari keluar rumah untuk berhujan-hujan dan bermain di sungai kecil atau mandi di berbagai " TALANG" ( Pancuran dari atap rumah), inilah keasyikan tersendiri. Saya juga senang memanjat pohon tidak ada rasa takut sedikitpun meski dibawah pohon itu ada sumurnya.
Masa bermain dengan teman-teman sekolah maupun tetangga, memang sangat mengasyikkan, hingga kini kalau saya bertemu dengan teman-teman, kami selalu bernostalgia betapa bahagianya masa kecil dulu. Kami juga sering bermain petak umpet dimalam hari apalagi jika purnama tiba.
MASA REMAJA
Dengan berjalannya waktu, cita-citaku juga macam-macam, saya pernah bercita-cita ingin menjadi POLWAN, HAKIM, GURU, dan saya memang masuk ke SPG, ( sekolah Pendidikan Guru) yang saat itu calon murid disaring sangat ketat.
Saat saya kelas 1 SPG, pada hari kamis Legi 3 malam berturut --turut saya tidak dapat tidur, ingatanku senantiasa terbayang kesengsaraan Yesus di salib.
Entah mengapa, seperti ada sesuatu yang mengusik hatiku ada kata yang selalu mengiang " Aku telah menderita untukmu, apa yang akan kau perbuat untuk-Ku?". Disitulah muara suara hatiku menggebu untuk menjadi seorang biarawati. Saya menceritakan segala gejolak hatiku pada mbak Anik, tetangga & sahabatku, dia bilang : "Mbak Puji, pasti Om To ( demikian dia memanggil bapakku, pasti tidak mengijinkan karena dikau anak pertama".

Paginya saya pergi ke Susteran, saya bertemu Sr M. Lusia dan menceritakan segala yang saya alami, suster mengajak saya berdoa di kapel, setelah itu kami duduk berdua dan masih meneruskan curhat saya padanya.
Suster bilang, soal minta ijin kepada bapak dan ibuku itu urusan suster, yang penting saya menyelesaikan sekolah dengan baik. Tak kuduga sore itu suster Lusia datang kerumahku.