Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana (FPB UKSW) telah menjalankan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Sumberejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang. Kegiatan KKN ini dilakukan oleh 44 mahasiswa dan mahasiswi dari FPB UKSW pada rentang waktu 20 Oktober 2023 hingga 21 November 2023, terbagi ke dalam 7 kelompok yang bertugas melaksanakan program kerja di setiap Dusun di Desa Sumberejo. Salah satu kelompok yang terlibat dalam KKN di Dusun Banaran, Desa Sumberejo, adalah kelompok 3. Anggota kelompok ini terdiri dari Bayu Aji Utomo (522019010), Sindy Widianingrum (522019033), Tik Hian (522019026), Dina Rina Aprilia (522020024), Monica Angel Mahulete (522020014), Marchellinus Gigih Hernanda (522020042). Kelompok ini dipandu oleh Dosen Pembimbing, Dr. Ir. Yuliawati, M.P., dan didampingi oleh Bapak Ahmad Nastain sebagai pendamping lapangan. Program kerja yang dijalankan oleh kelompok 3 adalah "Pemberdayaan Masyarakat Dusun Banaran Desa Sumberejo melalui inovasi pengolahan labu siam menjadi manisan," dan kegiatan ini berlangsung selama 32 hari.
Dusun Banaran, terletak di lereng Gunung Merbabu, Desa Sumberejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang yang sebagian besar penduduknya menggantungkan hidup pada sektor pertanian. Tanaman hortikultura, khususnya labu siam, menjadi salah satu komoditas utama yang dibudidayakan oleh masyarakat setempat. Menurut data BPS tahun 2021, produksi labu siam di Kabupaten Magelang mencapai 12.176 kw, namun mengalami penurunan produksi. Oleh karena itu, upaya inovatif dalam pengolahan labu siam diharapkan dapat menjadi solusi yang efektif untuk memenuhi kebutuhan akan produk olahan labu siam.
Labu siam(Sechium edule Jacq Swartz), memiliki manfaat kesehatan yang belum banyak dikenal oleh masyarakat. Menurut penelitian oleh Fatmasari (2017), labu siam mengandung nutrisi yang dapat membantu menurunkan kadar kolesterol, mengurangi risiko penyakit kanker, meningkatkan daya tahan tubuh, menjaga kesehatan jantung, dan mendukung fungsi hati. Meskipun begitu, minimnya pengetahuan masyarakat tentang manfaat dan cara pengolahan produk dari labu siam menyebabkan banyaknya labu siam yang tidak dimanfaatkan, bahkan dibiarkan begitu saja atau diberikan kepada hewan ternak ketika harganya rendah. Oleh karena itu, inovasi pengolahan labu siam menjadi manisan diharapkan dapat memberikan nilai tambah pada produk sayuran tersebut.Kelompok 3 dalam pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) memilih pendekatan kepada masyarakat melalui kegiatan sosialisasi dan pelatihan sebagai praktik nyata dalam inovasi pengolahan labu siam menjadi manisan. Sosialisasi dan pelatihan ini ditujukan kepada ibu-ibu di Dusun Banaran Desa Sumberjo, dengan tujuan utama untuk meningkatkan pemahaman mereka dalam mengolah labu siam menjadi manisan, sehingga dapat memberikan nilai tambah pada sayuran tersebut.
Respon positif diterima dari ibu-ibu di Dusun Banaran Desa Sumberjo dalam proses sosialisasi dan praktek tersebut. Mereka menyadari bahwa labu siam dapat diolah menjadi makanan yang tidak hanya berfungsi sebagai pelengkap makanan, melainkan juga memiliki potensi menjadi manisan yang lezat. Pembuatan manisan labu siam yang menggunakan alat dan bahan yang mudah ditemukan memudahkan para ibu-ibu untuk mencoba membuat manisan tersebut. Dalam proses pembuatan manisan labu siam, beberapa alat dan bahan yang dibutuhkan termasuk: [tambahkan alat dan bahan yang diperlukan]. Pisau Baskom, parutan keju, wajan, spatula, kain, labu siam, jeruk lemon, vanili, pewarna makanan, dan gula pasir.
Pembuatan manisan labu siam dimulai dari:
- Kupas labu siam hingga bersih dan potong menjadi 2 bagian.
- Cuci labu siam hingga bersih.
- Parut labu siam yang sudah dicuci bersih.
- Peras labu siam yang sudah diparut menggunakan kain hingga kandungan air   dalam labu siam hilang.
- Campurkan ampas labu siam dengan gula pasir, vanili, dan perasan air lemon.
- Masak labu siam dengan api kecil matang dan tekstur yang lengket.
- Jika sudah matang beri pewarna dan aduk secara merata.
- Bungkus manisan dengan kemasan.
Dengan menggunakan takaran 1 kg labu siam, 1 buah jeruk lemon, 2 gr vanili, dan 150 gr gula pasir yang dicampur menjadi satu dan dimasak hingga menyatu, proses pembuatan Manisan Labu Siam telah melakukan uji laboratorium glukosa dengan metode analisis kadar gula reduksi (Glukosa, fruktosa). Hasil analisis menunjukkan bahwa kadar gula reduksi sebesar 23%, yang dapat dianggap aman untuk dikonsumsi. Informasi ini disambut baik oleh para ibu-ibu di Dusun Banaran Desa Sumberjo, karena mereka melihat nilai tambah dari labu siam. Hal ini memungkinkan mereka mengolah labu siam menjadi manisan, yang menjadi alternatif menarik ketika harga labu siam turun. Selain itu, ibu-ibu di Dusun Banaran Desa Sumberjo juga berencana menggunakan manisan labu siam sebagai camilan pada saat acara yasinan, Saparan, dan Hari Raya Lebaran.
Selama pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN), selain melaksanakan program inovatif pengolahan labu siam menjadi manisan, kelompok 3 juga mengembangkan alat pemanen kabut dan sistem irigasi tetes yang bermanfaat bagi para petani saat musim kemarau. Alat pemanen kabut ini dirancang untuk menangkap kabut yang kemudian diubah menjadi air, dialirkan ke drum air, dan selanjutnya digunakan dalam sistem irigasi tetes. Sistem ini membantu efisiensi penyiraman tanaman selama musim kemarau, menghindarkan pemborosan air bagi para petani dan memastikan tanaman mendapatkan pasokan air yang cukup. Program pembuatan alat pemanen kabut dan sistem irigasi tetes disosialisasikan kepada kelompok tani Sido Makmur di Dusun Banaran Desa Sumberjo, memberikan manfaat yang signifikan bagi petani yang menerima ide alat pemanen kabut dan sistem irigasi tetes.
Selain proyek tersebut, kelompok 3 juga melaksanakan pelatihan ecoprint kepada siswa-siswi Mi Maarif Sumberjo dengan menggunakan bahan alam untuk berkreasi. Pelatihan ini diberikan kepada siswa-siswi kelas 1 dan 2 menggunakan totebag dan daun-daun yang ditemukan di sekitar Mi. Respon terhadap pelatihan ini sangat positif, baik dari siswa-siswi Mi Maarif maupun dari para guru. Siswa-siswi sangat antusias mengikuti pelatihan, dapat bebas berkreasi, sementara para guru terinspirasi untuk mengadakan kegiatan serupa di kelas-kelas lainnya.
Selain melaksanakan program kerja Kuliah Kerja Nyata (KKN), kelompok 3 juga turut serta dalam membantu para petani di Dusun Banaran Desa Sumberjo. Kelompok 3 terlibat dalam berbagai kegiatan di ladang, seperti melakukan penggemburan tanah, pemupukan, penanaman sayuran, pemasangan mulsa, panen sayuran, dan membersihkan lahan petani sekitarnya. Selain kontribusi pada sektor pertanian, peserta KKN kelompok 3 juga aktif mengikuti kegiatan masyarakat di Dusun Banaran Desa Sumberjo, termasuk di dalamnya Posyandu, kelompok Pemuda Pemudi, kelompok Bapak Ibu Dusun Banaran, dan kegiatan lainnya. Melalui partisipasi dalam kegiatan yang diadakan oleh masyarakat setempat, diharapkan bahwa mahasiswa/i KKN kelompok 3 dapat membangun hubungan sosial dan akrab dengan warga Dusun Banaran. Kehadiran Kuliah Kerja Nyata (KKN) ini juga memberikan kesempatan bagi mahasiswa/i untuk berinteraksi dan berbagi pengetahuan dengan petani, memungkinkan mereka untuk menerapkan ilmu yang telah dipelajari serta saling bertukar pengalaman di lapangan.