Air  danau  Galilea  yang  membiru, menarik  hasratku  untuk  mendekat, meraup  airnya  yang  dingin  sejuk.  Sesejuk  dan  sebiru  cinta  Yesus  Tuhanku, yang  melingkupi  langit, laut  dan  bumi  begitu  menyatu.  Cinta  yang  biru  tanpa  syarat  yang  telah  memanggil  para  murid-Nya  dan  mewartakan  kabar  sukacita  Bapa  ditepi  danau  ini. Disini  tempat  yang  penuh  rahmat  ilahi, tempat  Dia  bercanda,  berbincang  akrab, menasihati  dan  mengurai  rahasia  Bapa-Nya  kepada  para  murid-Nya.
Kami  baru  saja  mengunjungi  Rumah  Petrus, yang disebelahnya  ada  Synagoga  gaya  Byzantium.  Kini  kami  menuju  Gereja  Primat  Petrus  dengan  berjalan  kaki. Sore itu begitu  nyaman  untuk  berjalan.  Suasana  tempat  disini  begitu  teduh  asri, karena  memang banyak  pohon  tua, di  taman  yang  tertata  rapi.Â
Ada  gereja  kecil dipinggir  danau.  Karena  masih  banyak  peziarah  yang  berdoa   di gereja  Primat  Petrus.  Maka  rombongan  kami  duduk  melingkar  di bawah  pohon  yang  rindang. Ada  altar  kecil  diluar, dikelilingi  tempat  duduk  permanen  yang  dibuat  dari batu bata  dan  semen  seperti  di  sebuah stadion  hanya  dalam  bentuk  kecil  cukup  untuk 150 -- an orang.
Santo  Petrus  sebagai  Paus  PertamaÂ
Tidak  jauh  dari  tempat  itu, masih  dibawah  pohon  yang  rindang  ada  patung  Petrus  yang  bersujud  dihadapan  Yesus.  Kami  mulai  menyanyikan  lagu " Kau  Cintaku  Simon, Petrus."  Untuk  mengenang  peristiwa  penting  dimana  Yesus  mendirikan  Gerejanya  diatas  Batu  Karang!  Para  peziarah  bernyanyi  dengan  begitu  bersemangat.Â
Setelah  itu  kami  mendengarkan  bacaan  dari  Ijil  Matius 16:13 -- 20 :, "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?" Para rasul menjawab, "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi." Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?"Â
St Petrus, yang waktu itu masih dikenal sebagai Simon, menjawab, "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" Kristus tahu bahwa jawaban ini berasal dari Allah,lalu  kata  Yesus  kepada  Simon :  " Berbahagialah  engkau  Simon  bin  Yunus, sebab  bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga."
Dengan  jawaban  ini, Yesus berkata kepada Simon, "Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya." Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga."Lalu Yesus melarang murid-murid-Nya supaya jangan memberitahukan kepada siapa pun bahwa Ia Mesias.
 Kisah  di atas  juga  dapat  kita  baca  di  Injil  Markus 8 : 27 -- 30 & Lukas 9 : 18 -21 yang  merupakan  Ijil  Sinoptis.  Sungguh  sangat  menarik  peristiwa  ini  bagi  kita  umat  Katolik. Peristiwa  tersebut  merupakan  dasar  yang  kuat  atas  pemilihan  Petrus  sebagai wakil  Yesus, Paus I  yang  mendapat  mandat  dari  Yesus  untuk  memimpin  gereja  pejuang,  umat-Nya  dibumi  ini  untuk  menuju  Tanah  Air  Surgawi.  Saya  jadi  ingat  sewaktu  mengajar  agama  di  SD  dulu, berulang  kali  saya  menerangkan  hal  ini  kepada  anak-anak.  Sebagai  Orang  Katolik  kita  mesti  taat  kepada  Paus, sebagai  wakil  Yesus  didunia  ini.  Dengan  Jelas  Yesus  memberi  mandat  dan  tugas  kepemimpinan  kepada  Petrus.