Walaupun dalam aturannya usia pengguna FB untuk 18 tahun keatas,kemudian peraturan diperingan yang memperbolehkan anak berusia 13 tahun keatas, namun pada kenyataannya anak kelas 2 atau 3 SD yang rata-rata berusia 8-9 tahun sudah menggunakan Facebook.
Facebook hadir dalam segala warna. Isi tawaran yang menarik untuk menjalin relasi dan komunikasi. Sebagai buku harian elektronik yang memuat gagasan, ide, ungkapan atau tanggapan baik bagi akun pribadi maupun teman / sesama pengguna FB.
Saya menggunakan FB dan merasakan manfaatnya. Ternyata memang banyak hal yang bisa saya gunakan. Misalnya ketika ada kegiatan sekolah entah itu seminar, karya wisata, pentas seni dll, begitu acara selesai, journal berita data foto dan video bisa di upload di FB dan dapat dilihat oleh anak dan orang tua mereka. Jika ada anak yang menulis di FB dengan bahasa yang kurang pas, para guru bisa mengarahkan via FB.
Bagi saya pribadi FB banyak manfaatnya. Saya bisa mempunyai jaringan pertemanan mulai dari anak SD, SMP, SMU, Mudika, Teman sekolah masa kecil dan remaja, Orang tua murid, bahkan Oma Opa mereka serta jaringan hubungan kerja baik dalam maupun luar Negeri, terutama saya bisa berkomunikasi dengan para Suster saya yang berada didalam maupun Luar Negri via FB atau Messager.
Ketika saya diberi tugas oleh kongregasi untuk menjual karcis dinner party, diluar dugaan saya dalam waktu 2 minggu karcis tersebut habis hanya dengan saling kontak via FB dan email . Juga jika ada bencana lam. Ketika para suster SND di Yogya meminta bantuan karena 2 biara, sekolah serta asrama kami untuk menampung pengungsi , saya juga menggunakan jasa FB untuk mencari dana. Meskipun secara fisik saya tidak bersentuhan dengan para pengungsi, namun saya rajin meng upload berita mereka melalui FB, email dan jaringan internet. Hasilnya luar biasa kami dapat segera mengumpulkan dana baik dari dalam maupun luar negeri untuk membantu mereka. Saya heran bahkan teman FB yang belum pernah bertemu dan mereka berada di luar negeri, dengan berita tersebut dia menggerakkan keluarga dan kbahkan mengikuti perkembangan mereka. Rasanya sebagai obat rindu, karena sebagai seorang suster tidak mungkin saya pulang setiap saat ada acara di rumah.
Kami pulang cuti satu tahun sekaliitupun kalau saya bertugas di Indonesia (Jawa), kalau saya bertugas di Luar Negeri atau Luar Jawa, punya waktu Cuti 3 tahun sekali, memang sih waktu dirumah diperpanjang ( 2 Minggu) tidak termasuk perjalanan. Dengan FB hubungan , saling menyapa keluarga, pertemanan berjalan semakin baik dan kita dapat menembus banyak orang.
FB juga dapat untuk karya kerasulan, menuliskan renungan, kata mutiara, opini yang memberi semangat bagi para pembaca .Karena FB digunakan banyak orang sehingga effektif sebagai karya kerasulan. Sebagaimana dikatakan oleh Bapa Suci dalam hari Komunikasi Sedunia ke 44 ditulis demikian :” Menggunakan teknologi komunikasi baru merupakan hal yang perlu dalam menjawab secara tepat tantangan-tantangan yang dirasakan kaum muda di tengah pergeseran budaya masa kini. Dunia komunikasi digital dengan daya ekspresi yang nyaris tak terbatas mendorong kita untuk mengakui apa yang disampaikan oleh St.Paulus:'celakalah aku jika aku tidak mewartakan Injil (1Kor 9:16). Kemudahan mendapatkan teknologi baru yang kian berkembang menuntut tanggungjawab yang lebih besar dari orang-orang terpanggil untuk mewartakan Injil serta termotivasi, terarah dan efisien menunaikan usaha-usaha mereka. Para imam berada di ambang ‘era baru': karena semakin intensifnya relasi lintas batas yang dibentuk oleh pengaruh media komunikasi, demikian pula para imam dipanggil untuk memberikan jawaban pastoral dengan menempatkan media secara berdaya guna demi pelayanan Sabda. ( Pesan Paus Benediktus XVI pada Hari Komunikasi Sedunia ke 44, no 3 )
Penyebaran komunikasi multimedia dengan ragam ‘menu pilihan' tidak dimaksudkan untuk sekadar menghadirkan para imam di internet atau sekadar menjadikan internet ruang untuk diisi. Para imam diharapkan menjadi saksi setia terhadap Injil di dalam dunia komunikasi digital dengan menunaikan perannya sebagai pemimpin-pemimpin komunitas yang terus menerus mengungkapkan dirinya dengan ‘suara yang berbeda' yang dihadirkan oleh pasaraya digital. Dengan demikian, para imam, biarawan/ biarawati ditantang untuk mewartakan Injil dengan menggunakan generasi teknologi audiovisual yang paling mutakhir (gambar, video, fitur animasi,blog dan website) yang seiiring dengan media tradisional dapat membuka wawasan baru dan luas demi dialog, evangelisasi dan katekese. . ( Pesan Paus Benediktus XVI pada Hari Komunikasi Sedunia ke 44, no 4 )
Saya rasa tidak hanya Para iman saja yang bertanggung jawab untuk merasul via dunia digital, namun umat Allah yang bertanggung jawab dan termotivasi untuk Mewartakan Sabda dan menanamkan moral dan karakter yang baik teristimewa pada kaum muda. Maka siapapun yang merasa bertanggung jawab untuk ini alangkah baiknya mau menggunakan dunia digital untuk merasul, menjalin persahabatan dan mencanangkan Bhineka Tungga Ika, serta mengamalkan Pancasila.
Saya pribadi salut dan kagum dengan Mgr. J Pujasumarta ( almarhum Uskup bandung ) yang selalu merasul via internet ya Face Book ( Bahkan sampai 2 akunnya karena yang 1 sudah penuh) dan punya blogspot serta multiply yang memuat berita segar, kocak memberi pencerahan pengetahuan bagi yang mengunjungi situsnya. Sehingga tak heranlah kalau Mgr. Leopoldo Girelli mengumumkan secara "resmi" sebagai Uskup internet Indonesia dan http://pujasumarta.multiply.com sarat dengan kejenakaan, dalam peresmian beliau sebagai Uskup Agung Semarang, waktu itu . ( berita ini saya terima dari Email KAS)