Mohon tunggu...
Monic Patricia
Monic Patricia Mohon Tunggu... Mahasiswa - instansi

saya merupakan mahasiswa semester 1 jurusan Ilmu Komunikasi di universitas sultan ageng tirtayasa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pengaruh Media sebagai Komunikasi Politik dalam Membentuk Persepsi dan Keputusan Pemilih

26 Desember 2024   14:00 Diperbarui: 26 Desember 2024   13:57 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Di era digital seperti saat ini terdapat suatu komunikasi baru yang lebih cepat, efisien, dan pastinya lebih luas jangkauan audiens nya sehingga konten-konten dengan topik politik telah menjadi hal yang umum untuk dibicarakan dalam komunikasi masyarakat sehari-hari. Proses tersebut adalah bagian dari komunikasi politik yang dapat dilakukan oleh siapa saja tanpa memandang latar belakang, jabatan, suku, gender, atau aspek lainnya. Dalam hal ini, komunikasi politik diartikan sebagai usaha yang disengaja untuk memengaruhi masyarakat melalui persuasi dalam ranah politik.

Tujuan utama komunikasi politik saat ini adalah untuk membentuk opini publik. Terlebih di era reformasi ini indonesia merupakan negara yang terbuka dan transparansi sehingga semua orang mempunyai hak untuk bersuara dan mendapatkan informasi terkait politik. Para politikus dan pihak-pihak yang terlibat dalam politik harus menyadari pentingnya membangun persepsi positif di mata masyarakat, karena keberhasilan mereka dalam meraih dukungan publik sangat bergantung pada seberapa baik mereka mengelola opini yang berkembang dimasyarakat. Tidak ada peningkatan popularitas kandidat politik tanpa dukungan opini publik sehingga komunikasi politik dan opini publik sangat erat banget kaitan nya dalam mendukung dan memperkuat satu sama lain.

Opini publik sangat menarik untuk dibicarakan karena banyak faktor yang mempengaruhinya dan komunikasi politik selalu berkaitan dengan hal tersebut. Proses politik tidak akan terjadi tanpa adanya komunikasi politik yang dimana dapat membentuk persepsi atau opini publik. Pesan-pesan politik dapat disebarkan melalui berbagai saluran media untuk membentuk persepsi masyarakat. Dimana sekarang perkembangan digitalisasi dan teknologi informasi berkembang sangat pesat sehingga telah mengubah cara media menyampaikan berita dan mempengaruhi opini masyarakat. Munculnya teknologi baru ini, membuat penyebaran informasi yang lebih cepat, luas, dan terkadang tidak terkontrol yang pada akhirnya dapat memperkuat atau bahkan memanipulasi persepsi publik.

Media memainkan peran yang sangat penting dalam membentuk persepsi publik dan mempengaruhi keputusan pemilih terutama di negara seperti Indonesia yang memiliki masayarkat yang beragam dan lanskap politik yang rumit. Media berfungsi sebagai alat komunikasi utama penghubung antara masyarakat dan kandidat politik untuk menyampaikan pesan politik yang akan mempengaruhi atau membentu opini publik. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan terikat antara media, opini publik, dan keputusan politik yang menentukan bagaimana demokrasi berjalan.

Media dalam Komunikasi Politik

Komunikasi politik merujuk pada diskusi politik yang berlangsung dalam konteks perbedaan dan persetujuan. Untuk mencapai konsensus, perbedaan pandangan di antara masyarakat diproses melalui dialog. Konsensus yang telah disampaikan secara publik disebut opini, sementara pemikiran atau kesepakatan yang belum diungkapkan secara terbuka tetap dianggap sebagai sikap. Pandangan ini sejalan dengan perspektif bahwa komunikasi politik berlangsung melalui komunikasi massa, dengan pesan-pesan yang bersifat umum dan relevan. Dalam konteks ini, opini publik mengacu pada sesuatu yang diungkapkan (bersifat eksternal), disampaikan kepada khalayak, atau diketahui oleh masyarakat luas (Tabroni, 2012:88-89).

Media massa merupakan saluran yang sangat penting dalam komunikasi politik karena berfungsi sebagai jembatan antara kandidat dengan publik. Media merupakan saluran untuk menyampaikan pesan komunikasi politik kepada khalayak luas untuk mempengaruhi opini publik. Media massa yang tradisional seperti televisi, radio, maupun surat kabar memainkan peran dalam menyampaikan informasi politik. Di zaman digitalisasi saat ini, media sosial telah menjadi alat yang lebih efisien dalam membentuk opini publik berkat kemampuannya menjangkau audiens yang lebih luas secara cepat dan interaktif.

Dalam era teknologi yang semakin berkembang saat ini, media sosial telah berkembang juga menjadi platform atau alat yang sangat berpengaruh dalam komunikasi politik. Media sosial dapat menjangkau khalayak luas dalam waktu singkat dan dapat menyebarkan informasi secara instan. Konten viral yang tersebar di situs web seperti Twitter, Instagram, dan Tiktok memiliki kemampuan untuk memicu perdebatan yang luas komunikasi politik, mempercepat penyebaran informasi, dan dengan cepat membentuk opini publik. Media sosial saat ini bukan hanya alat komunikasi politik tetapi telah berkembang menjadi tempat pertempuran ide-ide politik yang semakin sengit yang dimana, berbagai kelompok, individu, dan partai politik bersaing untuk mendapatkan dukungan publik dan perhatian publik.

Pembentukan Persepsi atau Opini Publik Melalui Media

Opini publik tercipta melalui proses perpaduan pemikiran, perasaan, dan pendapat yang disampaikan masyarakat dalam ranah komunikasi politik. Pembentukan opini publik melibatkan interaksi yang kompleks antara komunikasi politik dan masyarakat luas. Opini publik juga dipandang sebagai kekuatan politik yang berperan penting dalam menopang demokrasi (Tabroni, 2012:83-84). Salah satu konsekuensi dari pesan politik adalah terbentuknya opini publik. Dalam proses komunikasi, pesan politik yang disampaikan oleh politisi kepada masyarakat melalui media massa akan diolah oleh penerima pesan, sehingga masyarakat bertransformasi menjadi penghasil opini publik. Media massa berfungsi sebagai saluran komunikasi dua arah yang bersifat timbal balik (Tabroni, 2012:80-81).

Strategi komunikasi politik yang efektif, menurut model Harold Lasswell yang terkenal dengan rumusan "Who says what in which channel to whom with what effects?" yaitu strategi yang baik itu ketika mampu membentuk opini publik yang sesuai dengan tujuan politik tertentu. Kandidat, partai, atau kelompok politik dapat memanfaatkan media untuk menyebarkan pesan yang bertujuan untuk memengaruhi persepsi publik terhadap kebijakan atau isu tertentu. Media sering kali digunakan dalam pemilu Indonesia untuk menekankan kepribadian kandidat, janji kampanye, dan perspektif mereka tentang masalah strategis. Ini menghasilkan cerita yang dapat memengaruhi pilihan pemilih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun